"Pada awalnya, aku bahkan penasaran bagaimana perusahaanmu ini bisa berkembang begitu cepat dalam waktu yang sesingkat itu. Erza, jika ini bukan perusahaanmu, mungkin aku pasti akan menekan mbak Widuri ini dengan cara apapun." Setelah keduanya selesai membicarakannya, Yanti pun masih tidak menyangka dengan hal ini. Di dalam bisnis, Yanti bahkan telah menjadi penguasa kota ini dan dengan bangga bisa sombong dengan siapapun, tapi setelah mengobrol dengan Widuri, dia bahkan baru menyadari jika banyak hal yang masih kurang dalam perusahaanya.
"Sepertinya itu memang keberuntunganku."
"Datanglah dan minumlah. Widuri akan membereskannya. Perusahaanmu itu bahkan tidak akan lama bisa menjadi salah satu yang terbesar di kota ini." Saat mendengar kalimat ini, Widuri pun menjadi terkejut dan dia tidak mengerti dengan arti kalimat Yanti barusan. Apakah ini sebuah peringatan atau sebuah dukungan?"