Download App
91.66% Preman Masuk Pesantren 1 / Chapter 11: episode 11

Chapter 11: episode 11

Masih di halaman belakang pesantren darussalam..

"Apa lu..", seru Fandi.

"Apa, ya apa lu hah..", sambung Kamil.

Di depan masjid pesantren darussalam..

"Jadi gimana, benar kamu mau bantu aa ta'aruf dengan perempuan pilihan aa, tah ?", tanya Fitroh.

"Iya dong a.., memangnya namanya siapa a ?", tanya Titah juga.

"Namanya Nuzy, Titah..", jawab Fitroh.

"Oh iya lupa, maaf ya a..", kata Titah.

"Emm iya, emm ini pasti gara-gara kamu mikirin Kamil terus ya, makannya kamu gak konek kaya gini ?", tanya Fitroh.

"Hehe.., iya..", jawab Titah.

"Nah itu dia, Fitroh, di cari dari tadi, taunya ada di sini", kata pak ustaz Ubaidillah.

"Assalamu'alaikum", pak ustaz Ubaidillah memberikan salam pada Titah dan Fitroh.

"Wa'alaikumussalam", Titah dan Fitroh menjawab salam dari pak ustaz Ubaidillah.

"Ayah..", seru Fitroh.

"Pak ustaz Ubaidillah", sambung Titah.

"Iya, kalian berdua ngapain disini ?", tanya pak ustaz Ubaidillah.

"Abdi jeung Titah nuju membicarakan sesuatu, nya pan tah ?"

(Saya dan Titah sedang membicarakan sesuatu, ya kan tah ?), tanya Fitroh juga.

"Muhun pak ustaz Ubaidillah"

(Iya pak ustaz Ubaidillah), jawab Titah.

"Oh kitu.."

(Oh gitu..), seru pak ustaz Ubaidillah.

"Muhun.."

(Iya..), sambung Fitroh dan Titah.

"Oh Heueuh, ayah lali tadi hayang menyuruh anjeun, Fitroh ka warung na mang Udin kanggo memberikan duit Ieu"

(Oh iya, ayah lupa, ayah tadi mau menyuruh kamu, Fitroh ke warungnya mang Udin untuk memberikan uang ini), kata pak ustaz Ubaidillah.

"Duit kanggo naon ayah ?"

(Uang untuk apa ayah ?), tanya Fitroh.

"Ieu duit kanggo bekal isukan, isukan pan urang piknik, anjeun Ieu kumaha da, pasti poho oge deh, nya pan ?"

(Ini uang untuk bekal besok, besok kan kita piknik, kamu ini bagaimana sih, pasti lupa juga deh, ya kan ?), tanya pak ustaz Ubaidillah lagi.

"Hehe.., muhun ayah, abdi poho"

(Hehe.., iya ayah, saya lupa), jawab Fitroh lagi.

"Nya atos kitu wae nya, eh muhun Kamil kamana tah ?"

(Ya sudah gitu saja ya, eh iya Kamil kemana tah ?), tanya pak ustaz Ubaidillah lagi.

"Abdi di dieu ayah.."

(Saya di sini ayah..), jawab Kamil yang menyela ketika Titah ingin menjawab pertanyaan dari pak ustaz Ubaidillah.

"Assalamu'alaikum" Kamil memberikan salam pada Titah, Fitroh, dan ayahnya.

"Wa'alaikumussalam", Titah, Fitroh, dan ayahnya menjawab salam dari Kamil.

"Kamu darimana, tumben telat datangnya biasanya berduaan terus dengan Titah, calon menantu ayah ?" tanya pak ustaz Ubaidillah lagi.

"Habis mencari Rivan, yah..", jawab Kamil.

"Oh gitu, ayah kira kalian berdua sedang marahan", kata pak ustaz Ubaidillah.

"Kita berdua marahan, gak mungkin dong ayah, aku dan Titah itu selalu mesra dan selalu terlihat romantis ya kan sayang ?", tanya Kamil memberikan kode pada Titah.

"Memang iya tah, kalian berdua selalu romantis, maksudnya pak ustaz Ubaidillah tuh mesra gitu ?", tanya pak ustaz Ubaidillah lagi.

"Muhun pak ustaz Ubaidillah"

(Iya pak ustaz Ubaidillah), jawab Titah.

"Romantis eta pamaksudanna teh Rokok Makan Gratis nya yah ?"

(Romantis itu maksudnya Rokok Makan Gratis ya yah ?), tanya Fitroh lagi.

"Sanes Fitroh.."

(Bukan Fitroh..), jawab pak ustaz Ubaidillah.

"Oh kirain Romantis itu Rokok Makan Gratis, hehe..", kata Fitroh lagi.

"Hadeh..", keluh Titah, Kamil, dan pak ustaz Ubaidillah.

Di warung mang Udin..

"Assalamu'alaikum", Fitroh, Kamil, dan Titah memberikan salam pada mang Udin.

"Wa'alaikumussalam", mang Udin menjawab salam dari Titah, Kamil, dan Fitroh.

"Ini mang..", Fitroh memberikan uang pada mang Udin.

"Ieu teh naon troh ?"

(Ini apa troh ?), tanya mang Udin.

"Duit mang"

(Uang mang), jawab Titah.

"Heueuh mang Udin nyaho ieu duit, nanging duit kanggo naon ?"

(Iya mang Udin tau ini uang, tapi uang untuk apa ?), tanya mang Udin lagi.

"Duit kanggo piknik isukan mang"

(Uang untuk piknik besok mang), jawab Fitroh.

"Oh muhun poho abdi, nya atos lamun kitu mang Udin ka pasar, oh muhun mang Udin poho deui, maraneh tiluan antos warung na mang Udin nya sarta mang Udin oge teda tulung lamun aya anu balanja ka warung na mang Udin tulung di layani nya"

(Oh iya lupa saya, ya sudah kalau begitu mang Udin ke pasar, oh iya mang Udin lupa lagi, kalian bertiga tunggu warungnya mang Udin ya dan mang Udin juga minta tolong kalau ada yang belanja ke warungnya mang Udin tolong di layani ya), pinta mang Udin.

"Siap, laksanakan mang Udin", Kamil, Fitroh, dan Titah melaksanakan perintah dari mang Udin.

Dua jam kemudian..

Masih di warung mang Udin..

"Teh air mineral na sabaraha ?"

(Mbak air mineralnya berapa ?), tanya Fandi.

"Air mineral botol atau gelas a ?"tanya Titah juga.

"Botol teh", jawab Fandi.

"Yang tanggung atau yang kecil ?", tanya Titah lagi.

"Yang tanggung", jawab Fandi lagi.

"Yang tanggung harganya tiga ribu a", kata Titah.

"Oh ini uangnya", Fandi memberikan uang pada Titah.

"Oh iya terimakasih", kata Titah lagi.

"Iya sama-sama", sambung Fandi yang tidak menyadari kalau Titah sedang menjaga warung mang Udin.

"Ngapain ini orang kesini, jangan-jangan dia tau Titah bersama saya di sini dan menggodanya lagi, wah gak bisa di biarkan ini", kata Kamil dalam hati yang cemburu pada Fandi yang melihat Fandi berada di warung mang Udin.

"Eh Fandi ngapain kamu di sini ?", tanya Kamil.

"Kenapa memangnya kalau saya di sini, emangnya ini warung punya kamu, dan emangnya juga hanya kamu saja apa yang boleh belanja di sini, enggak kan ?", tanya Fandi lagi.

"Kamu gangguin Titah ya ?", tanya Kamil.

"Mana ada dia di sini, Titah itu di pesantren darussalam, dan Titah itu punyaku, milikku, bukan punyamu dan bukan pula milikmu", jawab Fandi.

"Alah ngeles saja kamu kaya bajaj", kata Kamil.

"A..", seru Titah.

"Muhun tah, aya naon ?"

(Iya tah, ada apa ?), tanya Fitroh.

"Eta Kamil, a jeung Fandi, berkelahi deui"

(Itu Kamil, a dan Fandi, berkelahi lagi), jawab Titah yang mendengar suara ribut-ribut antara Kamil dan Fandi.

"Emm Kamil, Fandi..", keluh Fitroh.

"A Fitroh", kata Kamil.

"Iya kak", sambung Fandi.

"Kalian mulai ribut lagi ya, mau di hukum lagi, apakah hukuman dari saya kurang tadi, mau di tambah lagi hukumannya hah ?", tanya Fitroh.

"Enggak a.., dia duluan a..", jawab Kamil.

"Enak saja aku duluan, dia duluan kak Fitroh yang mulai, saya lagi duduk di sini sekalian santai di sini malah di tuduh sama dia", jawab Fandi juga.

"Di tuduh apa ?", tanya Fitroh lagi.

"Saya di tuduh mengganggu Titah di sini, padahal tidak, saya saja tidak tau Titah ada di sini, Titah itu ada di pesantren darussalam tau..", jawab Fandi.

"Oh kalau begitu kamu yang salah mil, Fandi benar, Titah gak di ganggu Fandi dan Fandi juga tidak tau kalau Titah itu ada di sini bukan di pesantren darussalam", kata Fitroh membela Fandi.

"Loh kok aa jadi membela Fandi sih, bukannya membela aku..", kata Kamil dengan kesal.

"Bukan begitu Kamil, aa hanya membenarkan saja, kamu juga tidak boleh berburuk sangka terlebih dahulu pada seseorang, ya sudah Fandi habis ini kamu kembali ke pesantren darussalam ya", pinta Fitroh.

"Laksanakan kak", Fandi melaksanakan perintah dari Fitroh.

"Oh iya sebelum kamu kembali ke pesantren darussalam, kamu Kamil minta maaf dulu dengan Fandi, kamu salah kan sudah menuduh dia tadi", pinta Fitroh lagi.

"Iya a, Fandi, aku minta maaf ya", kata Kamil.

"Iya aku maafkan, ya sudah kak aku kembali ke pesantren darussalam", sambung Fandi.

"Assalamu'alaikum", Fandi memberikan salam pada Fitroh dan Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Fitroh menjawab salam dari Fandi.

"Mil..", seru Fitroh.

"Muhun a, aya naon ?"

(Iya a, ada apa ?), tanya Kamil.

"Anjeun ayeuna kuring hukum, jeung hukuman sia adalah menjaga warung mang udin sendiri, hiji deui teu sareng Titah, Titah.."

(Kamu sekarang saya hukum, dan hukuman kamu adalah menjaga warung mang Udin sendiri, satu lagi tidak dengan Titah, Titah..), jawab Fitroh.

"Muhun a, aya naon ?"

(Iya a, ada apa ?), tanya Titah.

"Ayeuna anjeun milu aa yuk, kanggo menghadap pak kyai Abdullah"

(Sekarang kamu ikut aa yuk, untuk menghadap pak kyai Abdullah), jawab Fitroh lagi.

"Hayuk, mil..", seru Titah.

"Ya sayang ku", sambung Kamil.

"أنت ابق هنا وتعيش عقابك من أخيك"

(Kamu tetap di sini dan jalani hukuman mu dari kakakmu), kata Titah menggunakan bahasa Arab.

"هذا صحيح ، أنت تبقى هنا ولا تذهب إلى أي مكان حتى أعود أنا وزوجتك المستقبلية إلى هنا مرة أخرى"

(Benar itu, kamu tetap di sini dan jangan kemana-mana sampai saya dan calon istrimu kembali ke sini lagi), sambung Fitroh yang menggunakan bahasa Arab juga.

"افعلها"

(Laksanakan), sambung Kamil juga menggunakan bahasa Arab juga.

"Assalamu'alaikum", Fitroh dan Titah memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari Fitroh dan Titah.

"Hadeh, sendiri lagi deh di sini, perasaan baru berduaan di sini dan juga perasaan baru tadi selesai di hukum, eh malah dapat hukuman lagi dari a Fitroh, haduh, haduh..", keluh Kamil.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C11
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login