Aleya menghela napas dalam, terlalu lama Ia sibuk dengan pikiran nya. Ia juga tahu Witta ikut andil dalam masalah nya di masa lalu, tapi bagaimana pun juga dia adalah sahabat kecil yang selama ini Aleya cari. Berbeda dengan Sinta di depan nya, orang yang selalu menemani perundung Aleya, membiarkan dirinya menderita tanpa melakukan apapun. Meski begitu Sinta sudah mengakui kesalahan nya, Ia juga tak bisa menyalahkan siapa pun disini.
"Sinta sorry, tapi yang dikatakan Witta ada benar nya. Gue terlalu lemah buat nolak sahabat kecil gue kembali, tapi gue juga gak nyalahin lo atas perbuatan lo selama ini," Aleya meminta maap.
Sinta membuang napas kasar, Ia sudah duga jawaban Aleya akan begini. Ia kecewa, tapi juga tak bisa berbuat apa apa. Sedangkan Witta, Ia tersenyum kemenangan, apapun masalah nya Witta akan selalu dinomor satukan oleh sahabat nya itu.