Lee Kuan Yu tengah memperhatikan sekeliling ruangan itu. Kepala pria itu memang hancur, bahkan tak lagi menyisakan bagian kepala yang utuh. Benar-benar retak, bahkan hanya menyisakan bagian tulang leher yang telah hancur.
Wajar saja, jika Taek Wo merasa jijik melihat mayat tersebut. Mual? Tentu dia rasakan, untung saja dia di berikan obat untuk menghentikan rasa mualnya oleh tim forensik yang sedang bertugas.
"Oke, jujur. Aku baru pertama kali melihat mayat seperti ini. Ini sih, ngeri banget Kuan Yu," kata Taek Wo sambil mencoba untuk membuat dirinya merasa baikkan. "Perutnya, kepalanya. Oh My God, ini pembunuh sadis banget," kata Taek Wo. "Tolong, jauhkan mayat itu dariku," pintah Taek Wo.
"Tidak bisa Taek Wo," kata Lee Kuan Yu.
"Tolong napa sih, aku mana bisa kerja jika melihat mayat seperti ini? Udah kepala nggak ada lagi, isi perutnya udah melorot ke lantai gitu. Hoeekkk… Jijik banget ini,Kuan Yu," kata Taek Wo dengan ekspresi jijik miliknya.
"Lebay deh,"