Dave, laki-laki itu membunyikan bel rumah megah dihadapannya. Hari libur ini dia ingin menghabiskan waktu bersama sahabat karibnya.
Pintu dihadapannya terbuka, menampakkan seorang wanita cantik yang hanya menggunakan tanktop ketat. Dave mengerjapkan matanya. Apakah dia salah rumah? Oh tidak mungkin, dia sudah sangat sering mengunjungi rumah ini. Tapi, siapa wanita ini?
"Kau mencari siapa?" Tanya wanita itu yang melihat raut kebingungan Dave.
"Rico. Bukankah ini rumah Rico?" Pertanyaan bodoh macam apa itu. Tentu saja ini rumah sahabat karibnya. Dave merutuki mulutnya sendiri.
"Ya. Silahkan masuk. Dia di dalam kamarnya" Dave mengikuti langkah wanita itu ke dalam rumah.
Mata Dave menatap lekat tubuh indah yang membuatnya terangsang. Oh.. siapa wanita ini? Kenapa begitu menggoda dimatanya?
"Kau siapa?"
Wanita itu menghentikan langkahnya menghadap Dave.
"Aku Reyna" ujarnya dengan senyum manis. Tetapi dimata Dave itu senyum menggoda.
Saat Dave ingin bertanya kembali suara bass laki-laki menghentikannya.
"Oh Dave, kapan kau kemari?" Rico turun dari tangga menghampirinya.
"Baru saja"
"Rey buatkan minuman untuknya" suruh Rico kepada Reyna.
"Baiklah. Kau tunggu saja dikamarmu, aku akan mengantarnya"
Dave dan Rico berjalan menuju kamar Rico yang berada diatas.
"Siapa wanita itu?"
"Reyna" jawab Rico acuh.
"Tubuhnya sangat indah. Dia siapamu?" Dave kembali membayangkan tubuh molek Reyna tadi yang hanya menggunakan tanktop.
"Adikku" Dave membelalakkan matanya.
"Sejak kapan kau punya adik?"
"Sejak ayahku menikah lagi" Rico membaringkan tubuhnya dikasur. Diikuti Dave yang duduk ditepi kasur.
"Bukankah ayahmu sudah lama menikah? Kenapa aku baru melihatnya sekarang?"
"Dia baru saja menyelesaikan studynya di Amerika" Dave mengangguk mengerti.
"Dia sangat cantik dan... sexy" Dave tersenyum simpul.
"Aku tau" sahut Rico datar.
"Apakah kau pernah bermain dengannya?" Tanya Dave penasaran.
"Belum. Aku tau Reyna sudah berapa kali melakukannya di Amrik, tetapi aku belum pernah menyentuhnya sama sekali"
"Kau menyia-nyiakan tubuh sebagus itu Rico? Jika aku jadi kau, aku akan mengajaknya bermain setiap hari" Dave membayangkan bagaimana jika dia bermain dengan Reyna. Bagaimana jika dia menyentuh lekuk tubuh yang indah itu, meremas payudara indah itu dengan kedua tangannya, dan miliknya yang akan memasuki.... ohh ayolah membayangkannya saja membuat yang dibawah sana berdiri.
"Kita punya ikatan. Aku tak mungkin melakukan itu" nada ucapan Rico terlihat kecewa?
"Aku punya ide. Bagaimana kita ajak dia bermain?" Mata Dave terlihat berbinar-binar.
"Bermain apa maksudmu?" Tanya Rico bingung.
"Nanti juga kau tau" ucap Dave dengan senyum smirknya.
"Hai" Reyna masuk ke kamar kakak tirinya itu sambil membawa nampan berisikan dua gelas minuman.
"Hai Rey. Mari bergabung bersama kita" Dave melihat kearah dada Reyna.
Glek.
Belahan dada itu sungguh indah. Dave ingin sekali mengelus dan menghisapnya. Memberikan tanda-tanda kemerahan disana.
"Apa boleh?"
"Tentu saja. Perkenalkan aku Dave" Dave mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Reyna" senyuman Reyna benar-benar menghipnotis Dave.
"Ayo kita bermain" Rico yang awalnya diam saja kini menatap Dave dengan bingung.
"Bermain apa?" Tanya Rico penasaran.
"Bagaimana kalau truth or dare?" Usul Dave berbinar.
Rico memutar bola matanya malas. "Sangat kuno"
"Dirty truth or dare bagaimana?" Rico membelalakkan matanya.
"Kau serius?"
"Tentu saja"
"Bagaimana denganmu Rey?"
"Setuju. Ayo bermain"
Rico mengerjapkan matanya tak percaya. Sedangkan Dave tersenyum kemenangan.
"Oke. Aku akan mengambilkan botol"
Rico kembali dengan membawa botol bir ditangannya. Meletakkan botol itu dimeja ditengah-tengah mereka.
"Mulai dari kau Reyna" Reyna mengangguk. Memutar botol itu hingga berhenti di... Dave!
"Baiklah truth or dare Dave?" Tanya Reyna dengan tatapan menggodanya?
"Sebagai pemanasan aku memilih truth"
Reyna berpikir sejenak. Apa yang dia ingin tanyakan tentang sesuatu yang kotor?
"Kau pernah melakukan sex?" Reyna menatap Dave penasaran.
Dave tersenyum menggoda. "Pernah. Kau mau melakukannya denganku?"
Reyna tersenyum simpul. Dirinya digoda? "Tentu. Aku penasaran seberapa hebat kau diranjang Dave"
Rico hanya memutar bola matanya malas melihat interaksi keduanya.
"Sudahlah lanjutkan"
Dave tersenyum kepada Reyna "kita akan melakukannya nanti"
Reyna yang mendengar itu hanya membalas senyuman Dave.
Dave memutar kembali botolnya dan berhenti di... Rico.
"Dare" ucap Rico tanpa basa basi.
Dave tersenyum kemenangan. "Mastrubasi disini"
Rico membelalakkan matanya. "Kau gila?"
Dave hanya mengedikkan bahunya acuh. Rico menyerah. Dia membuka celana pendek seletutnya itu, dan memperlihatkan celana dalam abu-abunya. Terlihat miliknya yang tengah menyembul. Besar.
Mata Reyna melihat junior Rico lekat. Tak menyangka punya kakak tirinya sebesar itu. Kenapa dia tidak pernah bermain dengan Rico? Ah, Reyna sangat menyesal. Ingin sekali dia membelai milik Rico yang besar itu.
Rico melepaskan celana dalamnya dan memperlihatkan miliknya yang tengah berdiri tegak. Dave yang melihatnya tersenyum mengejek.
"Kau berdiri Rico?" Ucap Dave sambil tertawa.
"Diam kau"
Rico mulai memegang juniornya. Mengelus dan membelainya. Matanya terpejam menikmati tangannya sendiri. Tangannya mulai mengocok sedikit cepat. Bibirnya mengigit bibir bawahnya, menyalurkan betapa nikmatnya yang dia rasakan.
"Mau ku bantu?" Rico membuka matanya. Melihat Reyna yang ikut memegangi juniornya.
"Kau mau?" Tanya Rico dengan tatapan sayunya.
"Tentu" Reyna menyingkirkan tangan Rico dan menggantinya dengan tangannya.
Reyna mengelus junior Rico bagaikan mainan kesukaannya. Membelai ujungnya, dan mengusapnya sensual.
"Nghh shit. Kau sangat pandai Reyna"
Reyna tersenyum bangga karena pujian Rico. Dirinya mulai mengocok milik Rico. Mempercepat gerakan tangannya saat merasakan milik Rico yang mulai membesar. Rico akan sampai.
"Ahhhh..." desah Rico panjang saat mencapai pelepasannya.
Reyna melihat tangannya yang penuh dengan sperma Rico. Menjilatnya.
"Manis" wajah Rico bersemu merah. Oh ayolah, pria mana yang tak bangga saat spermanya dibilang manis.
"Ekhem" suara Dave menghentikan kegiatan keduanya. Jujur saja saat ini dibawah Dave sudah sangat tegang. Ingin dipuaskan juga dengan tangan mungil Reyna.
Rico memakai celana dalamnya kembali dan memutar botolnya. Dan berhenti di Dave.
Entah kenapa Reyna selalu selamat dari ini. Dan itu membuat Dave sekalipun Rico menggeram kesal.
"Jadi truth or dare?" Tanya Rico kepada Dave
"Dare" jawab Dave lantang.
"Telfon mantanmu dan bilang kau merindukan tidur bersamanya" Dave menatap tajam Rico. Ini gila.
"Yang lain"
"Tak bisa. Kau harus melakukannya" jawab Rico bangga.
"Oke." Dave mengambil ponselnya menekan kontak yang bernamakan mery.
"Halo Dave" ucap wanita manja disebrang sana. Dave mengaktifkan spiker full agar Rico dan Reyna mendengarnya.
"Mer. Aku rindu tidur denganmu" kata Dave dengan tatapan datarnya.
"Kau serius Dave? Aku juga sangat merindukan tidur bersamamu. Kau mau kita melakukannya sekarang? Aku akan bersiap" ucap wanita bernama Mery itu dengan semangat. Dave hanya memutar bola matanya malas.
"Tidak terimakasih." Dave langsung mematikan sambungan telfonnya. Rico tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa kau menolaknya?" Tanya Rico dengan tawa menyebalkan menurut Dave.
"Aku tak akan pernah tidur dengannya lagi" ujar Dave dengan dinginnya.
"Oke oke. Aku mengerti perasaanmu sekarang putarlah botolnya"
Botol berputar. Dave berharap kali ini benar-benar mengenai Reyna. Dia sangat penasaran dengan wanita cantik itu.
Dan tepat. Botol itu mengarah ke Reyna. Dave tersenyum kemenangan.
"Mau memilih dare nona?" Tawar Dave dengan tatapan menggodanya.
"Tak masalah. Dare." Ucap Reyna yakin.
"Kau sangat berani" perlahan tangan Dave menyentuh bibir ranum Reyna yang menggoda.
"Kau tau, saat pertama kali melihatmu aku langsung tertarik denganmu" Dave mengelus pipi Reyna yang terasa lembut.
Reyna hanya tersenyum.
"Sudah banyak pria yang mengatakan itu." Jawabnya santai.
Dave terkekeh mendengar jawaban Reyna. Wanita ini benar-benar berbeda.
"Jadi, apa tantanganku?"
"Buat aku terangsang" Dave memasukkan ibu jarinya kedalam mulut Reyna. Dan Reyna memegang tangan Dave. Menghisap ibu jari Dave yang masuk ke mulutnya.
Oh shit. Begini saja libido Dave sudah naik. Benar-benar dahsyat pengaruh Reyna kepada tubuhnya.
Reyna berdiri menghampiri Dave dan duduk dipangkuannya. Tangannya mengelus rahang Dave yang kokoh.
"Kau sangat tampan Dave" Reyna mulai mencium rahang kokoh Dave. Tangannya merangkul indah di leher Dave.
Reyna langsung menyambar bibir Dave dan melumatnya rakus. Dave tak tinggal diam. Dia membalas ciuman Reyna tak kalah panasnya. Tangannya meremas kuat pantat Reyna yang berisi.
Ciuman keduanya semakin dalam. Rico yang melihat itu meneguk ludahnya kasar. Dia mendapatkan tontonan live.
Reyna mencengkram rambut Dave kuat demi memperdalam ciumannya. Lidahnya masuk kedalam mulut Dave dan mengabsen deretan gigi Dave yang tersusun rapi.
Saat ciuman keduanya terlepas Reyna langsung mendorong tubuh Dave agar terlentang. Reyna menduduki junior Dave yang sudah berdiri tegak.
Reyna menggesekkan intinya dan inti Dave dengan sensual.
"Oh shit. Kau sangat menggoda Reyna" Dave menatap Reyna dengan tatapan sayunya.
Reyna hanya tersenyum. "Kau menikmatinya Dave?" Dave tak menjawab. Matanya terpejam seiring gerakan Reyna dibawah sana.
— New chapter is coming soon — Write a review