Download App
53.84% ONLY FOR YOU(Hanya Untukmu) / Chapter 14: 14. Jangan Pernah Pergi

Chapter 14: 14. Jangan Pernah Pergi

Singgah cerita....

Malam itu, Liona masih diam dan melamun di kamar, ada beberapa panggilan masuk dari Aldo ke handphone nya, Liona hanya membiarkan saja dan tidak melihatnya atau pun mengangkatnya. Liona hanya terus mengingat semua yang terjadi padanya dan Andi satu tahun yang lalu. Tragedi, yang membuatnya kehilangan orang yang sangat dia cintai.

Tiba tiba, saat itu Andi muncul di hadapan Liona.

Liona : "K... kau..." ujarnya sambil berdiri dan menghampiri Andi.

Liona terus meneteskan air mata saat berpandangan dengan Andi.

Liona : "Andi... Ndi..." rintihnya sambil berusaha untuk coba menyentuh Andi, tapi tidak bisa.

Andi hanya menatap Liona sambil meneteskan air mata.

Liona : "Andi, maafkan aku, selama ini aku sudah melupakanmu, tolong maafkan aku:("

Andi menggelengkan kepalanya yang berarti menyuruh Liona untuk berhenti menangis.

Liona : "Kenapa ini semua harus terjadi pada kita Ndi? Heu..heu..heu"

Andi hanya terus memandang Liona dengan pandangan kesedihan di matanya.

Liona : "Sekarang... aku sudah ingat semuanya Ndi, aku ingat apa yang terjadi satu tahun yang lalu. Apa kau... masih berada disini karena aku? Dan kau yang selalu menjagaku dari mereka yang ingin mencelakaiku?"

Andi hanya tersenyum.

Liona : "Terima kasih Ndi:') Kau tahu? sekarang aku merasa sangat bersyukur memiliki kemampuan ini, karena aku masih bisa melihatmu Ndi, aku sangat senang bisa melihatmu walaupun dunia kita sudah berbeda"

Andi tersenyum.

Liona : "Bi Minah dan Agung, mereka yang sudah melakukan semua ini kan??"

Andi hanya bisa meneteskan air mata saat mendengar pertanyaan Liona.

Liona : "Mereka... mereka yang sudah melenyapkan mu kan? Sungguh! aku saja tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mu Ndi, orang yang sudah kau anggap seperti keluarga, ternyata mereka membalasmu dengan cara seperti ini"

Singgah cerita...

Keesokan harinya, Liona sudah siap untuk pergi sekolah, dan hari itu adalah hari terakhir ujian kelas 2 semester 2, sebentar lagi Liona akan masuk ke kelas 3 SMA dan tidak akan terasa dia akan segera lulus SMA. Tetapi hati Liona begitu terpukul setelah ingatannya kembali. Orang yang sangat dia cintai ternyata sudah meninggal. Meskipun Liona bisa melihat Andi, tetapi perasaannya tetap sedih karena dunia mereka sudah sangat berbeda, dan tidak ada lagi harapan untuk bisa bersama selamanya, kecuali kematian yang akan bisa mempersatukan mereka kembali.

Liona rindu suara Andi, dan omongannya yang selalu membuatnya tertawa, Liona rindu bercanda nya Andi, Liona rindu pegangan hangat dari tangan Andi, Liona rindu segala hal tentang Andi.

Sekarang semua nya sudah berubah, Liona bahkan tidak bisa mendengar suara Andi lagi, tidak bisa menyentuh nya lagi, dan tidak bisa terus bersamanya lagi. Selama ini, Liona bisa melanjutkan segalanya hanya karena Andi, dia yang selalu menyemangati nya, selalu ada untuknya dalam keadaan apapun. Ibu nya sendiri tidak pernah mengerti dengan keadaannya, hanya Andi yang selalu ada untuknya.

Saat di kelas, Liona diam menunduk dan tidak bicara apapun. Seperti biasa dia datang pagi sekali, belum ada siapapun di sekolah. Dan Aldo juga selalu datang lebih pagi untuk bisa bicara sebentar dengan Liona. Dia pun pergi menghampiri Liona ke kelas.

Aldo : "Pagi" sapa nya

Liona hanya membalas sapaan Aldo dengan senyuman lesu di wajahnya.

Aldo : "Ada apa? kenapa lesu begitu? harus nya hari ini kau semangat, ini kan ujianmu terakhirmu"

Liona hanya diam saja dan tiba tiba meneteskan air mata.

Aldo : "Loh, kenapa kau menangis?" ujarnya sambil duduk di sebelah Liona

Liona : "A...aku... aku tidak apa apa" ucapnya sambil mengusap air matanya.

Aldo : "Jangan bohong, ceritakan kesedihan dan masalahmu padaku"

Liona : "Do, ternyata... ternyata hantu pria yang selalu mengikutiku selama ini adalah Andi"

Aldo : "Andi? dia siapa? kau juga pernah menyebut namanya waktu kau pingsan di rumahku"

Liona : "Andi... dia...."

Tiba tiba ada murid masuk, Aldo pun tidak bisa lanjut mendengarkan Liona.

Aldo : "Ada murid, aku harus pergi"

Liona mengangguk. Karena perasaan Liona yang sedang bercampur aduk, dia tidak bisa berada di kebisingan, diapun pergi ke belakang sekolah untuk berdiam diri.

Disana, Liona hanya menangis dan menangis. Andi pun muncul di hadapannya.

Liona : "Andi:("

Andi hanya memandangnya dengan pandangan sedih di matanya.

Liona : "Ndi, jangan pergi:( aku mohon tetaplah bersamaku, Jangan pernah pergi" ucapnya sambil terus menangis

Andi : "Kau begitu terluka setelah ingatanmu kembali Liona, jika aku tahu kau akan seperti ini, lebih baik ingatanmu tidak kembali, dan lupakan aku untuk selamanya, tidak apa apa kau tidak mengingatku, yang penting bagiku adalah kau tetap bahagia" ucapnya dalam hati

Liona : "Kau tidak akan pergi kan Ndi?"

Andi langsung menghilang.

Liona : "Andi:("


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C14
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login