Download App
5.5% Penyihir Terhebat Bumi / Chapter 23: Boneka Kayu

Chapter 23: Boneka Kayu

Para acolyte yang sudah berhasil mengalahkan boneka kayu itu berteriak senang dan memandang tangan mereka, melihat setitik cahaya seperti embun memasuki tangan tersebut. Ada yang menunjukkan otot-otot mereka dengan bangga, ada yang berlari-lari cepat tanpa terlihat kelelahan sama sekali. Vico melipat tangannya dan tersenyum senang melihat para acolyte itu mencoba kekuatan baru mereka.

Emery, Julian, dan Chumo saling mengangguk, menunjukkan kesamaan pemikiran mereka tanpa mengatakan apa-apa. Mereka masing-masing berjalan menuju lingkaran terpisah dan memandang boneka kayu di depan mereka.

Emery memilih untuk menggunakan pedang, begitu juga dengan Julian. Sementara itu, Chumo memilih untuk menggunakan senjata yang sedikit berbeda, yakni panah dan busur. Emery mengayunkan pedang kayu yang ia dapatkan beberapa kali, dan ia merasakan bahwa pedang itu tidak hanya jauh lebih ringan dari pedang yang ia gunakan untuk berlatih dulu, namun dari suaranya, pedang itu juga sangat tajam, jauh lebih tajam ketimbang pedangnya dulu. Sepertinya, jika ia bertarung dengan boneka itu, ia bisa saja terluka karena boneka itu juga memiliki pedang yang sama. Akhirnya, Emery memutuskan untuk menekan tombol 'menunggu' dan melihat kedua temannya bertarung dulu.

Emery melihat Chumo bertarung. Remaja itu berlari berputar-putar sembari menghindari panah dari boneka, dan saat ia berhasil menghindar, ia menggunakan kesempatan untuk mengambil panah, menyiapkan busur, dan melepaskan tembakan balasan. Waktu berjalan, banyak sekali tembakan yang meleset, dan masing-masing hanya memiliki lima panah tersisa dari dua puluh panah yang mereka miliki saat awal pertarungan. Menyadari panahnya tinggal sedikit, Chumo memutuskan untuk mengambil taktik lebih agresif. Ia mengambil beberapa anak panah dan menembakkannya ke arah boneka itu. Boneka itu berhasil menghindar, namun Chumo menembak kepala boneka itu dengan panah terakhirnya. Sebuah bola cahaya putih seperti embun memasuki tubuh Chumo, dan pria itu tersenyum senang. Sangat jarang Emery melihat Chumo tersenyum.'

Emery tidak melihat pertarungan Julian, namun jika dilihat dari bagaimana Julian sama sekali tidak berkeringat ataupun bernafas terengah-engah, sepertinya Julian berhasil mengalahkan boneka itu dengan mudah. Mungkin seharusnya ia melihat pertarungan Julian daripada pertarungan Chumo, karena ia dan Julian menggunakan senjata yang sama, namun Emery memutuskan untuk tidak memikirkan kesalahannya dan menoleh ke arah Thrax yang sedang bertarung. Bersamaan dengan setiap serangan dari tombaknya., Thrax selalu berteriak 'Grahhh!' atau 'Ahu!'

Thrax berhasil menyelesaikan boneka level pertama dan sedang menghadapi boneka level kedua. Dari penampilan boneka itu sepertinya tidak ada yang berubah, namun gerak-gerik boneka itu berbeda. Boneka itu menghindari tinju dan serangan tombak Thrax dengan mudahnya, bahkan bisa menyerang Thrax hingga seragam-nya sobek dan ia terluka sampai berdarah. Setiap serangan yang gagal membuat Thrax semakin marah, dan akhirnya ia memutuskan untuk melemparkan tombak itu seperti melempar lembing sembari berteriak 'Ahu!'. Saat boneka kayu itu menghindar, Thrax berlari cepat ke belakang boneka itu dan meninju kepala boneka hingga hancur. Sebuah bola cahaya yang sedikit lebih besar memasuki tubuhnya, dan Thrax berteriak dengan senang sembari mengepalkan tangannya. "Berhasil!"

Suara keras sorak-sorai terdengar dari kerumunan acolyte yang sedari tadi melihat gaya bertarung Thrax yang agresif. Ia berjalan keluar dari lingkaran dan melihat acolyte yang sedang bertarung di sebelahnya.

Emery ikut melihat pertarungan di sebelah Thrax. Acolyte yang sedang bertarung itu memiliki tubuh kekar dan memilih untuk menggunakan pedang besar. Dari tubuhnya yang atletis, sudah terlihat jelas bahwa ia sangatlah kuat dan bisa bertahan lama dalam sebuah pertarungan. Namun, saat pertarungan dimulai, pedang mereka saling bertabrakan, dan boneka itu menggerakkan kakinya untuk membuat acolyte itu terjatuh. Saat acolyte berkepala botak itu terjatuh, boneka tersebut mendekatkan pedangnya di dekat leher acolyte itu, menunjukkan bahwa acolyte itu telah kalah.

Vico tersenyum lebar dan mengusap kembali janggut panjangnya dengan tangannya yang kekar. "Hahaha! Kau pikir kau bisa mengalahkan boneka itu dengan kekuatan semata, kan? Coba lagi, tulang lunak! Boneka itu memiliki kekuatan yang sama denganmu, jadi kau harus menggunakan taktik saat menyerang! Anggap saja ini pertarungan nyata!"

Kekuatan yang sama… Berarti, Emery masih punya kesempatan? Ia memandang pedang kayu di tangannya dan mengayunkan pedang itu beberapa kali, berusaha mengingat… mengingat ajaran-ajaran yang ayahnya berikan kepadanya. Setelah mengayunkan pedang, ia mengambil posisi siap dan menekan tombol start dengan tangannya yang tidak sedang memegang pedang.

[3…]

Boneka kayu itu mulai bergerak.

[2…]

Sebilah pedang kayu, seperti pedang Emery, muncul di tangan boneka itu.

[1…]

Boneka itu melesat cepat ke arah Emery, namun ia telah memperkirakan gerakan itu dan berhasil menghindar. Boneka itu gagal menyerang, dan Emery mengambil kesempatan untuk menusuk dada boneka kayu itu. Tepat saat Emery menusuk, ia membayangkan wajah Perampok dulu, sehingga ia terbawa amarah dan mendorong boneka yang sudah tertusuk itu ke arah dinding tak terlihat pada tepi lingkaran. Seketika, boneka itu hancur berkeping-keping, dan sebuah bola cahaya kecil muncul.

[Boneka simulasi pertarungan level 1 telah dikalahkan. Hadiah, satu poin battle power.]

Emery menarik dan membuang nafas, berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar-debar dan tangannya yang gemetar. Dulu, ayahnya selalu mengajarkannya untuk tetap tenang saat memegang pedang dan jangan sampai kehilangan kendali. Setelah beberapa saat, pikirannya kembali jernih, dan ia membuka status-nya untuk memastikan peningkatan kekuatan. Saat membuka status, ia menerima sebuah pesan baru.

[Teknik Berpedang level 1 telah diterima]

------------------------

AUTHOR NOTE

Terimakasih telah berminat untuk membaca novel ini. Novel 'Penyihir Terhebat Bumi' adalah novel asli penulis Indonesia yang memulai debut di Global dan saat ini telah memasuki Top 50 besar Novel di Global dengan judul 'Earth Greatest Magus'

-------------------------------

SPECIAL NOTE:

Dalam Rangka Publikasi pertama dalam bahasa Indonesia selama Bulan Februari Ini Novel earth Greatest Magus akan Mass release tanggal 10 Maret langsung 25 bab dengan diskon spesial 99%. Boleh rekan rekan bantu Novel ini dengan memberikan power stone setiap harinya


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C23
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login