Jin telah memastikan sendiri bahwa gadis itu sudah berada di ruang tidur utama. Setidaknya selama beberapa dekade akhirnya ruangan itu kembali berguna bagi pemiliknya. Kemudian melihat gadis itu sepertinya tidak akan bangun dalam waktu dekat, maka Bai Long Jin segera kembali ke pesta untuk memberikan penjelasan logisnya. Tak lupa dia pun menyuruh beberapa orang berjaga-jaga seandainya gadis itu terbangun dan membutuhkan sesuatu.
"Panggil aku jika dia bangun."
"Baik boss."
Sekembalinya di area pesta sudah banyak pasang mata memperhatikan dirinya, tentu saja hal itu merupakan kelumrahan yang sudah terjadi selama belasan tahun. Apalagi semenjak dirinya telah secara resmi diangkat sebagai kepala keluarga Bai Long, ayahnya yang sudah merasa tua sebelum waktunya pun menepi di kepulauan dan sesekali pulang jika ia ingin, seperti malam ini.
"Apakah dia kaget?"
"Dia hanya... tidak siap menghadapi realita baru."
"Ini bukanlah hal baru, ini adalah takdir yang sudah semestinya dia miliki sejak lahir." kalimat itu jelas mengundang persetujuan banyak pihak namun menjadi belati tajam bagi kepala keluarga Dan, ialah Dan Tian Fu, putra Dan Hei Gang. Pendek kata, Dan Tian Fu adalah sepupu Dan Lu Zhen. Disamping Dan Tian Fu, juga ada putra bungsunya, Dan Hei Fu.
Namun Dan Tian Fu masih tetap menjaga ekspresi wajahnya, entah karena dia tak bergeming dengan harta keluarga Dan atau dia memang memiliki rencananya sendiri.
"Tuan Gong, apakah kita tidak terlalu gegabah menikahkan putri Dan Lu Zhen dengan Tn. Bai Long?"
"Bahkan saya adalah orang yang bertanggung jawab atas kehadirannya disini... Lalu apa yang membuat Anda khawatir? Atau anda mengatur agar keponakan anda itu bisa menikah dengan Dan Hei Fu?"
"Pernikahan seharusnya kita kembalikan kepada mereka yang akan menjalaninya..."
"Lalu membiarkan anak-anak kita dengan mudahnya jatuh cinta sembarangan..bah. Tidak boleh ada lagi darah kotor dalam keluarga kita. Sudah jelas bahwa Bai Long adalah kandidat suami yang paling tepat untuk menjaganya."
"Jika boleh saya tahu, selama ini dia tinggal dimana? Bukankah seharusnya dia tinggal sesuai dengan apa yang pantas menjadi miliknya?"
"Anda benar, Tn. Dan Tian Fu. Juga Dan Na Ra tinggal bersamaku.. Apakah kita perlu menakar kekayaan kita?"
*
Bai Long Jin selalu menjadi orang yang pendapatnya harus didengar, because he is the boss. Tapi malam itu dia merasa seperti dikerjai oleh takdir, karena Dan Na Ra belum bangun pasca dilumpuhkan salah seorang anak buahnya. Pesta di aula utama menyisakan beberapa meja, ada anak-anak muda dengan sake, para tetua yang mengobrol ditemani permainan catur giok, tembakau, dan teh hijau. Namun Bai Long Jin tidak bisa bergabung dengan salah satunya, karena dia terperangkap bersama Dan Na Ra. Sekalipun dia mampu dan boleh meninggalkan gadis itu, tapi ada kekhawatiran bahwa gadis itu bisa saja melarikan diri, tentunya hal itu tidak diinginkan oleh siapapun, kecuali Bai Long Jin ingin kepalanya digantung di tiang bendera.
Akhirnya dia pun merasakan kantuk yang taj terhindarkan, dan memilih keluar ruangan untuk mencari udara segar. Rupanya setibanya dia du ruang tengah paviliun utama, Bai Long Jin telah dinantikan seseorang, Dan Hei Fu.
"Kau keterlaluan." bentak Hei Fu.
"Kau juga."
"Aku tidak tahu.."
"Sstt.. Itu urusanmu. Kembali saja kau pulang, aku tidak menerima kehadiranmu sekarang."
"Kau mengusir keluarga Dan di kediamannya sendiri?"
"Ingat posisimu... Kalian bukanlah siapa-siapa."
*