"Hei... kenapa kau menangis?" Mars terkejut melihat air mata mulai mengalir di pipi Emmelyn. "Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?"
Sang pangeran merasa khawatir kalau ia sudah mengatakan atau bahkan melakukan sesuatu yang menyakiti perasaan Emmelyn.
Ia segera berhenti membuka bajunya dan mendekati Emmelyn. Pangeran Mars lalu duduk di tepi tempat tidur dan memegang tangan gadis itu. "Apakah kau sakit?"
Emmelyn menggelengkan kepalanya dan berbalik ke samping. Ia menarik selimut sampai ke lehernya dan berpura-pura ingin tidur.
"Besok aku pasti akan baik-baik saja. Aku hanya ingin tidur. Tolong matikan lilinnya jika kau mau tidur," kata Emmelyn dengan suara lemah
Mars menjadi bingung dengan tingkahnya. Emmelyn tiba-tiba saja terlihat sedih dan frustasi setelah mengetahui dirinya hamil. Pangeran sebenarnya bisa menebak apa yang ia rasakan dan ia merasa sedih karena tidak bisa berbuat apa pun.