"Selamat ulang tahun dhan" seketika ku terbangun melihat wanita paruh baya tersenyum dan sedang memegang kue ulang tahun yang tertulis angka 18 dengan hiasan gambar gitar di atas kue itu.
"terima kasih bu" ucapku sambil mengusap mataku yang setengah sadar dan mengecek jam di handphoneku dan "astaga sudah hampir jam 12 siang" sontak aku lompat dari tempat tidur bergegas untuk mandi, mengingat aku sudah punya janji latihan band bersama teman-temanku, aku pasti terlambat lagi.
oh iya, namaku Afdhan Danadyaksa orang orang biasa memanggilku Adhan, seorang mahasiswa semester awal dan juga seorang musikus di band yang kami dirikan sekitar 2 tahun lalu, aku seorang gitaris sekaligus penulis lirik-lirik lagu di band itu yang berbau kritis dan protes terhadap pemerintah dan kaum kapital di kota ini. selain bermain musik untuk bandku ini aku juga hobby bermain bola dan membaca buku serta menulis di blog pribadiku.
setelah mandi aku buru buru memakai baju, jaket jeans dan sepatu tua favoritku, mengambil gitar dan tas ranselku yang berisi buku buku bacaanku dan lirik lirik yang kutulis. "kok buru buru sekali? makan dulu" ucap ibuku sambil duduk di kursi tempatnya menjahit. iya hobi ibuku adalah menjahit, terkadang juga melukis, menemani hari hari kesepiannya setelah berpisah dengan ayahku beberapa tahun yang lalu. "nanti saja bu, makan diluar" kataku sembil sedikit berlari kearah pintu keluar.
ku pasang headset di telingaku sebelum ku kenakan helm dan bergegas ke tempat latihan, mereka pasti sudah menunggu. oh iya ini kan bulan desember tepat hari ulang tahunku, sepertinya aku terlalu sibuk dengan aktifitasku sampai lupa hari ulangtahunku sendiri, tapi ibu masih saja mengingatnya setiap tahun dan selalu memberikanku hadiah, bahkan gitar yang kubawa ini hadiah darinya 2 tahun lalu karena tau kecintaanku terhadap musik, dan selalu membeli kue dengan lilin angka sesuai umurku yang baru, mungkin dia masih menganggapku anak kecil, entahlah.
kupacu motorku agar segera sampai di tujauan, "teman teman pasti sudah menungguku". sesampaiku di studio tempat biasa kami latihan dan nongkrong menghabiskan waktu, kulihat mereka yang duduk di teras studio dengan wajah yang tak enak, aku tau betul ekspresi wajah itu, mereka pasti kesal karena aku sering terlambat, tapi hari ini aku hanya terlambat 6 menit. "lagi lagi terlambat, kapan band kita mau berkembang kalo kayak gini" kata Peter terlihat sangat marah padaku. Peter Kai adalah pemain drum di band kami sekaligus yang mendirikan band ini bersamaku sejak kami SMA. "aku kan cuma telat 6 menit, lagi pula kita belum lengkap." kataku membela diri.
seketika ada yang menyiramku dengan air dari arah belakang, "sureprise" "Selamat ulang tahun Adhan" seketika suasana panas menjadi pecah dengan gelak tawa teman teman yang bersembunyi dan keluar dari dalam studio, disana juga ada wanita cantik bernama Intan yang membawa kotak kado kecil, mereka telah merencanakan semua ini ternyata. "aktingku bagus kan hahaha" ucap peter sambil tertawa lebar.
ada Intan juga ternyata, aku dan Intan sudah menjalin hubungan sejak kami duduk di kelas 2 SMA.
"selamat ulang tahun ya jelek" Intan tersenyum sambil memberikan kado kecil itu padaku. dan memberikan kode agar tidak membuka kado itu di tempat ini. baiklah, kusimpan kado itu di dalam tas ranselku.
hari itu kita habiskan dengan latihan, makan siang, bercanda tawa, hingga malam tiba "kita lanjut besok ya" kata Randi, salah satu personil band kami pemain bass yang baru bergabung setelah lulus sekolah yang juga kakak kelasku sekaligus senior intan dikampusnya.
aku pulang kerumah dengan perasaan bahagia karena menyadari teman temanku ternyata sangat peduli denganku. sampai dirumah ku dapati Ibuku sedang menonton dan sesekali mengecek handphonnya, sepertinya mngkhawatirkan sesuatu.
"aku pulang bu" ucapku pelan,
"Waalaikumsalam, akhirnya pulang juga, Ibu masak makanan kesukaanmu tadi" senyumnya
"Ibu belum tidur udah jam segini?" tanyaku tak menghiraukan
"makan dulu ya baru ibu tidur" pintanya
"iya iya bu, aku makan sekarang" ucapku menenangkannya.
sepertinya ibu masih saja menganggapku seperti anak kecil,
tapi dia sungguh belum tidur menungguku pulang dan makan malam.
meskipun begitu, hari ini adalah hari paling membahagiakan bagiku, waktunya membuka kado dari Intan, kado kecil itu dibungkus rapih dengan kertas kado berwarna biru muda, sambil menebak nebak apa isinya, dan setelah kubuka ku liat sebuah jam tangan ber-merk disana, dan selembar surat di dalam amplop yang isinya pasti ucapan selamat ulang tahun."terima kasih jamnya keren" ku kirim pesan singkat pada Intan.
terima kasih tuhan Engkau masih menganugerahkan orang orang yang peduli denganku yang menyayangiku dan masih setia bersamaku disaat saat sulit maupun senangku. ada Ibu, teman teman personil bandku, sahabat sedari masa sekolah, dan orang yang paling kusayangi, Intan.
Intan adalah sorang wanita yang ku kenal sejak pertama masuk SMA, cewek yang super duper cuek, cuek sama cowok maksudnya, soalnya dia punya banyak teman di Sekolah, meskipun yang sangat dekat dengannya hanya 2 orang, Indi dan shinta. namun kita punya banyak kesamaan, kita sama sama suka membaca dan menulis di blog pribadi. kini dia melanjutkan kuliah di fakultas Kedokteran di kampus yang berbeda dengan Indi dan Shinta sahabatnya. sampai akhirnya ku menaklukan hatinya, bermula saling mention di twitter tapi saat ketemu langsung di sekolah malu malu, dan naik kelas 2 baru ku berani mengutarakan perasaan melalui sebuah surat yang ku titipkan kepada Indi, sahabatnya.
ku ingat waktu itu di depan kelasnya, "awas jangan dibuka ya" kataku sambil memberikan secarik kertas terlipat kecil kepada Indi berharap dia memberikan kepada Intan, "kenapa harus pake surat sih" gerutu indi sambil berjalan meninggalkan kantin,
"terima kasih indi, saya yakin dia pasti suka sama surat itu" kataku setengah teriak kepada indi.
sebagai cewe yang sangat suka membaca dia pasti suka ku kirimi surat itu. mengapa aku memilih menyampaikan pesan melalui surat, bukan melalu BBM atau SMS, karena dengan menuliskan kata kata ini aku berharap dia membaca ini layaknya membaca buku kesukaannya. lagi pula mengutarakan perasaan melalui pesan online sudah sangat Mainstream kala itu, atau menyampaikan langsung perasaan kepada wanita yang belum dekat sebelumnya terasa sedikit memalukan.
teruntuk :
wanita yang berada diluar jedela kelasku, Intan.
meski hanya bisa menatap dari balik jendela kelas, kau begitu Indah
layaknya fajar yang hampir tenggelam bersembunyi di balik garis khatulistiwa
memipikanmu ada disisiku adalah hal terbaik di hari hariku
kuingin membawamu mengelilingi pikiranku, akan ku temani kau
tersesat didalamnya
dan kukenali kau suatu ruang bernama "rahasia" tempat paling aman
menyembunyikan perasaanku, kau akan menemui segala tentangmu disana.
maukah kau bercerita tantang hal hal yang kau sukai untuk mengisi hari hariku?
atau sekedar menjadi tempatmu melampiaskan keluh kesahmu, aku siap.
dariku yang menunggu balasan :
Afdhan Danadyaksa