Download App
7.74% NAMA DI KAIN KAFAN / Chapter 22: KEDATANGAN MBOK KANTIL

Chapter 22: KEDATANGAN MBOK KANTIL

Jam menunjukkan pukul 20:00 WIB.

Seroja menghampiri Pak Haji Ibrahim, yang sedang merapikan kursi bekas acara pemakaman tadi siang. Mbok Jum tampak sedang menyapu membersihkan bekas sampah, yang banyak berserakan di halaman rumah.

"Pak, nanti jam 9 malam, Mbok Kantil, perempuan yang selama ini membantu ibu membesarkan diriku. Akan tiba di Jakarta, tepatnya di stasiun Gambir. Makanya sekarang aku izin kepada Bapak, untuk menjemput beliau. Rencananya Mbok Kantil akan tinggal di rumahnya, yang tidak terlalu jauh dari sini. Aku permisi untuk menjemput Mbok Kantil dulu ya, Pak, bolehkan?" pamit Seroja meminta izin.

"Tetapi jangan lupa, besok Mbok Kantil diajak main ke rumah. Sebab, Bapak ingin berkenalan dengan beliau," jawab Pak Haji Ibrahim berpesan sambil tersenyum tipis.

"Baik Pak, besok aku akan mengajak Mbok Kantil, untuk main ke rumah kita. Tetapi malam ini, aku mau menginap di rumah Mbok Kantil ya Pak. Sebab kasihan dia, jika harus tidur sendirian di rumahnya," jawab Seroja memberikan alasannya.

"Apakah perlu diantar oleh Pak Heru, untuk menjemput Mbok Kantil?" tanya Pak Haji Ibrahim lagi.

"Tidak usah Pak, nanti jadi merepotkan, aku bisa memesan ojek online saja, untuk mengantarkan aku," jawab Seroja dengan cepat.

"Ya sudah kalau begitu, tetapi kamu hati-hati ya, Nak! Dan jangan lupa, selalu memberikan kabar kepada Bapak, agar tidak mengkhawatirkan dirimu!" pesan Pak Haji Ibrahim menekankan.

"Siap, Pak! Aku berangkat sekarang ya, assalamu'alaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Setelah itu Seroja langsung memesan ojek online seperti biasanya, untuk mengantarkan dirinya ke Stasiun Gambir. hanya menunggu Kurang lebih selama 10 menit, akhirnya ojek online yang di pesan Seroja pun datang. Kemudian dia pun langsung berangkat bersama ojek online tersebut, menuju ke stasiun Gambir.

***

Hanya kurang lebih selama 40 menit di perjalanan. Akhirnya Seroja pun tiba di Stasiun Gambir. Setelah menunggu di ruang tunggu penumpang, selama kurang lebih 10 menit. Akhirnya dia pun melihat kereta, yang mengantarkan Mbok Kantil tiba di Stasiun. Dengan segera Seroja berjalan menghampiri pintu keluar, untuk menyambut kedatangan Mbok Kantil di sana.

Dengan senyum yang merekah penuh kebahagiaan. Seroja menyambut sosok perempuan separuh baya, yang mengenakan baju kebaya berwarna hijau, dengan kain batik sebagai setelannya. Model pakaian tradisional Jawa seperti ini, memang merupakan ciri khas Mbok Kantil dalam kesehariannya.

"Syukurlah, akhirnya Mbok Kantil tiba juga di Jakarta dengan selamat! Capek enggak, Mbok?" sapa Seroja, sambil berusaha ingin membantu Mbok Kantil, membawakan tas yang dipegangnya.

"Sudah, tidak usah dibawakan, Mbak! Biar Mbok Kantil bawa sendiri saja. Lagi pula, Mbok tidak capek kok, karena kerjaannya hanya tidur di sepur!" jawab Mbok Kantil sambil tersenyum senang, karena bisa bertemu kembali dengan Seroja.

"Ya sudah, kalau begitu, sekarang aku pesan grab car dulu. Untuk mengantarkan kita, pulang ke rumah kontrakan," ucap Seroja.

Kemudian dia mengambil HP dari dalam tasnya, lalu langsung membuka aplikasi grab car untuk melakukan pemesanan. Setelah mendapatkan drivernya. Seroja pun mengajak Mbok Kantil, menuju ke pintu gerbang utama Stasiun Gambir untuk menunggu grab car di sana.

Sambil menunggu grab car datang. Seroja menceritakan berbagai tempat, yang berada di sekitar stasiun Gambir. Untuk memperkenalkan kepada Mbok Kantil, yang baru sekali ini menginjakkan kakinya di Jakarta.

Seroja menunjukkan letak Monumen Nasional, yang berada di belakang Stasiun Gambir. Juga menceritakan tentang keberadaan berbagai macam restoran dan fasilitas rekreasi, yang berada tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.

Mbok Kantil tampak sangat antusias sekali, mendengar berbagai hal yang disampaikan oleh Seroja kepada dirinya. Sebab semuanya itu memang merupakan sesuatu, yang sangat baru bagi dirinya.

Tidak berapa lama kemudian, sopir grab car nya pun tiba di hadapan mereka. Lalu Seroja beserta dengan Mbok Kantil, segera masuk ke dalam mobil, yang mengantarkan mereka langsung menuju ke rumah kontrakan.

Setelah di perjalanan kurang lebih selama 30 menit. Akhirnya mereka pun berhenti, di ujung gang kecil tempat kontrakan Seroja. Setelah membayar sejumlah uang sesuai dengan biaya perjalanan. Seroja dan Mbok Kantil berjalan bersama, menuju ke rumah kontrakan.

"Aah, akhirnya, kita tiba juga di rumah, Mbok! Gimana, Mbok Kantil suka tidak dengan situasi rumah ini?" tanya Seroja sambil menyandarkan tubuhnya di atas sofa.

"Mbok suka, Mbak dengan rumah ini. Karena hampir mirip, posisi, dan situasinya, seperti rumah di Jawa saja, ya?" komentar Mbok Kantil sambil tersenyum senang.

"Begitulah, Mbok, makanya, aku sangat cocok dengan rumah ini," ucap Seroja menjelaskan.

"Di mana kamar, Mbok Kantil, Mbak Seroja? Biar Mbok langsung merapikan, barang-barang yang Mbok bawa, sekarang juga?"

"Itu, kamar Mbok Kantil yang ada di belakang, berdampingan dengan kamar aku!" jawab Seroja sambil menunjuk ke arah kamar.

"Baiklah kalau begitu, Mbok Kantil ke kamar dulu ya Mbak, nanti setelah merapikan barang-barang. Mbok Kantil akan membuatkan makan malam untuk kita berdua. Apakah Mbak Seroja, punya bahan makanan mentah untuk Mbok masak?"

"Tenang saja, Mbok, stok bahan makanan tersedia lengkap di dalam kulkas, juga lemari yang ada di dapur. Mbok Kantil periksa saja sendiri nanti," jawab Seroja menjelaskan.

"Baguslah kalau begitu, Mbok pamit ke kamar dulu, Mbak."

"Iya, Mbok!"

Mbok Kantil langsung berjalan sambil membawa tasnya menuju ke kamar, yang ditunjukkan oleh Seroja. Sedangkan Seroja sendiri akhirnya, juga berjalan ke dalam kamarnya. Di dalam kamar dia merebahkan tubuhnya yang terasa letik letih, setelah seharian beraktivitas.

"Aku sangat merasa senang sekali, dengan kkeadaan Mbok Kantil saat ini. Sebab dengan demikian, aku memiliki kekuatan lebih. Yang dapat membantu aku, untuk melaksanakan balas dendamku secepatnya. Jadi aku bisa berbagi tugas dengan Mbok Kantil, untuk membunuh para lelaki biadab itu satu persatu!" gumam Seroja sambil menyeringai mengerikan. Dengan pikiran yang dipenuhi, berbagai macam strategi untuk melaksanakan tujuannya.

Beberapa menit kemudian terdengar pintu kamarnya diketuk. Lalu suara Mbok Kantil, berbicara dari luar pintu kamar.

"Mbak Seroja! Mbok Kantil, sudah membuatkan mie kuah campur telur. Ayo, kita segera makan malam bersama, mumpung masih hangat!" seru Mbok Kantil.

"Baik Mbok, aku akan segera keluar sekarang juga!" jawab Seroja sambil bergegas bangkit dari tempat tidurnya, lalu berjalan keluar kamar menuju ke ruang makan.

Saat Seroja memasuki ruang makan, langsung tercium aroma harum mie kuah yang sangat menggugah selera. Terlihat Mbok Kantil sedang duduk di kursi dekat meja makan, sambil tersenyum menyambut kedatangannya.

"Wah, Mbok Kantil tahu saja, menu yang cocok untuk kita makan malam saat ini. Bikin perut jadi semakin terasa lapar!" ujar Seroja merasa senang sekali.

"Ayo Mbak, langsung dinikmati makan malamnya!" sahut Mbok Kantil mempersilakan. Lalu mereka berdua pun menikmati makan malam dengan penuh selera.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C22
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login