Download App
93.75% Penyamaran Sang Terkuat / Chapter 15: Dicurigai

Chapter 15: Dicurigai

"Hei, kau bersekolah di mana, hm?" tanya seorang polisi yang menginterogasi Lui.

" apa urusan antara tempat saya bersekolah dengan kejadian ini hingga anda menanyakan tempat saya bersekolah terlebih dahulu ketimbang menanyakan hal yang lain kepada saya?" tanya Lui balik.

Lui bergeming tidak menanggapi pertanyaan si polisi itu dengan baik. menurut Lui ini adalah hal yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya mereka lakukan. Tidak sesuai bukan berarti tidak benar, hanya saja untuk pertanyaan pertama kali yang harus diajukan oleh mereka kepada Lui tidaklah sesuai.

Lui sudah sangat sering berhadapan dengan situasi seperti ini, dia saling menemukan adanya banyak remaja yang melakukan kejahatan seperti itu, lalu dibawa ke kantor Polisi untuk ditanyai dan juga diberikan peringatan sesuai dengan tingkatan kerusakan yang telah mereka lakukan. namun sejauh ini belum ada yang seperti Lui ditemukan sekarang.

Bukannya tidak penting untuk menanyakan keberadaan sekolah dan data-data remaja yang melakukan kenakalan, namun apakah hal lain tidak disoroti oleh para polisi?

"Jangan banyak melawan, kau harus bersikap kooperatif kepada kami. masih kecil sudah hendak melawan orang tua, kau itu masih makan menggunakan uang orang tua mu. Masih terlalu jauh bagimu untuk melawan orang tua," ujar salah satu polisi yang ada di sana.

Lui mencebik, bibirnya mengkerut sinis. Yang tidak disukai oleh seorang pahlawan seperti Lui adalah pihak keamanan yang arogan. menganggap warga sipil yang perlu bantuan mereka harus mengikuti semua ucapan mereka dan akhirnya bisa diperlakukan seperti boneka.

Meskipun pada dasarnya sekarang ini Lui dianggap sebagai pelaku kejahatan, sedikit mengejutkan bagi Lui, ada sedikit culture shock yang menyelimuti hati Lui.

Rupanya seperti inikah menjadi seorang villain? rasanya benar-benar aneh.

itulah kalimat yang terlintas di dalam benak Lui. Lui tidak banyak mengambil referensi dalam kehidupan remaja, namun dia sempat menonton sebuah film yang kiranya cocok untuk pengambilan visual dan karakteristik seorang remaja nakal.

"Oh ya? kalian itu polisi, bukan mandor. Kenapa aku harus mengikuti kata-kata yang keluar dari mulut-mulut kalian itu hah?!" ujar Lui. Bersikap sangat sombong. Tapi begitulah yang lebih baik menurut Lui.

Memancing masalah dengan menyelamatkan diri adalah sesuatu hal yang beda-beda tipis. Memang terlihat membahayakan, tapi kalau dalam penempatan yang tepat maka bisa menyelamatkan diri dari jahatnya dunia yang penuh maksud terselubung ini.

"Dasar anak kecil tidak tahu diri, kau pasti berasal dari Brigdstone High School. Memang memalukan sekali sekolah penuh dengan keparat itu isinya hanya anak-anak menyusahkan yang disokong para elite politik sialan saja. Tapi... dari tampang mu kau pasti masih belum ikut dengan crew manapun."

Crew? istilah apa itu? Lui belum pernah mendengarnya sama sekali. Ini membuat Lui penasaran tentunya. Ini bisa dijadikan sebagai bahan observasi baru oleh Lui. Beruntung dia ditangkap oleh polisi ini, mulutnya sangat tidak terkontrol. Lui bisa menyerap banyak informasi di sini. Hanya tinggal membuat polisi itu semakin banyak mengoceh saja, setelah itu Lui bisa menimba banyak informasi dari pria tersebut.

Lui meludah sembarangan, ini memang bukan sikapnya, tidak hanya si polisi yang terganggu melihat tingkah laku kurang ajar tersebut melainkan juga Lui rasa tidak nyaman dengan apa yang dia lakukan itu. Namun demi menyokong sandiwara yang dia perlihatkan di hadapan para polisi tersebut maka dia terpaksa melakukan itu sekarang.

"Tahu apa kalian tentang crew? kalian adalah orang-orang luar jadi jangan terlalu banyak mengoceh hal-hal yang tidak kalian ketahui." Lui berkata demikian untuk memancing agar para polisi itu merasa tertantang dan membicarakan lebih banyak lagi yang mereka ketahui tentang crew.

ini adalah taktik biasa, sudah terlalu sering digunakan namun tetap saja ampuh karena mau bagaimanapun juga manusia adalah makhluk yang selalu saja menggunakan kesombongan dan meletakkan gengsi di atas segalanya dalam diri mereka.

"Sepertinya yang tidak tahu banyak hal di sini adalah kau, dasar bocah sialan. Apra polisi adalah gerbang utama para crew. Tanpa kami, pasti bocah-bocah sialan yang ingin menjilat uang dari grup elite itu pasti akan diseret publik dan para pahlawan naif di luar sana. Padahal kenyataannya, pahlawan-pahlawan di luar sana juga sangat terkait dengan para elite kapitalisme di negara ini," ujar polisi itu menghardik Lui.

'Ah berarti aku harus mendekati para polisi dan juga para siswa yang termasuk dalam bagian dari Crew di sekolah ini agar aku bisa tahu lebih banyak hal. aku yakin kalau yang disebut sebagai Crew di sini adalah organisasi yang mengendalikan dan menjadikan para siswa di sini sebagai boneka. Tapi sampai dia keluar seperti kepolisian dan orang-orang lain yang berada di luar sekolah itu bisa tahu tentang istilah ini berarti orang yang berada di balik perkumpulan itu pasti bukanlah orang-orang biasa. Semoga saja penyelidikanku sudah menemukan titik terang setidaknya sedikit saja agar aku bisa melanjutkan semuanya ke bagian yang lebih penting dengan cepat. Ada banyak nyawa dan masa depan yang dipertaruhkan di sini.'

Lui membatin dan mendengarkan ocehan pria yang ada di hadapannya tersebut, jangan sambil memasang tambang untuk peduli dan merasa bosan, dia terus memikirkan rencana sesuai dengan informasi yang didapatkannya dari polisi tersebut.

Hampir 1 jam Lui mendengarkan semua informasi yang didapatnya dari para polisi yang menangkapnya tersebut, tidak ada hal yang lebih spesial lagi selain informasi tentang Crew, namun semakin lama informasi yang didapatkan dari mereka semakin dangkal dan bersifat umum. Ini sudah menggambarkan dengan jelas sampai di mana batasan antara relasi polisi dengan orang-orang yang berada di dalam organisasi yang disebut Crew itu.

"Baiklah, lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku adalah remaja dan aku juga masih di bawah umur, tentunya kalian tidak berhak untuk menangkapku atau memenjarakanku. Sudahi tapi jalan yang tidak penting ini pulangkan aku sekarang juga karena aku belum mengerjakan tugasku dan besok aku ingin bersekolah," perintah Lui, dia bahka menaikkan kakinya keatas meja sebagai bentuk rasa ketidaksukaan nya pada para polisi di hadapan nya itu.

Polisi-polisi itu merasa sangat geram dengan sikap Lui, namun apa yang dikatakan oleh Lui adalah benar. Mereka tidak punya banyak alasan yang dapat membuat Lui mendekam di penjara. Lagipula, kasus seperti ini sudah marak terjadi di tengah masyarakat.

"Ck, jangan merasa senang dulu dasar bocah payah. Meskipun kau bisa bebas dan kami keluarkan dari penjara, tapi jangan harap hidupmu akan bebas tanpa pemantauan dari kami. Camkan itu," ancam polisi tersebut, Lui hanya membalasnya dengan smirk dan cengiran di wajahnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C15
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login