"Erza, aku akan mengantarmu kesana." Di hari kedua, Erza pun masih berada di rumah bersama Lina dan pada saat yang bersamaan, dia pun menelepon Alina. Lina bahkan masih ingin mengantar Erza kesana.
"Tidak, ini terlalu jauh. Kamu telah menyia-nyiakan waktumu kemarin. Ayo cepat pergi ke kantor." Ucap Erza sambil melambaikan tangannya dengan cepat. Dalam hati Erza, dia sebenarnya juga ingin Lina mengantarkan dirinya ke bandara, tetapi ketika dia teringat jika dia akan pergi dengan Widura, itu tidak mungkin bisa dilakukan. Jadi, lebih baik bagi dirinya untuk pergi sendirian ke bandara. Dia juga tidak ingin repot-repot menjelaskan ini kepada Lina. Erza bahkan juga merasa tertekan dengan hal ini. Dia sebenarnya tidak ingin bersembunyi dan menyembunyikan ini. Tapi, ini tidak akan menjadi hal yang baik jika Lina mengetahuinya.
"Baiklah, tapi kamu harus berhati-hati."
"Erza." Ketika dia keluar, Wika sudah berada disana.