Sesuai janji mereka berdua benar-benar pindah kerumah yang sudah disiapkan tuan Wildan. Rumah di komplek elite,!Sebuah rumah bergaya minimalis dengan halaman luas berhias taman kecil penuh dengan berbagai macam bunga. Cat dinding bewarna putih bersih, ada kolam ikan disudut dengan aksen air mancur.
Dibelakang terdapat kolam renang walaupun tidak seluas dirumah utama.
"terimakasih mom..." Zara memeluk momy mertuanya yang ikut mengantar mereka.
"semoga betah ya... kalian juga lebih leluasa nanti kalau mau kasih momy cucu..." canda nyonya Lia mencubit pipi menantunya yang kemerahan menahan malu.
"oh ya.. nanti ada mbak Rahayu yang akan membantu Zara disini,,"
"baiklah terimakasih mom.." Zara kembali memeluk nyonya Lia.. kemudian mereka mulai ke lantai dua tempat kamar ia dan Aldi.. rumah itu terdiri dari dua lantai dan empat kamar tidur masing-masing kamar utama, kamar anak, dan kamar tamu dan satu kamar asisten di lantai satu. perabot pun sudah lengkap dari hal kecil hingga hal yang besar.
.
Zara mulai meletakkan pakaian Aldi kedalam lemari setelah Nyonya Lia pulang, ia harus segera menyelesaikan tugas, pasalnya ia ada janji pada Tristan datang ke panti untuk perayaan ulang tahun Oma Diana nanti sore.
Setelah selesai menyusun pakaian suaminya, Zara menyeret koper milik nya keluar kamar itu.
"hei kau mau kemana..?" Aldi menghentikan.
"aku akan kekamar ku..."
"kamarmu?"
"ya.. kamarku... tidak baik laki-laki dan wanita tidur dalam satu kamar terus-terusan...nanti aku bisa hamil..."
Aldi mendengus mendengar kalimat anonim Zara
"memangnya kenapa kalau kau hamil.. kau istri ku.."
"aku ingat kan ya perjanjian kita... kalau aku hamil apa kau yakin bisa kembali pada kak aura.. lagipula aku tidak mungkin menghabiskan sisa hidup ku dengan menyedihkan.." Zara menyeret kopernya keluar dari kamar Aldi..
"ya.. terserah kau saja.. lagipula syukur kau tidak tidur dengan ku.. suara dengkuran mu berisik... "teriak Aldi Karena Zara sudah keluar dari kamar.
"hu.. lihat saja apa dia bisa tidur sendiri..." gumamnya kesal,, Zara tak bergeming ia tetap pada pendiriannya, tidak sekamar dengan pria plin plan kayak Aldi!!!
***
Dikamar tamu dengan wallpaper putih dengan motif bunga gold Sekaran menjadi daerah kekuasaan zara,, gadis itu teringat kado yang belum sempat ia buka, kebetulan ia sendiri disana. Pertama ia membuka kado dari Tristan, ternyata sebuah ponsel keluaran terbaru.
Mata Zara membulat, ada kartu ucapan kecil bertuliskan 'selamat ulang tahun,, ini kado kecil dari seorang teman...'
Zara memindahkan kartunya kedalam ponsel baru, lalu mulai mengaktifkan. tak sabar ia ingin ucapkan terimakasih pada teman barunya itu.
Kado kedua, dari suaminya... Aldi...
Tak sabar ia membuka kotak terbungkus kertas bewarna pink muda. Zara sangat tidak menyangka ia mendapat kado linjeri seksi bermotif bunga bewarna dominan pink. ia mengangkat tinggi-tinggi linjeri itu, lalu sebuah kotak terjatuh, ia membuka ada sebuah kalung dengan liontin berinisial "Z"
~kalau liontin oke.. tapi linjeri ini... oh my God apa yang ada di otak pria mesum itu...~ pikir Zara ngeri.
"Zara apa kau akan masak untuk kita siang ini...?" Aldi masuk kedalam kamar Zara tanpa permisi, membuat gadis itu malu karena kepergok sedang membeberkan linjeri seksi yang baru ia terima.
"pakaian aneh apa itu???" tanya Aldi heran "seksi sekali.. katanya tidak mau hamil tapi kau mau menggoda ku..." tuduh Aldi seenaknya.
Zara berdiri mendekati Aldi.
"aneh apanya... seperti nya kau yang sengaja mau aku menggodamu... kau tidak ingat atau pura-pura lupa?"
"apa maksudmu..." Tanya Aldi tak mengerti
"kau yang memberi ku kado aneh ini... kenapa kau juga yang sewot.."
"aaa... apa??"
~ah sial Dimas... awas kau ya....!!~
***
Aldi dan zara baru menyelesaikan makan siang, mudah saja jaman sekarang yang penting ada kuota bisa pesan online cukup dirumah dan makanan akan datang. Bukannya tidak mau masak tapi di dapur belum ada apapun yang bisa dimasak.
"Aldi... aku akan pergi sebentar,, aku harus datang ke ulang tahun seseorang..." Zara berkemas piring seusai mereka makan.
"ya.. silakan aku juga akan ke cafe ada banyak urusan..." sahut Aldi sibuk membalas pesan dari Aura.
Kali ini Zara mengenakan stelan rok denim selutut dipadukan dengan kaos berwarna putih dan sepatu sneaker tidak ketinggalan Sling bag kesayangan.
Terpaksa ia memakai taxi online menuju lokasi panti yang dikirim oleh Tristan, matic kesayangan masih belum sempat diambil dari rumah Raihan.
.
Tak lama Zara tiba di sebuah panti yang berhalangan cukup luas dengan bangunan sederhana. Di teras sudah berdiri pria tampan mengenakan Coat hitam menanti kedatangannya.
"terimakasih sudah mau datang...", sapanya ramah
"tentu saja.. aku juga mau melihat Oma..." sambut Zara tersenyum manis membuat pria dihadapannya makin kagum.
"ayoo.. silakan.." ajaknya kemudian.
Didalam tampak seorang wanita tua dengan senyum bahagia bercengkrama dengan beberapa anak-anak disana sambil membagikan beberapa bingkisan yang disiapkan oleh Tristan.
"Oma.. lihat siapa yang datang..." seru Tristan membuat Oma Diana mengalihkan pandangannya, ia bisa melihat sosok seorang Zara berdiri disamping cucunya.
"Oma.. apa kabar.. " Zara menghambur pada pelukan sang Oma.. "i Miss you..." ucapnya kemudian.
.
.