Download App
100% Penerus sang Pengendali / Chapter 1: 0.0 prolog
Penerus sang Pengendali Penerus sang Pengendali original

Penerus sang Pengendali

Author: MR_Grooty

© WebNovel

Chapter 1: 0.0 prolog

Aku Rian seorang anak SMA biasa. hari-hari yang membosankan, belajar melakukan hobi ku dan lainnya adalah keseharian ku.

ya itu sangat membosankan sampai itu terjadi.

<<<<<FLASHBACK>>>>>

"hoi apa tak masalah kau tiduran di situ Ron" aku melihat Ron yabg tiduran di rumput.

"hahaha nggak apa-apa kok lihat ini" Ron berguling-guling dirumput.

"hoi ian kesini sebentar" dia melambaikan tangan nya kearah ku.

"apaan?" aku berjalan kearah Ron.

"sini duduk dulu aku mau ngomong" Ron menarik tangan ku.

"iya iya apaan"aku dengan wajah malas ku duduk di samping Ron

Ron bangun dan duduk di samping ku "hei kalau aku mati aku mau menyerahkan sesuatu padamu" Ron memasang wajah serius yang jarang dia gunakan dan itu membuat ku terkejut.

"apaan sih, kenapa ngomong gitu, emang kenapa" aku bingung mendengar apa yang barusan di ucapkan Ron.

"kau mau kan?" Ron dengan wajah seriusnya memaksa ku.

aku berdiri dan menghadap ke langit "terserah kau saja" aku dengan wajah malas ku.

"syukurlah kalau kau mau, kalau begitu aku tak perlu khawatir lagi" Ron menunjukkan wajah leganya.

hunggh....suara dengung yang sangat besar terdengar dari langit

"sial kenapa cepat sekali" Ron gelisah seperti ketakutan akan sesuatu.

"Rian ambil ini dan cepat pergi dari sini" Ron melempar sebuah cincin, cincin dengan ukiran tulisan rune aneh dan sebuah permata berwarna biru terang.

"apa ini Ron?" aku ikut gelisah melihat Ron yang periang Sekarang sangat gelisah ketakutan akan sesuatunya yang tak aku ketahui.

"cepat per...."

srakkk..... sebuah tombak menusuk dada Ron, tombak aneh yang dikelilingi oleh asap hitam.

"RON!!!!" aku berlari kearah Ron yang terbaring lemah.

"hei bodoh, kenapa kau kesini... cepat lari, coughh" darah segar keluar dari mulutnya karena dia berusaha berbicara

"sudah kau diam saja" aku menggendong tubuh Ron yang berlumuran darah itu untuk mencari pertolongan.

"turun..kan..aku.."Ron terengah-engah mencoba untuk berbicara.

"apa yang kau katakan" aku terus berlari mencari seseorang

"sial dimana pergi nya semua orang"

"sudah...turun...kan...aku" ron melepaskan pegangannya dari ku membuat dia jatuh ketanah.

tubuh Ron perlahan menghilang seperti terbakar dari kakinya dan perlahan makin naik keatas.

"pakai itu" dia menunjuk cincin yang aku pegang

"ya sudah aku pakai" seluruh tubuh ku bergetar melihat kondisi Ron, yang aku pikirkan hanya lah mengikuti permintaan nya saja sekarang.

"kemarikan tangan mu" Ron mencoba untuk duduk

tanpa pikir panjang aku memberikan tangan ku yang memakai cincin yang di berikan oleh Ron.

"Θεέ μου είναι ο διάδοχός μου(bahasa greek)" ron mengatakan sesuatu yang aneh.

saat dia selesai, seluruh tubuhku di kelilingi oleh cahaya kebiruan yang semakin lama semakin terang, aku melihat tubuh ron yang tersisa dari bagian perut keatas, dan saat aku ingin memegang tangan nya pegang-an ku tak mengenai nya seolah kita berdua beda dimensi.

"cari orang yang bernama Yuri disana" Ron berteriak dengan sisa kekuatan nya.

Cahaya semakin terang membuat mataku silau.

<<<<<WAKTU SEKARANG>>>>>

saat aku membuka mataku aku berada di sebuah taman yang berhiaskan bunga yang sangat banyak, aku melihat seorang wanita yang sedang menyiram tanaman di ujung tempat ini.

"ahhhh...siapa kau"perempuan itu berteriak melihat ku.

"pergi... pergi!" dia melempari ku dengan penyiram tanaman.

"aduh..duh, tenang dulu aku juga tak tau aku kenapa bisa kesini" aku mencoba mendekati nya perlahan.

"tunggu jangan dekati aku dulu, aku belum tau siapa kau" dia bersembunyi di balik pohon.

"tenang! aku kesini karena ini!" aku menunjuk kan cincin yang di beri Ron.

"i..itu cincin milik tuan kan? kenapa bisa ada di kamu" dia perlahan mendekati tapi agak sedikit takut.

"tuan? maksudmu tuan itu Ron" aku bingung

"ya..tuan ku adalah sang pengendali Ron" dia sambil memegang cinicn di tangan ku.

"lalu di mana tuan" dia melihat ke belakang ku.

aku agak sedikit tersentak mendengar di, aku masih berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada Ron tadi dan di mana aku.

"aku tak tau apa yang terjadi pada Ron Sekarang karena aku terakhir melihat nya... kondisinya..." aku tak mampu menyelesaikan kalimat ku, aku meneteskan air mata ku mengingat kondisi Ron saat qku tinggalkan.

"apa... bagaimana kondisi tuan, dimana dia" dia mengguncang-guncang tubuh ku

aku menceritakan kejadian dari awal dan dia sangat terkejut mendengar perkataan ku.

"tapi aku masih merasakan keberadaan tuan, didekat sini" dia mencari-cari keliling ruang.

"apa yang kau katakan, aku jelas-jelas melihat sebagian tubuhnya tadi hilang" aku menarik tangannya mencoba memberhentikan nya yang gelisah.

"ya aku tau, kau bilang tuan menghilang seperti debu kan, kau pikir manusia saat mati akan jadi debu" dia membentak ku.

"ackk..."aku kehabisan kata-kata

"lalu kenapa kau sangat yakin dia masih ada sekarang" aku menanyai nya.

"kau pikir sudah berapa lama aku bersama tuan, aku sudah mengetahui hawa keberadaan tuan dan aku yakin tuan pasti masih hidup" dia menangis sambil terus mencari-cari.

"hahaha kau masih menyadari keberadaan ku ya Rin" suara yang terdengar familiar terdengar samar-samar.

"itu...itu tuan kan, dimana tuan" dia mencari-cari.

"aku di sini" cahaya keluar dari cincin yang kupakai dan perlahan membentuk seperti tubuh.

"Ron, Tuan" aku dan Rin berteriak.

"hei...hei tenang aku belum mati kok" Ron yang terlihat sedang duduk di sebuah kursi

"hei bagaimana kau...kenapa kau masih bisa...." aku sangat bingung melihat Ron yang santai saja.

"sudah kau tenang dulu, tubuh ku memang hancur tapi jiwa ku tetap ada di dalam cincin ini" Ron menjelaskan beberapa hal.

"maaf Rian tapi aku memintamu ke sini untuk membantu ku, saat kau memakai cincin ini kau sudah tak dapat melepaskan nya lagi" Ron terlihat sedih

"sudah kau tak perlu memikirkan itu lagi, jadi apa yang kau mau aku bantu" aku menenangkan Ron

"bantu aku mendapat kan tubuhku lagi" dia berdiri dari kursi nya.

"haaahh...."aku bingung "tubuh mu kan sudah..."

"hei kau pikir manusia akan hancur tubuhnya saat mati haah" dia melihatku dengan wajah bodoh

"kan sudah aku bilang manusia itu tak hancur saat mati" Rin menjulurkan lidahnya

aku mendorong wajah nya "kau diam saja"

"jadi apa yang aku harus lakukan" aku melihat Ron

"hoi rin apa kau masih menyimpan itu" Ron menanyai Rin

"ya tuan apa perlu ku ambilkan" Rin tersenyum.

"ya ambilkan itu" Ron ikut tersenyum

"hoi kenapa kalian tersenyum, apa yang kalian rencana kan haaahh" aku agak takut melihat senyuman menyeramkan mereka

"tunggu sebentar" Rin berlari kedalam sebuah ruangan seperti kuil

"hei Ron apa yang kau rencanakan haah" aku melihat Ron

"kau tenang saja" Ron tersenyum

"aku kembali" Rin membawa sesuatu yang panjang dibungus kain berwarna hitam.

"ini tuan" Rin menyerahkan benda itu kearah ku

"ehhh..."aku melihat Ron

"buka itu" Ron tersenyum.

aku mebuka perlahan kain benda itu, terlihat sesuatu berwarna hitam.

"hoi...hoi...untuk apa ini haahhh" aku terkejut.

BERSAMBUNG...


next chapter
Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login