"Gue gak pernah berpikir sejauh itu, perasaan keluarga gue gak ada masalah. Kita baik-baik aja, sedikitpun gak ada iri dengki. Emang apa yang lo bilang masuk akal tapi, gue gak bisa telen gitu ajakan?"
Andy ngangguk, "semoga aja analisis gue salah tapi, gak ada salahnya waspada. Rambut sama hitam hati gak ada yang tau. Gue bilang gini bukan karena ingin ngancurin hubungan lo sama keluarga tapi, karena gue care. Terpaksa gue selidiki dengan cara gue tanpa bilang kalian, gue gak mau kecolongan dengan mengabaikan feeling yang biasanya akurat."
"Bukan lo banget kalo serius gini." Timpal Randy. Dia mengacungkan jempol, tanda bangga sama Andy, walau gesrek Andy paling jeli membaca situasi.
Andy mendengus, "gue juga manusia yang punya akal, tau kapan harus serius dan bercanda."
Rendra mengangguk, "gue bakal waspada sesuai saran lo, kalo terbukti berarti selama ini keluarga gue ada dalam hubungan yang kritis."
— New chapter is coming soon — Write a review