*Part ini menceritakan tentang pertemuan pertama antara Kesha dan juga Al.
Seorang anak perempuan berseragam sd tampak sedang berjalan melalui sebuah gang yang kosong dan sepi oleh hiruk pikuk pejalan kaki lainnya. Gang yang di ketahui adalah pembatas antara pabrik pembuatan keranjang dan juga apartemen itu, memiliki suasana yang cukup mencekam bukan hanya di penuhi sampai sampah dan bau asing yang memualkan tapi di gang ini juga terkenal dengan beberapa kejahatan seperti penculikan, pemerkosaan bahkan pembunuhan.
Namun tampaknya anak perempuan itu tidak terlalu mempedulikannya dan lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan, dengan harapan agar ia cepat sampai ke rumah.
Namun harapannya pupus saat melihat dua orang anak laki-laki yang juga memakai seragam sd seperti dirinya, bedanya mereka memakai celana bukannya rok. Mereka berdiri lima meter di depannya.
"Halo Kesha " kata salah satu dari anak laki laki itu. Mario namanya .
"Apa yang kalian inginkan Mario, Gerril?" Tanya anak perempuan itu yang tak lain adalah Kesha.
"Tidak, kami hanya ingin mengganggu mu Kesha" jawab Gerril.
"Pergilah" usir Kesha.
"Kalau kami tidak mau" kata Mario menantang.
Mario dan Gerril mendekat ke arah Kesha.
"Gerril ayo ambil tas nya"
Gerril mengambil tas milik Kesha sedangkan Mario menahan tubuh Kesha.
"Lepaskan" kata Kesha.
"Tidak mau, kami akan memberikan mu pelajaran dasar mayat hidup" Mario menjambak rambut Kesha.
"Aaah" ringis Kesha.
"Hehehe dasar lemah"
Kini Giliran Gerril yang mengerjai Kesha, dia mengambil air yang berada di dalam tas nya dan menyiramkan air itu ke kepala Kesha.
"HAHAHAHHA" kedua anak laki-laki itu tertawa dengan senangnya tanpa peduli kan Kesha yang sedang menangis.
"Mau bermain lagi "Mario mengangkat tubuh Kesha dan kembali menarik rambut Kesha.
"LEPASKAN DIA" sebuah suara berasal dari ujung gang, dari kejauhan terlihat seorang anak laki-laki berseragam sd sedang menatap kesal ke arah mereka.
"Wah wah ada Al ya" kata Gerril
"LEPASKAN DIA" anak bernama Al itu kembali berteriak.
"Tidak Mau"
Al mendekat ke arah mereka "lepaskan atau aku membunuh kalian " ujar Al.
Al mendekat ke arah Mario dan Gerril. Ia mengambil ancang ancang untuk memukul mereka .
Bugh'
Berhasil Al berhasil menjatuhkan Mario.
"Mati kau" Al ingin menendang tubuh Mario namun sayang dia tidak memperhitungkan Gerril yang kini telah menahan tubuhnya. Tubuh Gerril yang lebih besar dari Al membuat nya sulit melepaskan diri .
"Pegang dia" Mario bangkit dan memukul Al dengan brutal.
Kesha yang melihat hal itu tidak tinggal diam. Walau pun dia tidak mengenal Al dan belum pernah melihat Al sebelumnya. Tapi Kesha merasa ia harus menolong Al.
Kesha melihat sebuah botol kaca bekas minuman keras yang Letak nya tak begitu jauh dari posisi nya. Ia mengambil botol itu, memecahkan nya agar menciptakan botol dengan ujung yang tajam, ia berjalan mendekat ke arah Mario yang membelakanginya.
Sreet'
Botol itu menebus pakaian Mario dan juga perut Mario.
"Aaaaaaaakh"
Muntahan darah keluar dari mulut dan perut Mario. Seketika ia jatuh dan tewas.
Gerril menatap Kesha takut, ia melepaskan tubuh Al.
"Pembunuh" Gerril segera berbalik dan berlari menjauhi Al dan Kesha .
"Tidak Secepat itu" Al mengambil sebuah batu besar dan melempar ke arah Gerril yang sedang berlari.
Tepat.
Batu itu tepat mengenai kepala Gerril, batu dan lemparan Al cukup kuat sehingga berhasil membuat kepala Gerril pecah.
Al berlari ke arah Gerril, batu yang masih dipegangnya di hantam kan berulang ulang ke kepala Gerril hingga hancur lebur.
"Rasakan itu sampah" sambil mengumpat tangan Al tidak henti-hentinya bergerak memecahkan tengkorak Gerril.
"Terima kasih, kau sudah menolong ku" Kata Kesha yang kini sudah berada di hadapan Al.
"Iya sama sama"
"Nama ku Kesha Chandra" Kesha menyodorkan tangan nya.
"Nama ku Alvaro Gavriel Haryanto panggil saja aku Al" mereka berdua berjabat tangan singkat.
"Sekarang kita harus apakah mayat mereka, akan sangat merepotkan jika ketahuan?" Tanya Al
"Aku punya ide"
Skip
Kini kedua mayat Mario dan Gerril telah berhasil di masukan ke dalam tong sampah, walau sulit melakukannya tapi akhirnya mereka berhasil.
"Sekarang bagaimana Kesha?" Tanya Al.
"Kita tutup mayat mereka dengan sampah lainnya. Biarkan truk sampah yang mengangkut mereka" jawab Kesha.
Al hanya menurut saja .
"Ayo kita pergi"
Mereka berdua meninggalkan gang sempit saat matahari terbenam agar bisa menyamarkan darah dari pakaian mereka.
"Apa kita bisa bertemu lagi Al?"
"Tentu saja, kita akan terus bertemu dan selalu bersama, selamanya " jawab Al.
Bersama selamanya itulah yang mereka yakini sampai beranjak dewasa.