Download App
95% Re-Life in Hollywood 1983 / Chapter 19: Chapter 19

Chapter 19: Chapter 19

Aktivitas keluarga Lee dan Louis menjadi berbeda setelah Martin cucu dan putra mereka membuat dua karya yang menjadi booming besar di negara Amerika ini.

Dan mungkin dunia karena Martin sedang meeting dengan pemimpin direksi semua divisi di perusahan MartaLe.

"Aku berencana ingin rilisan komik Dragon Ball dan Teenage Mutant Ninja Turtles dirilis secara global, tapi secara bertahap , berhubung komik kita sangat populer di negara kita dan Kanada , aku ingin Amerika Selatan dan tengah juga tahu tentang karya kita ini, secara bertahap rilisan komik MartaLe meluas diseluruh kawasan Amerika serikat dan tahap ke dua ke Eropa, Asia dan Afrika" ujar Martin kepada pemimpin direksi semua divisi.

"Karena kita tahu komik MartaLe akan sangat populer sampai ke ranah global , dan saya tahu tugas ini akan berat oleh staf divisi distribusi MartaLe, tapi ini pokok pentingnya dan ini langkah awal kita menuju jalan cahaya terbaik bagi perusahaan dan bagi kita semua" jelasku kepada mereka mengangguk mengerti dan agenda selanjutnya adalah agenda masa depan.

"Bagaimana di kelompok animasi, apa masih ada kendala untuk pembuatan animasi bergerak khusus komik MartaLe?" tanya Martin.

"Untuk sekarang proses persiapan dalam studio sudah mulai lancar, meski kita masih kekurangan beberapa alat tapi kami sedang mengusahakannya, komputer grafis dan komputer animasi mereka merasa dua faktor ini masih ada kekurangan karena mereka ingin ke sempurnaan tanpa hambatan apa pun jadi kami masih bernegosiasi kepada orang-orang di bidang komputer dan teknologi untuk membantu kami dan juga studio animasi Marvel sedang dibangun dan sama-sama ikut dalam tahap negosiasi meja" jelas pemimpin direksi divisi animasi.

Martin mengangguk mengerti Karna dia tahu sekarang kakeknya dan kawan-kawan nya sedang sibuk sampai lembur di kantor mereka dan juga aku dengar dari kakek Stan , orang-orang Marvel ingin membuat toko merchandise mereka sendiri seperti MartaLe yang sekarang masih tahap pembangunan setengah jadi, karena menurut mereka inspirasi MartaLe membuka mata mereka akan sesuatu yang bisa membuat itu menjadi bisnis dan uang.

Dan juga ayahku tengah bernegosiasi pembelian ke pabrik mainan yang awalnya bangkrut, sekarang sudah mulai berlebel MartaLe dan Marvel karena orang-orang Marvel memiliki sedikit masalah dengan pabrik mainan sebelumnya mereka kerja sama makanya orang-orang Marvel menyambut besar kepada ayahku yang menemukan pabrik mainan ini.

"Itu saja untuk meeting kita hari ini, dan agenda berikutnya untuk komik terbaru kita selain dragon ball dan TMNT adalah Minions dan Predator, karena aku pikir kita butuh maskot MartaLe seperti komik-komik lain" ujarku dengan senyuman licik.

Sejujurnya aku suka Minions karena kelucuan mereka dan bahasa mereka yang bercampur dengan bahasa lain yang sangat unik dan unity karena ada beberapa adegan di film Minions di masa depan selain mengeluarkan bahasa unik Inggris mereka, ada bahasa Spanyol dan Indonesia yang menjadi selingan mereka yang membuatku suka.

Berhubung sang pencipta asli mereka belum hadir mengapa kita tidak membuat Minions lebih awal daripada nanti, ini lebih menyenangkan dari yang aku duga, Martin tersenyum licik mengingat hal ini, maaf aku mengambil karyamu duluan.

. . .

Di Rumah Nenek dan Kakek...

"Celia , Kamu sudah mengurusi urusanmu di California?" tanya Joan sambil menyetrika pakaian cucu dan suaminya.

"Iya, tapi aku harus kembali lagi kesana, Sekretaris Bran sudah menemukan seseorang yang menjadi kepala direktur di perusahaan film MartaLe" ujar Celia.

"Oh~, jika begitu, bolehkah aku ikut, ibumu ini bosan di rumah , apalagi ayahmu dan putramu sedang sibuk dengan kegiatan mereka" ujar Joan.

"Aku sih tidak masalah tapi... siapa yang mengurus Martin jika ibu tidak disini dan lagi besok kita harus menyiapkan pesta ulang tahun Martin" ujar Celia.

"Oh ya, aku baru saja lupa... lagian Martin masih liburan, hmm... akan aku carikan dulu seseorang untuk menjaga Martin, aku yakin ibu ingin liburan dengan ku, kita berdua" ujar Celia bahagia sambil tersenyum.

"Kukukuku! Kamu bisa saja Celia , dan ingat apa kata ibu..." Joan menunjukan senyum-senyum yang penuh maksud yang membuat Celia tersipu.

"I-Ibu ja-jangan menyebut ituuuuu" serunya malu.

Dilain sisi sosok kecil melihat dua wanita yang berbicara sambil menggoda satu sama lain hanya bisa menggeleng kepala dan memikirkan komik romantis mana yang cocok untuk tahun depan.

Dan dia kembali ke kamarnya sambil memikirkan ide nya itu sendiri.

. . .

25 Juni 1983

Hari Ulang Tahun Martin yang dibuat meriah meski sederhana namun keluarga kecil tersebut menunjukan senyum bahagianya sambil menyanyikan lagi "Selamat ulang tahun".

"Sekarang tiup lilinnya , Martin" seru Celia kepada Martin di depan sudah ada kue coklat dengan lilin-lilin menyala diatasnya dan ada angka '9' sebagai lilin besar nan utama ditengah atas kue coklat.

Lalu Martin menutup mata dan meniup lilin-lilin nya dan setelahnya disambut meriah oleh semua keluarganya di rumah.

"Cucuku sudah bertambah umurnya... dan sekarang waktunya buka hadiah.... yang pertama hadiah kakek mu ini" ujar Stan dengan bangga di hadapan keluarganya.

"Stan kamu tidak tahu malu" ujar Larry geleng-geleng kepala.

"Benar sekali Stan" angguk kakek ku Simon Andreas Louis yang datang jauh-jauh dari San Fransisco bersama istrinya, nenek ku Annie Mac Louis, mereka adalah keluarga Louis di pihak bapak ku.

"Kenapa kamu setuju dengan dia, Simon , kamu harus tahu cucuku suka dengan Marvel karena itu aku membuat hadiah ini buat cucuku" ujar Stan merasa malah karena mereka seperti menjelekan dirinya dihadapan cucu tercintanya.

"Aku tahu, tapi kami juga ingin Martin membuka hadiah kami duluan" ujar Simon yang membuat Stan berteriak marah.

"AHHH!!!"

"Stanley, hentikan tindakanmu itu" Joan menggelengkan kepala "kamu sungguh memalukan, kau tahu , sekarang Martin buka hadiah dari nenekmu ya" ujar Joan yang membuat Stan protes.

"Kamu juga sama Joan" Stan merasa tidak terima dan terjadilah keributan tak terduga di acara ulang tahun ku.

Aku hanya bisa menggeleng kepala dan tanpa sadar ada seseorang memberikan hadiah kepadaku dan saat aku melihat nenek ku Annie Mac Louis memberikan hadiahnya kepadaku , aku tersenyum dan membukanya dan saat yang lain melihat ini mereka berteriak ke arah Annie.

"ANNIE!!! KAU CURANG"

"Makanya jangan ribut, jadinya keduluan start deh~ hehehe" goda Annie kearah mereka yang menurutnya dia menang sekarang, karena Martin membuka hadiah nenek Annie duluan.

Sedangkan orang tuaku yang melihatnya hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku orang tua mereka seperti anak kecil.

"Ya sudahlah, kita kalah dari Annie, kalau begitu giliran kita para orang dewasa merayakan hari ini dengan penuh kebahagian, hahahaha" seru Larry dengan senang dan pesta pun di lanjutkan ke versi orang dewasa.

Karena jam sudah larut, sudah waktunya aku tidur.

Dan diganti dengan pesta versi orang tua.


CREATORS' THOUGHTS
Muliagusni Muliagusni

See you soon guys

'Perhatian buat para readers, cerita ini hanya fiksi belaka, jangan terlalu serius dengan cerita author ini, author hanya ingin menghibur kalian yang sedang bosan di rumah'

Jangan lupa komentar dan vote power stone kalian , karena vote dan komentar kalian sangat berarti bagi author.

Thank you

next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C19
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login