Erza yang berada di depannya juga dengan cepat menatap wanita itu. Orang yang ada di depannya ini ternyata adalah sosok istrinya. Erza bahkan pernah merasa jika dirinya ini tidak akan mungkin menikah seumur hidup. Tapi saat dia melihat Lina sekarang, dia merasa jika karena dirinya, orang yang begitu istimewa ini selalu dalam bahaya dan selalu merasa menderita dalam kurun waktu yang tak bisa dibayangkan. Dia bahkan sangat merasa bersalah karena hal itu. Dia bahkan pernah melihat Lina hanya memakai pakaian yang tipis di musim dingin seperti ini hanya untuk bisa melihatnya ke depan.
Mata Erza kini sudah mulai lembab. Dia bahkan seolah sedang menangis tanpa mengeluarkan air mata. Erza benar-benar tidak bisa mengendalikan emosi dan perasaannya saat ini.
"Lina...."
Sebelum Erza selesai berbicara, Lina sudah berlari lalu melemparkan dirinya ke pelukan Erza dan kemudian memegang Erza dengan erat. Mereka berdua pun terdiam dalam pelukan yang sangat hangat.
"Istriku, aku kembali."