Chapter 140: Bab 140; Kenapa kamu tertawa?

Mereka duduk berhadapan. Mereka dapat melihat seluruh keluarga mereka sementara para pembantu dan pekerja lainnya terkumpul di van polisi yang lain.

Petugas polisi yang duduk di kursi dekat pintu tiba-tiba menoleh dan menatap pria tersebut. Salah satu petugas polisi mengangkat cambuknya dan dengan kasar memukulnya dari bahu hingga ke bagian bawah dada.

"Arrg!" Dia mengerang kesakitan saat mencoba memijat area tersebut dan meredakan rasa sakit tapi itu mustahil dengan tangannya yang diborgol. Matanya berkaca-kaca saat dia menatap petugas polisi dengan penuh kebencian.

Dia sudah merasa terhina karena telah ditangkap dan memastikan mereka memborgolnya, dan sekarang, mereka memukulinya di depan seluruh keluarga. Bagaimana dia berani? Seandainya mata bisa memakan seseorang.

Petugas polisi menatapnya dingin dengan mata menakutkan yang menunjukkan betapa mereka tidak takut pada saat itu, dan mereka bisa memukulinya habis-habisan jika dia berani bertingkah di depan mereka.