Download App
59.85% Penjaga hati Zara / Chapter 85: Tim solid

Chapter 85: Tim solid

Hari ini rumah Widya agak lebih sibuk dari biasanya, bukan tanpa alasan juga... semua terjadi karena ulah Widya yang menyanggupi pesanan 200pcs buket coklat dalam waktu satu hari!! Tim mereka tadi nya hanya Zara, Widya, Nanda, lalu Intan dan Aini remaja lulusan SMU yang tinggal tidak jauh dari rumah Widya, mereka punya tugas dan tanggung jawab masing-masing, untuk urusan cetak mencetak coklat Nanda ahlinya dibantu intan, Widya bagian bikin kartu ucapan, lalu Zara dan Aini spesialis merangkai buket.

Diruang tengah entah lah sudah tidak beraturan lagi, mereka terpaksa merekrut dua orang dadakan supaya bisa menyelesaikan pesanan tepat waktu.

Yeah! mereka memang harus punya tim solid untuk siap menerima badai orderan, apalagi nanti kalau mereka sungguh bisa menjadi salah satu kandidat terpilih dalam kompetisi yang diadakan Sempurna Grup.

Diantara gadis-gadis satu tim yang sibuk dengan kegiatan mereka, ada seorang pria penyusup disana, yang juga ikut membantu pekerjaan Zara. Dialah Tristan!

Bukan Zara yang sengaja ingin mengajak sang CEO menjadi bagian dari tim huru hara, tapi pria itu sendiri yang menawarkan diri.

.

flashback on

Pagi-pagi Zara sudah mampir kerumah Tristan untuk mengambil matic pink kesayangan. Pria berwajah maskulin itu sudah siap pergi dengan kemeja biru lengan panjang membalut tubuhnya, entahlah Zara juga tidak mengerti dikemanakan jas atau Coat yang biasa menjadi indentitas si pria tampan.

"kak Tristan terimakasih sudah membantu.. maaf ya baru sempat diambil hari ini..." ujar Zara sedikit merasa bersalah telah membuat Tristan repot.

"tidak masalah... sebenarnya aku mau mengantar nya tapi tidak tahu mau diantar kemana.. apartemen atau rumah mu??"

"tidak usah repot-repot kak... lagipula aku bingung kak Tristan tidak mau aku ganti uang nya..." Zara menekuk wajah , dia memang serba salah karena Tristan tidak mau menerima uang untuk memperbaiki maticnya.

"baiklah kalau memaksa... bayar dengan waktu mu saja..."

Zara terperangah.

"tapi aku sedang sibuk..."

.

Tristan segera mengambil alih kemudi si matic pink.

"aku akan mengantarmu kemanapun hari ini..." ujarnya senang, Zara sedikit ragu dan tidak yakin... tapi mau bagaimana lagi orderan buket sudah menanti kehadiran nya dengan tidak sabar.

.

Flashback off

Tristan tampak bersemangat mengikuti arahan yang diberikan Zara,, dia ikut merangkai coklat berbagai bentuk karakter sampai jadi buket yang cantik. Sebentar saja pria itu bisa cukup mahir, wajar saja kalau dia jadi seorang CEO, kecepatan otak nya untuk mempelajari hal baru sudah tidak diragukan lagi.

Ada yang tak kalah senang dengan kehadiran Tristan dirumah Widya yang dijadikan Workshop, kebetulan orang tua Widya memang bekerja diluar kota dan pulang seminggu sekali, sedangkan kakak-kakak nya sudah berkeluarga. Jadi tinggal lah ia sendiri bersama seorang asisten rumah tangga. Dan... siapa lagi yang sangat bahagia itu kalau bukan Widya sendiri! diam-diam dia menaruh rasa suka pada si duda keren,, beberapa kali gadis berwajah ayu itu mencoba mencari perhatian, mulai dari pura-pura berkonsultasi tentang bisnis online Gudang Coklat, atau sengaja mengirim template kartu ucapan berisi kalimat puitis. Tristan tidak terlalu menggubris, ia hanya menganggap cara Widya mendekati nya hanya karena rasa mengagumi semata. Tidak lebih!

"Pak Tristan.. silakan diminum..." Widya membawa kan secangkir teh hangat lalu meletakkan di meja.

"terimakasih..." ucap Tristan memulas senyum yang membuat jantung Widya seolah akan rontok.

"untukku mana??" Zara melihat hanya satu yang dibawa Widya.

"hu... ambil sendiri disana..." Widya bersungut lalu kembali melebarkan senyum pada idolanya,, sementara Zara menekuk wajah tidak dapat teh seperti Tristan.

Tristan mengulum senyum melihat dua sahabat saling melempar candaan.

ah!! seandainya Zara belum ada yang punya mungkin tidak ada alasan bagi Tristan untuk tidak menyukai gadis berwajah sendu itu.

***

Malam sudah menggantikan posisi siang, Tristan dan Zara menyusuri jalan, menembus dingin malam dengan matic pink armada kebanggaan si gadis.

Mereka berhenti di perempatan jalan untuk menikmati sepiring nasi goreng hangat penyumbat rasa lapar yang menyerang sejak tadi.

"makasih ya kak udah bantuin hari ini..." ujar Zara mulai menyuap nasi goreng kedalam mulut mungilnya.

"don't worry.. lagipula aku seneng kok bisa bantuin kamu..." netra Tristan tak henti menatap gadis yang penuh semangat meski kini ia sudah merasa letih. Beberapa pertanyaan hinggap di kepalanya,, kenapa gadis yang punya impian besar seperti Zara memilih untuk menikah diusia yang masih bisa dibilang masih cukup muda.

.

"Zara... boleh aku bertanya sesuatu...?" pertanyaan itu memecahkan keheningan membuat Zara menghentikan suapan kedalam mulut "maaf.. mungkin akan sedikit aneh.. tapi kalau boleh tau kenapa kamu menikah muda...?"

"uhuuukkk.." Zara tersedak segera meneguk air putih yang disodorkan Tristan.

Menikah muda memang bukan keinginan dirinya semata, mau bagaimana lagi salah paham yang terjadi sampai dia harus terpaksa menikah disaat dirinya masih ingin terbang bebas layaknya burung yang bisa kemanapun ia suka. Diusia yang baru 21 tahun dia harus berusaha menjadi istri yang baik, mengabdikan diri pada Lelaki yang entah mencintai nya atau tidak!!


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C85
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login