"Guru, Paman. Kalian lakukan saja nanti. Kami tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu kalian selesai bertarung," Fu Xie Lan tiba-tiba bersuara. Entah apa yang terjadi, setiap kali kedua pria tua itu bertemu, pasti mereka akan bertarung. Sama seperti ketika pertama menginjakkan kaki di menara ini, serangan tiba-tiba yang awalnya ia kira sebagai bahaya ternyata hanyalah serangan dari Xiao Ying. Tidak hanya itu, sebab Xue Ning juga menceritakan hal yang sama. Bahwa kedua pria itu selalu saja ingin mengadu kekuatan.
Mendengar suara Fu Xie Lan, kedua pria tua itu segera kembali ke posisi tegaknya seperti semula, lalu tertawa bersamaan. Membuat gadis itu memutar bola matanya jengah.
"Hehe, baiklah, Nak. Maafkan kami," ucap Xiao Ying.
"Ayo kita lanjutkan," tambahnya lagi mulai melangkah.
Tetua Huang Bao hanya mengangguk lalu mengikuti pria tua itu dari belakang, di susul Fu Xie Lan dan yang lainnya.