{Melisa}
Matahari pagi menembus melalui jendela, memancarkan cahaya hangat di seluruh kamar Melisa.
Ia duduk di atas tempat tidurnya, ekornya bergerak-gerak gelisah saat ia mengulang-ulang catatan kemarin untuk keseratus kalinya.
Di sekelilingnya berceceran lembaran kertas yang Melisa telah kumpulkan.
Lembaran-lembaran yang berisi mantra-mantra merusak, berfokus pada pertempuran, khususnya.
Dalam perjalanan pemahamannya terhadap sifat-sifat beragam dari Sihir Darah, Melisa telah mengambil beberapa mantra secara acak dan mencoba mengerti mengapa mereka bekerja seperti itu.
Dengan kata lain, jika dia bisa menciptakan bola-bola bercahaya dengan Sihir Air, seperti yang dilakukan sebelumnya, atau perisai dengan Sihir Api, mengapa mantra Sihir Darah tidak bisa melakukan lebih dari sekadar melukai orang lain? Mengapa sebuah mantra Sihir Darah tidak bisa berfungsi tanpa pengorbanan?
Alhasil, ia tak mendapatkan jawaban.