Chapter 1: coffe shop

Terik matahari di awal tahun 2020 kulit bersih kuning langsat bukan putih pucat indah di bola mata setiap bola mata melihat tertuju dan terpana "lihat bay, pria itu bisa menjadi sainganmu??" dengan sekilas sepasang bola mata coklat berkilau indah melirik dan berkata "apanya yang saingan? badan kurus dan seorang pelayan"???" di Sahuti oleh suara lainnya "tapi lihat bay, wajahnya, kulitnya benar-benar sainganmu!! jangan bilang kamu merasa tersaingi sekarang?" hanya tatapan sinis balasan dari Bayu Pamungkas yang terlahir dari keluarga kaya konglomerat dan masih memiliki keturunan darah biru, keluarga Pamungkas adalah keluarga yang memiliki bisnis dan perusahaan besar yang mendunia dalam banyak bisnis. di dalam ruangan sejuk di pinggir pantai bayu dan Aldo menyesap kopinya perlahan dan berbincang perihal bisnis atau pergaulan. "bay Lo mau sampe kapan mainin perasaan cewek? jangan sampe ntar Lo dapet karmanya!!" Bayu melotot dan menjawab dengan penekanan "gw gak pernah mainin perasaan cewek, mereka sendiri yang nyerahin diri di bawah gw!! dan Lo coba pikir mana ada kucing lari saat ada ikan asin di dekatnya?" Aldo sebagai sahabat kualahan untuk menasehati sahabatnya Bayu karena sifat dan wataknya yang keras sulit untuk di nasehati atau menerima sebuah nasehat dan menerapkannya, jangankan Aldo kedua orang tua dan keluarga bayu tidak ada satu pun yang bisa menasehatinya 'anak bengal' itu sebutan Bayu di dalam keluarga Pamungkas karena Bayu anak tunggal dan laki-laki satu-satunya dalam keturunan keluarga besar ningrat pamungkas Bayu sangat di manjakan oleh kedua orang tuanya namun beda perihal perlakuan sang kakek yang keras dan bahkan memukul Bayu itu perihal biasa. dan menjadikan Bayu lelaki sejati yang bisa membela diri ataupun membantu yang sedang kesulitan. namun itu hanya mitos Bayu tidak pernah peduli dengan orang di sekitarnya bahkan wanita-wanita yang mengerumuninya bagai lalat betina yang musim kawin 🤣🤫.