"Selamat sayang!" Diva memeluk tubuh Rora dengan wajah yang bahagia, kabar yang dia tunggu-tunggu akhirnya datang juga, kabar kehamilan Rora.
"Makasih, ma." Diva melepas pelukannya menyuruh Rora untuk duduk tangannya mengusap pelan perut menantunya.
"Berapa Minggu?"
"Kata, Mas Mars tadi. Dua Minggu, ma." Diva mengangguk, saat ini hanya tinggal dirinya dengan menantunya saja, sedangkan Mars dan lainnya tengah ada di ruang kerja apalagi jika tidak membahas tentang pekerjaan.
"Jaga kesehatan sayang, jangan kecapekan. Kamu mual-mual nggak?" Rora mengangguk.
"Tapi nggak sering, ma. Tapi sekarang Rora jadi suka nangis, apa-apa nangis. Bukan Rora banget!" ringis wanita itu, Diva mengusap pelan kepalanya.
"Sudah biasa sayang, emang gitu kalau ibu hamil. Kamu mau istirahat? atau kamu mau apa? mama kasih, mama pingin nurutin kemauan cucu mama."
"Ehm, Rora mau mangga muda ma. Tapi Rora mau mangga itu Mas Mars yang ambil, di samping rumah ada mangga kan?"