Emmely tertegun mendengar perkataan Mars.
"Tapi... ibumu kan tidak tahu siapa aku... Jika ia tahu aku datang ke ibu kota dengan niat untuk membunuhmu, ia pasti membenciku..." kata Emmelyn terbata-bata.
Mars tertawa kecil saat melihat keraguan yang terpancar dari wajahnya. "Tidak, Sayang. Ia tidak membencimu. Ia tidak akan pernah membencimu."
"Apa yang membuatmu begitu yakin?"
"Karena ia adalah ibuku dan aku telah mengenalnya selama lebih dari 27 tahun. Artinya, aku kenal beliau seumur hidupku," ia tersenyum meyakinkan. "Ibuku sangat menyukaimu. Aku sudah menceritakan segalanya tentangmu ketika kita pertama kali datang mengunjunginya untuk minum teh bersama di istana kerajaan. Apa kau masih ingat hari itu?"
Emmelyn tercengang ketika ia mendengarnya.
Tunggu, apa maksud Mars?
Itu kan sudah lama sekali!
Mata Emmelyn membulat ketika informasi perlahan-lahan masuk ke dalam otaknya dan kemudian ia mulai tersadar.