Download App
86.73% RE: Creator God / Chapter 327: CH.327 Belum Selesai

Chapter 327: CH.327 Belum Selesai

Karena masalah yang dihadapi oleh Jurai sudah mencapai penyelesaiannya, maka tidak ada pembicaraan yang terlalu serius setelah itu. Hanya saja memang aku dan Shin masih tetap di sini supaya menjaga kesopnanan kami masuk hanya untuk membahas seperti itu.

Dengan itu, aku membahas banyak kejadian-kejadian yang tidak diketahui keturunan dari Jurai dan Aeria tentang perjalanan kami di Heresia, atau masa lalu kami di Terra. Tentu saja mereka tidak akan pernah menduga mendengar ini, karena informasi ini tidak terklasifikasi penting.

Memang sih bagi aku penting, karena itu permulaan segalanya. Namun entahlah bagi Jurai, yaah semoga saja penting. Anehnya kalau bagi dia penting, kenapa tidak ada yang tahu selain Aeria? Setidaknya seharusnya minimal satu ada yang mengetahui soal ini, tetapi nyatanya tidak.

"Pantas saja nama keluarganya sama. Berarti kupanggil paman Sin kalau begitu."

"Boleh, toh mengubahnya tidak akan memberikan banyak dampak juga."

Pembicaraan itu berlangsung setidaknya selama setengah jam lebih entah lebih berapa, tetapi sebelum satu jam. Itu bukan pembicaraan yang buruk, bukan makanan yang buruk, walau sebenarnya aku sudah sarapan tadi, jadi aku makan dikit saja.

Tidak memiliki kepentingan lagi, aku dan Shin kembali terlebih dahulu ke rumah yang kusembunyikan di dalam hutan. Kali ini dengan terbang, sedikit mengirit penggunaan mana supaya tidak terlalu boros.

Walau memang, terbilang memakan waktu yang relatif lama sekitar 15 menit. Kalau dihitung dengan cara jalan kaki, kurasa itu akan menambah 15 menit lagi. Soal teleportasi jangan ditanya, kau juga sudah tahu jawabannya.

"Sudah pulang? Aku kira sampai siang nanti."

"Ini sudah cukup siang, toh masalahnya sudah selesai. Jurai sudah memaafkan dan memberi kesempatan untuk keturunannya."

"Syukurlah, sayang memang bisa diandalkan."

Tadi aku memakai pakaian formal, jadi aku sekarang harus berganti pakaian terlebih dahulu yang lebih santai. Karena Kiera tahu aku pulang, dia langsung menyambut aku tadi dan mengarahkanku ke kamar, begitu juga dengan Shin ke kamarnya sendiri dengan Lala.

Untunglah kami masing-masing memiliki istri sendiri, dan lebih beruntungnya lagi istri yang perhatian kepada kami, jarang mengeluh lagi. Memang, dipastikan tidak akan ada istri sempurna, tetapi bagi kami, istri kami masing-masing sudah mendekati kata sempurna.

"Tuan, saya masih mendapati sinyal dari Heresia."

"Hah? Bagaimana bisa masih terlacak? Bukannya kita sudah pindah dunia?"

"Menurut perhitungan, ternyata jarak antara Heresia dan Heiya tidak begitu jauh, dan jangkauan sinyal dari satelit masih tercangkup."

Menarik juga… padahal aku sudah berpikir walau tak melihat bahwa Heresia akan hancur pastinya. Namun kalau masih terlacak sinyal dari Heresia, itu berarti bahkan gedung perusahaanku masih ada dan berdiri tegak.

Kenapa aku bisa bilang begitu? Simpel, alasannya adalah seluruh bagian dari gedung perusahaanku itu adalah pemancar itu sendiri. Kalau ada saja yang rusak satu bagian, pasti sinyalnya rusak atau hilang atau sekitar itu lah intinya.

Ah tunggu, apakah aku harus menanggap ini berita baik atau buruk? Karena jujur, aku sudah menyerah untuk menyelesaikan masalah di Heresia yang sudah ultra rumitnya. Namun aku tidak boleh egois, jadi aku harus bertanya pendapat yang lain.

"Bagaimana menurutmu sayang? Karena jujur, sudah tidak banyak yang bisa kita lakukan di Heresia walau masalah yang ini selesai."

"Menurutku ada baiknya mencoba lagi walau gagal. Sayang terlalu takut akan kegagalan sampai akhirnya mundur sebelum menghadapi kegagalan."

Perkataan Kiera tepat mengenai di hatiku. Tidak, itu bukan perumpamaan cinta, tetapi itu nyata. Kusadari memang bahwa tidak pernah aku mau menghadapi kegagalan sedikit pun, makanya aku pasti ragu dan akhirnya mundur dari masalah itu melihat persentase kemenangannya kecil.

Sejak dulu, terlalu sering bahkan, dan akhirnya inilah yang menjadi kelemahanku yang terlihat amat besar. Yang aneh lagi, walau aku mengetahuinya, tidak pernah aku rasa untuk nekat sedikit pun masuk ke dalam masalah kalau persentasenya kecil.

"Begitu ya…? Kurasa bahkan sayang mengetahuiku sampai sebegitu jauhnya."

"Kalau aku tidak mengenalmu, buat apa hidupku selama ini? Tinggal dalam kegelapan?"

Tidak kuduga bahwa Kiera bisa berkata seperti itu, mengejutkan. Yaa tidak aneh sih, karena dulu kita sudah hidup beberapa tahun di Terra, secara tidak terikat di Kimino, dan sekarang kupanggil lagi dari Heresia.

Juga kata orang, jika seorang manusia sudah mati, maka dirinya akan membaik secara totalitas. Kurasa itu berlaku ke Kiera, walau tidak ke aku sih. Dia sudah mati, dan memang, sikapnya lebih baik dari yang dulu. Malahan aku yang sudah mati beberapa kali, tambah buruk yang ada.

"Hehehe, maafkan aku. Memang ya kalau setelah mati orang jadi lebih bijaksana."

"Aku tidak bisa mengkonfirmasinya, lagipula sayang yang pandai dalam hal beginian bukan? Suamiku kan seorang ilmuwan."

Hah? Eh? Aku seorang ilmuwan? Dari mana teori itu berasal? Bukannya aku tidak pernah bilang bahwa diriku itu seorang ilmuwan ya? Daripada ilmuwan, aku ingat aku memanggil diriku seorang kutu buku, Jurai dan Shin juga kutu buku.

Soal Shin, iya, dia seorang ilmuwan dibidang sihir dengan dia melakukan banyak riset dalam satu hal yang terfokuskan. Namun soal aku? Tidak pernah aku tekun melakukan yang seperti itu. Dibanding itu, mungkin aku seorang pebisnis, karena apa yang kulakukan adalah membuat suatu barang baru.

Jangan katakan kalau aku membuat suatu barang baru lalu aku ilmuwan, aku tidak. Kalau tidak kebangetan, aku menyerahkan soal produksi kepada karyawanku, juga risetnya. Hahaha, sekarang aku jadi memikir, apa perusahaanku selama ini itu toserba?

Oh, oh, daripada toserba, aku yakin bisa disebut toko serba campur aduk. Kali ya es campur enak? Eh, ngaco aku, malah bahas es campur. Tapi boleh sih, jarang-jarang aku makan apa yang bahan dasarnya es. Terakhir kali dulu dengan Migusa, Furisu, dan Kiera saja. Jadi rindu saja saat itu….

"Hehehe."

"Kenapa malah ketawa dengan muka nyegir-nyegir sendiri? Perasaan aku tidak mengatakan suatu candaan atau memujimu sayang?"

"Tidak, hanya saja entah bagaimana aku jadi berpikir soal dulu di Terra saat kita dan kedua anak kembar perempuan kita makan dessert itu dulu."

"Ahhh, iya, kejadian waktu itu. Mengingatkan membuatku sangat nostalgia, jadi rindu juga sama mereka berdua. Kira-kira kalau masih hidup, mereka berbuat apa ya?"

Tidak tahu juga, aku bukan penerawang atau juga bukan peramal, aku hanyalah seorang dewa. Loh malah naik ya tingkatannya? Aneh-aneh saja aku, kebanyakan ngawur dan bercanda di dalam otak sendiri.

Yahh memang tidak bisa diketahui sih, tetapi kalau masih hidup, mereka pasti baik-baik saja, aku yakin itu. Keempat anakku sudah hidup mandiri dan memiliki anak mereka masing-masing, ya kecuali Migusa yang ingin fokus dengan karirnya saat itu, entah kalau dia berubah pikiran.

"Soal itu aku tidak tahu, tetapi kujamin kalau Terra belum hancur, mereka pasti akan tetap hidup baik-baik saja."

"Aku pun berpikir demikian. Usia mereka juga panjang seperti kita karena kekuatan dewa bukan?"

"Iya, kalau kita bisa hidup paling tinggi kira-kira 1000 tahun, mereka sekitar 900 sekian tahun. Tidak buruk juga kan? Belum lewat 200 tahun bahkan dari mereka lahir kalau ini hitungan kasarnya saja."

Atau aku salah menghitung? Benar kan harusnya 200 tahun saja belum ada? Eh sudah ada ya? Mendekati 200 tahun mungkin iya, karena usia Shin saja baru 200 lebih sedikit, masa kan anak-anakku sudah lebih dari 200 tahun? Aneh.

Namun kalau dihitung secara kasar, Shin sudah ada di Heresia sejak awal sampai kemarin sebelum pergi ke sini. Bisa dihitung secara kasar juga, dia tinggal 140 tahun di Heresia entah bagaimana orang tidak curiga.

Itu membuatnya hanya tinggal 60 tahun setidaknya di Terra, atau lebih ya? Kalau 60 tahun, bukankah seharusnya aku masih ada di Terra waktu itu? Ya anggap saja umur Shin sekarang 225 tahun paling sedikit lah.

Kalau begitu hanya perlu menghitung selisih antara lahirnya Shin dan anak-anakku. Eh, tidak lebih dari 25 tahun ya? Migusa dan Furisu lahir di usiaku ke 18 atau 19, dan usiaku sama dengan usia Shin. Jadi mereka berdua sudah 200 tahun lebih… salah hitung, papa macam apa aku ini?

"Benarkah? Aku tidak bisa menghitungnya yang sangat kompleks."

"Iya, sangat kompleks sampai aku menyadari bahwa aku salah. Ternyata kembar pertama kita sudah lebih dari 200 tahun. Masih ada empat per lima dari panjang hidup menurut prediksiku kok."

"Ternyata sayang dalam waktu singkat berpikir sangat cepat ya?"

Berpikir sangat cepat? Tidak, kurasa dunia yang seakan jadi melambat saat aku berpikir. Karena mau bagaimana lagi, otakku jadi terakselerasi karena adanya keberadaan Alter Ego lain dalam diriku. Apakah itu termasuk berpikir cepat juga? Entahlah, aku tidak bisa menilainya sendiri.

Namun memang kuyakini bahwa otakku ini bisa digunakan untuk mengambil keputusan yang amat cepat dengan semua pengalamanku selama ini. Termasuk juga memikirkan kemungkinannya, jadi tidak sembarangan. Hasilnya tentu juga kupikirkan.

"Aku tak tahu, soal itu aku serahkan kepada sayang untuk menilai."

"Hahaha, begitu rendah hati sayang ini. Ah, kita jadi keasyikan ngobrol sendiri, lebih baik kita bahas soal masalah Heresia tadi kepada yang lain deh."

Memang sih aku dan Kiera jadi bicara lepas yang jarang sekali terjadi. Malahan tidak kuingat ada waktu untuk kita berdua sendiri membuka diri dan melepaskan semua beban yang ada. Yahh, ini tidak buruk juga.

Namun soal masalah itu, seharusnya masih bisa menunggu nanti, aku tidak ingin waktu berduaku diganggu oleh yang lainnya. Sekarang saja Ais masih tertidur, jadi aku bisa bicara dengan leluasa walau volumenya harus dikecilkan.

"Nanti saja dulu sayang, ini lagi ngobrol seru dengan istri tercintaku yang jarang kupandang dengan sangat senyum manisnya."

"Ih, bisa aja ngegombalnya kamu. Sudah ah sayang, ini masalahnya juga penting. Nanti deh, kuladeni lagi bicara dengan sayang lagi soal apa pun itu selain pekerjaan."

"Benarkah? Yeay, makasih sayang."

"Iya, iya bayi besar."


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C327
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login