Langkah kaki Satya tidak berhenti, dia berjalan melewati Tiara dengan tangan Citra yang masih berada di genggamannya. Dia berjalan langsung menuruni tangga.
Sebuah Gusta hitam terparkir di dalam kegelapan. Pria itu secara alami membukakan pintu untuk Citra, dan kemudian pergi ke kursi pengemudi. Mobil itu segera melaju.
Bagian dalam mobil selalu sunyi, Citra melihat ke samping. Dia melihat pemandangan yang berlalu dengan cepat di luar jendela mobil. Dia seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.
Suara rendah pria itu memecah keheningan di sana, "Apakah kamu kesal?"
Citra sadar dari lamunannya. Dia mengalihkan pandangannya, dan berbisik, "Tidak."
Satya berkata dengan ringan, "Kenapa kamu tidak berbicara?"
Citra merasa sedikit geli. "Tidak bisakah aku berhenti bicara?"
"Tidak, kamu harus banyak bicara." Satya adalah pria yang pendiam. Dia tidak suka orang lain berteriak di telinganya, tapi dia tidak terlalu suka Citra yang pendiam. Baginya, itu terlihat tidak biasa.