Bagi Erza, ini membuatnya merasa sangat cemas. Dia bahkan selalu menantikan ini di tiga hari terakhir. Irfan juga sudah memberi tahu dirinya jika dia akan kembali. Tapi Erza juga tidak tahu seberapa banyak korbannya nanti. Hatinya pun menjadi tidak tenang karena bagaimanapun dia membawa 200 orang dan setidaknya tidak boleh kurang dari 80 nyawa yang tersisa. Meskipun ini juga tidak mungkin, tapi erza juga merasa tidak tenang dengan hal ini.
"Erza, apa mereka belum sampai?" Di pabrik yang kosong, Erza membawa dirinya, Wika dan yang lainnya kesini untuk menyambutnya. Dia pun menghelakan nafasnya dengan lega saat tahu jika ketiga organisasi teroris ini ada dalam genggamannya dan mereka juga berhenti mengirim yang lainnya kesini. Jika tidak, itu mungkin akan merepotkan baginya. Setidaknya ini akan membuatnya lebih aman saat pergi.
"Hampir sampai. Irfan selalu tepat waktu dan kuharap tidak akan ada masalah dengannya."