Sedari tadi Kiran tak juga bisa memejamkan matanya.Dia terus membalikan tubuhnya ke kiri dan kekanan.Pikirannya terus saja terbayang akan Arjun dan juga ibunya.
"Aku harap mas Arjun baik-baik saja.Mas Arjun terlihat begitu marah saat aku pergi.Tarus aku harus ngomong apa ke ibu besok pagi,,? Apa aku sebaiknya kembali saja kerumah mas Arjun,,?"Batin Kiran bertanya pada dirinya sendiri.
"Huuufff,,,,,aku jadi pusing."Gumam kiran.
Di sebelahnya yani sudah tertidur pulas terdengar dari suara dengkurannya.Kiran pun mencoba memejamkannya matanya walau terasa sulit namun akhirnya dia bisa tertidur juga.
*****
Ke esokan paginya di kediaman Arjun.
Arjun terbangun dengan kondisi yang begitu buruk.Dia tak mengobati tangannya yang terluka membiarkannya begitu saja.Dia bahkan tertidur diatas sofa di ruang keluarga.
Arjun mengurut pelipisnya dengan sebelah tangannya yang tak terluka,kepalanya terasa begitu sakit.Setelah itu Arjun berdiri dan berjalan dengan langkah gontai menaiki setiap anak tangga menuju kekamarnya.
Arjun masuk ke kamarnya dan langsung membanting tubuhnya ke atas tempat tidur.Matanya menatap ke atas langit-langit kamar.Dia bahkan tak peduli dengan luka di tangannya yang masih terus berdarah.Seprai yang berwarna putih itu kini di penuhi oleh darahnya.
"Mengapa kamu pergi kia,,,mengapa,,,? apa salah bilah aku cemburu..?"Gumam Arjun mengingat kembali kejadian semalam.Bahkan kini air matanya mengalir begitu saja.
Sementara di lantai bawah para pelayan sedang membersihkan barang-barang yang di hancurkan Arjun semalam.Para pelayan baru membersihkan saat Arjun sudah ke kamarnya.Berani mereka membersihkan saat masih ada Arjun,sudah dapat di pastikan mereka pasti akan terkena amarahnya.
Tak lama,Mami Arjun datang dengan tergesa-gesa.Tentu saja untuk menemui anak semata wayangnya.Saat menerima telfon dari mba Ayu pagi-pagi sekali,Bu yuni segera bersiap pergi ke rumah anaknya itu.
"Ada apa ini,,,? mengapa semua perabotan di sini hancur,,? apa semalam ada gempa..?" tanya bu yuni begitu melewati ruang keluarga.Bu yuni menatap satu persatu pelayan yang sedang membersihkan tempat itu.
"Nyonya sudah sampai,,,," sapa mba Ayu yang sudah berdiri di hadspan mami Arjun.
"Ada apa ini mba,,,? rumah anak saya ko berantakan sekali?" Kini bu yuni melihat mba Ayu yang sedang menunduk hormat padanya.
"Itu nyonya,,,,,anu,,,,,"Mba Ayu bingung mau berkata apa.
"Sudah lah mba,,,!! saya tak perduli dengan itu.Anak saya mana mba..?" tanya bu yuni dengan tak sabar ingin bertemu Arjun.
"Tuan Arjun ada di kamarnya."jawab mba Ayu.
"Baiklah,,,,makasih mba."Kata bu Yuni yang hendak pergi namun kembali berhenti."Oh iya,,,beresin semuanya dan mba tolong pesan lagi yang baru..!!"Kata bu yuni lagi tanpa tahu bahwa yang memecahkan semua barang adalah Arjun.
Mba Ayu hanya mengangguk patuh dan pelayan yang lain kembali membersihkan semua pecahan kaca dan guci.
Bu yuni langsung masuk ke kamar Arjun tanpa mengetuk karna dia berpikir Kiran belum berada di rumah itu dan juga belum mengetahui soal kembalinya Arjun.
"Arjuna sayang,,,,"Ucap bu yuni dengan mata yang sudah mengeluarkan air mata tak mampu menahan haru.
Sedangkan Arjun terlihat tak bergeming sama sekali dari posisinya yang sedang tidur di atas tempat tidur.Bahkan posisinya masi sama seperti saat pertama dia masuk.
Bu Yuni menghampiri putranya itu yang ternyata sedang tertidur.Namun mata bu Yuni seketika melotot saat melihat darah di atas seprei.
"Apa yang terjadi denganmu..?"Dengan segera bu yuni duduk di tepi ranjang dan menarik tangan Arjun yang terlihat berdarah.
"Aawwww,,,,," Arjun meringis saat merasakan ada seseorang yang menyentuh tangannya.Dia perlahan membuka matanya dan melihat maminya yang sedang memegang tangannya.
"Mami,,,,"
"Kenapa dengan tanganmu nak terluka sampai seperti ini,,,?"Tanya bu Yuni masih memegang tangan Arjun.Bahkan air mata bu yuni kini kembali mengalir.
Arjun bangun dari tidurnya."Tangan aku tak apa-apa mi.Hanya tergores saja.Mami jangan nangis..!" kata Arjun tersenyum ke arah maminya dan menhapus air mata maminya dengan sebelah tangannya.
"Kamu dari mana saja ? sudah 4 bulan lebih kamu menghilang.Dan mami begitu takut jika mami tak akan pernah bertemu dengan kamu lagi nak." Kata Bu Yuni sambil masih menangis dengan terus memegang tangan Arjun yang terluka."Lihat,,,,kamu terlihat begitu kurus sayang." kini bu yuni memegang kedua pundak Arjun.
Arjun tersenyum menatap maminya,dia kemudian meraih tangan maminya yang berada di bundaknya kemudian mengecup kedua tangan maminya itu dengan penuh sayang."Aku baik-baik saja mi.Mami jangan nangis terus.Sekarang kan aku udah pulang."Ucap Arjun menenangkan maminya.
Mami Arjun mengangguk dan menghapus air matanya."Kamu tahu,sejak kamu menghilang Kiran begitu syok.Dia bahkan terus mengurung diri di kamar bahkan sampai tak makan seharian.Kiran juga berhenti kulia sejak kamu pergi."Jelas mami Arjun.
Arjun terdiam mendengar perkataan maminya.Dia perpikir sudah begitu sangat keterlaluan memperlakukan kiran.
"Mami obatin dulu tangan kamu."Kata mami Arjun lagi dan segera mengambil kotak obat di dalam lemari.
Sedangkan Arjun hanya diam bahkan saat maminya mengobati lukanya,dia sama sekali tak bersuara.Dia terus memikirkan Kiran,bagai mana kondisinya saat ini dan ada di mana gadis itu saat ini.
"Nah sudah,,,,sekarang kamu mandi dulu..!! mami akan turun ke bawah dan akan mengabari Kiran."Ucap mami Arjun yang sudah selesai memperban tangan Arjun.
Arjun mengangguk dan segera pergi masuk kedalam kamar mandi.Di dalam kamar mandi,Arjun menatap dirinya di pantulan cermin."Aku harus ngomong apa ke mami..? Kalau mami tahu aku sudah menamparnya,bisa-bisa aku lagi yang akan kena amukan mami." ucap Arjun pada dirinya sendiri.
"Sialan,,,,,"Arjun mengumpat dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Arjun kemudian mandi tanpa membasahi tangannya yang terluka.Begitu selesai Arjun keluar dari kamar mandi dan segera berganti pakaian.Perutnya sudah sangat lapar sehingga begitu selesai berganti,dia langsung turun ke lantai bawah.
😊😊😊😊😊