Sekarang ini kepala Cia udah tumbuh tanduk iblis, dia marahnya sama Dhika sampe ketulang, tapi nggak bisa buat apa-apa karena emang salah dia yang teledor sama benda pribadi.
Dia bukannya nggak mau nyatuin dalam kantungan khusus daleman, dia takut kantungan itu jatuh tercecer ntah dimana jadinya hilang semua.
Kan lebih baik di susun gitu, selain rapi kalau ilang atau nyelip pun masih ada yang lain.
"Bapak duluan yang cari masalah, masa saya yang harus minta maaf? Nggak fair dong."
"Kamu tarik rambut saya, itu kekerasan dalam rumah tangga. Saya bisa saja melaporkan kamu. Dapat pasal berat lalu hidup di penjara. Mau?"
Cia geleng, "emang bapak ada niat laporin saya? Yaelah pak, gitu aja main ngadu. Saya kan nggak keras nariknya, lagipula saya bisa membela diri. Alasan saya kuat."
Awalnya Cia ciut karena mau di laporin tapi tiba-tiba dia teringat, dia kan punya mulut juga buat membela diri.