Sebuah suara kembali berdengung dikepalanya, sontak Clara menoleh mencari asal suara itu. Namun kembali tak menemukan apa apa. Mendengar suara suara asing disekitarnya membuatnya kembali bingung.
"Sebenarnya, ada apa dengan semua ini?"
"Aku bahkan tak tahu mengapa aku terlempar ke tubuh gadis ini," keluhnya
Berbagai macam pertanyaan kembali memenuhi kepalanya, melihat ingatan pemilik tubuh sebelumnya, ia bahkan tak pernah mengetahui tempat seperti apa dunia ini. Mencoba kembali memilah ingatan pemilik tubuh sebelumnya, namun tak ada yang aneh, itu hanya ingatan tentang seluruh kehidupannya di kerajaan Zu, hanya ingatan tentang kehidupan masa kecilnya hingga malapetaka menimpanya. Itu tidak jauh berbeda dengan kehidupannya sebelum ia memasuki tubuh ini.
Satu satunya petunjuk yang ia temukan pada ingatan gadis pemilik tubuh sebelumnya adalah hutan terlarang. Sebuah hutan yang sangat berbahaya, tidak ada manusia yang berhasil keluar dari hutan itu, entah ia dimangsa hewan buas ataukah ada hal lainnya. Tidak ada yang tahu.
Namun, hal yang ditemukannya sama sekali berbeda, berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan. Ia bahkan tak melihat seekor hewanpun mendekatinya apalagi mengganggunya. Hanya suara kicauan burung, gemerisik dedaunan yang diterpa angin dan sekarang sebuah aliran sungai yang sangat indah terpampang didepannya.
"Berbahaya? Jika saja tempat seperti ini ada dalam kehidupanku sebelumnya, ini lebih cocok menjadi tempat untuk berwisata," gumamnya pada diri sendiri merasa heran dengan ingatan pemilik tubuh ini.
Berdiri linglung, masih belum bisa menerima semua yang terjadi padanya, suara langkah kaki memecah dedaunan kering ditanah refleks membuatnya waspada, iris violetnya mengamati sekitar dengan jelas. Beberapa meter dari tempatnya berada, sesorang berjalan menuju kearahnya. Melihat sosok itu semakin dekat seketika membuatnya bangkit mencari batu besar untuk bersembunyi.
Diam diam mengamati itu adalah seorang pria tua bertubuh pendek dengan jubah abu abu yang melekat pada tubunya.
"Sepertinya pria tua itu sendirian," pikirnya mencoba menebak karena tak menemukan orang lain disekitar pria tua itu.
"Mengapa ada makhluk tua yang berkeliaran di hutan ini?" gumamnya masih mengamati sosok yang sedang berdiri di tempat tepat sebelumnya ia berada.
***
Alisnya berkerut samar, jelas bahwa ia merasakan kehadiran seseorang disini sebelumnya, namun sekarang ia bahkan tak menemukan satu makhlukpun.
Ia benar benar penasaran tentang kejadian yang terjadi semalam.
Malam ketika ia baru saja memasuki hutan terlarang untuk mencari beberapa tanaman langka, hal tidak terduga disaksikan oleh matanya sendiri, cahaya membentuk sulur sulur energi kehidupan memenuhi seluruh hutan, cahaya yang berasal dari seluruh tanaman dan hewan. Cahaya itu menuju ke suatu tempat yang ia juga tidak tahu dimana.
Meskipun energi yang dikeluarkan sangat kecil, tapi bila energi lemah itu digabungkan dengan seluruh yang ada dihutan, maka akan menjadi energi yang bahkan jika diserap oleh tubuh sesorang akan membuatnya meledak.
Perasaan ingin tahu membuatnya melupakan tujuan utamanya memasuki hutan ini, dengan pikiran bahwa mungkin ia akan menemukan harta berharga. Memutuskan berbalik mencari sumber keanehan yang terjadi hingga pagi menjelang.
Ketika ia sudah putus asa akan pencarian yang tak kunjung mendapatkan hasil, samar samar ia merasakan kehadiran seseorang. Dan itu adalah seorang manusia.
"Mungkin masih ada harapan," pikirnya. Meskipun itu seorang manusia, namun siapa yang tahu jika manusia itu mungkin mengetahui sesuati tentang keanehan semalam. Ia bahkan tak mau repot repot berpikir tentang apa yang dilakukan oleh manusia di hutan yang berbahaya ini. Dan disinilah ia berada, ditepi sungai tempat ia merasakan aroma kuat kehadiran seorang manusia.
Tiba tiba pandangannya taralihkan oleh sebuah jejak kaki di tanah berpasir tak jauh dari tempatnya berdiri, mengikuti kemana arah jejak kaki itu, pandangannyaa kemudian berakhir disebuah batu besar. Sudut bibirnya terangkat, tersenyum penuh makna. Kembali menjauhkan pandangannya dari batu besar itu, mimilih memandang birunya langit yang membentang luas.
Senyumnya menggantung, tangannya perlahan terangkat membelai jenggot panjangnya yang sudah memutih seluruhnya.
"Hmmm, sepertinya makhluk kecil ini tak berniat menunjukkan diri, baiklah mari kita lihat sampai kapan ia akan bertahan diposisinya," pikirnya, kemudian memilih batu yang tepat untuknya duduk bersandar.
***
Sementara disisi lain, Clara yang melihat tingkah makhluk tua yang tak jauh darinya membuat alisnya terangkat sebelah, bingung.
Sedari tadi ia mengutuk dirinya sendiri karena benar benar ceroboh, sebuah kesalahan yang tidak pernah terjadi semasa hidupnya.
Sekarang karena kecerobohannya, ia benar benar yakin bahwa makhluk tua itu sudah mengetahui keberadaannya.
Tiba tiba hal yang tak pernah terpikirkan olehnya terjadi didepan matanya membuatnya tertegun. Segera segala sikap waspada yang dilakukan sebelumnya seketika menjadi tidak berguna saat melihat sosok tua itu sekarang sedang duduk bersandar disebuah batu, bersantai, menikmati sinar matahari pagi yang perlahan menjadi semakin terik, seolah dirinya tak menjadi ancaman yang berarti untuk makhluk tua itu.
"Makhluk tua yang aneh."