"Ok, gue kayanya udah nemu rumah anak itu," ucap Andy.
'Bukan anak itu, namanya Alfad! Jangan ngasal!" Ketus Cia setelah itu dia memutus panggilannya sepihak.
Tuttttttt!!!!
Andy menjauhkan ponsel dari telinganya lalu menatap pias benda persegi panjang itu. Gini amat punya bestie, bawaannya sensitif mulu.
Tak ingin berlama-lama di tempat yang jumlah penduduk nyamuknya sama dengan penduduk Jakarta, segera dia beranjak dari tempatnya berdiri, ogah dia kasi makan nyamuk dengan darahnya yang sangat berharga.
Sekitar sepuluh menit baru Andy berhasil menemukan rumah si Alfad, kondisinya emang paling nggak layak jika di bandingkan dengan rumah yang lain.
"Permisi!" Andy sedikit meninggikan suaranya karena dia mendengar suara tangis anak kecil dari dalam.
"Cari siapa ya mas?" Seorang pemulung wanita berusia empat puluhan berhenti tepat di depan Andy. Sengaja berdiri agak dekat, wanita itu terlena ama parfume yang di pakek Andy. Jarang banget hidungnya cium yang seger kaya gini.