Download App
96.75% My Teacher My Husband / Chapter 179: Ch. 179

Chapter 179: Ch. 179

"Aku akan menikah dua minggu lagi."

Jasper, JInyoung, Lucas, dan Xukun hampir saja tersedak sendok yang tengah mereka genggam. Menikah katanya? Dengan siapa?

Apa aku harus pindah kapal dari Sehun duda hingga mati? Lucas membathin dengan wajah

bodohnya.

"Aku mungkin akan sibuk selama dua minggu ini." Lagi, Sehun membuka suara. Ia bukan tidak sadar dengan raut wajah Jasper yang sungguh... jika Jiyeon melihatnya, wanita itu akan langsung melahirkan.

"Menikah? Dengan thiapa?" Tanya Haowen masih dengan tangan yang memegang sosis goreng miliknya. Untung Jasper belum jadi membuang semua sosisnya.

"Irene."

Apa ini yang akan dibicarakannya tadi? Ini harusnya jadi pembicaraan keluarga saja. Xukun Melirik pada Jasper yang wajahnya masih datar-datar saja, tapi genggaman pada sendoknya terlihat lebih menguat dari sebelumnya.

Aku... harus bereaksi seperti apa? Jinyoung melirik pada Jasper yang wajahnya sudah mengeras menakutkan. Ini bukan berita baik tentu saja.

Brengsek sialan itu benar-benar memintaku untuk membunuhnya. Jasper menguatkan genggamannya pada sendok dengan rahang yang mengeras kesal. Ia sudah tau jika ini akan terjadi.

"Apa dia wanita jahat dengan gaun merah?" Haowen memastikan. Menatap Sehun yang hanya megangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Haowen ingin tinggal dengan uncle Krith thaja." Turun dari kursinya. Haowen berjalan menaiki tangga untuk masuk kesalah satu kamar di atas sana. Perut Haowen sudah kenyang dan ia sedang tidak ingin menonton kartun sekarang.

"Haowen! Ayo main game!" Jinyoung berlari menyusul Haowen yang sudah pergi terlebih dahulu. Atmosfer di meja makan sungguh membuatnya sesak nafas. Aura Jasper sungguh terlalul pekat.

Jinyoung tidak kuat.

"Hoi! Kami ikut!" Lucas dan Xukun juga berlari menyusul Haowen dan Jinyoung yang sudah menghilang di balik tangga. Jinyoung saja tidak kuat, apa kabar dengan mereka berdua?

**

"Karena aku bebas bukan?" Jasper menatap mata Sehun yang hanya memandangnya sekilas. "Aku tidak butuh belas kasihan siapapun!" Sinis Jasper dengan tangan yang terkepal di atas pahanya.

Bukan bermaksud tidak tau diri, Jasper hanya tidak ingin menjadi terdakwa rusaknya kehidupan seseoarang.

"Tidak sepenuhnya." Jawab Sehun. Dua kata yang membuat Jasper tertawa sinis.

"Batalkan saja, aku lebih baik mendekam di penjara jika harus bebas seperti ini." beranjak dari kursinya, Jasper beralu menuju pintu utama. Rasanya ia bisa terkecik jika lama-lama berada di sina.

**

Jasper melajukan mobilnya tanpa tau arah yang pasti, janji temunya dengan seseorang masih sekitar satu setengah jam lagi. Sekarang ia harus kemana?

Ting.

Satu pesan masuk membuat Jasper menepikan mobilnya. Membuka aplikasi chat yang menampilkan pesan dari milikku. Jasper tersenyum tipis.

Jasper, kau dimana?

Menarikan jemari panjangnya pada layar, Jasper berusaha membalas pesan secepat yang ia bisa.

Kenapa?

Tidak ada.

Kau dimana?

Masih di tempat kerja.

Pulang jam berapa?

Lima menit lagi jam kerjaku habis, kenapa?

Aku akan kesana, jangan kemana-mana.

Kembali melajukan mobilnya, Jasper tak menghiraukan lagi suara dering telfon yang menandakan ada pesan masuk dari kesayangannya. Jasper hanya ingin segera bertemu dengan wanitanya.

"Tunggu aku."

**

Yoojung mengeryit heran, ada apa dengan si balok es itu? Ini sudah lewat jam makan malam dan kenapa ia masih berkeliaran di luar sana.

Oh, jangan heran.

Yoojung sudah tau tentang berita kebebasan Jasper. Tentu saja Yoojung senang bukan main. Tadi Haowen menceritakan semuanya pada Yoojung, walau butuh waktu lama untuk Yoojung mencerna apa yang dikatakan oleh si bungsu Oh.

Tapi intinya Yoojung senang setengah mati.

Tiiin.

Tiiin.

Suara klakson mobil membuat Yoojung tersadar dari lamunannya tentang Jasper. Merendahkan tubuhnya yang sudah rendah itu, Yoojung berusaha melihat mobil milik siapa yang berhenti tepat di depannya ini.

Dan...

Boom.

Jasper dengan senyum tipisnya membuat Yoojung hampir menjerit senang karenanya. Memberi kode pada si mungil untuk segera masuk kedalam mobil, Jasper melirik kursi penumpang tepat di sebelahnya.

Ceklek.

Blam.

Sret.

"Kenapa malam-malam begini kau di luar rumah?" Tanya Yoojung setelah mendudukan dirinya. Menatap Jasper yang juga tengah menatapnya, Yoojung tersenyum kecil.

"Ada jadwal lain setelah ini?" Tanya Jasper tak mengindahkan pertanyaan Yoojung barusan.

Menggeleng, Yoojung menatap Jasper dengan tatapan bingung. Tumben sekali bukan? Apa ada sesuatu yang terjadi?

"Ku antar pulang." Ujar Jasper setelah memasangkan sabuk pengaman di tubuh gadisnya. Tersenyum tipis saat yang ia lihat adalah tatapan penuh tanya Yoojung yang mengarah padanya.

Selama di perjalanan, hanya hening yang menguasai suasana. Membuat Yoojung berinisiatif untuk membuka suara terlebih dahulu. "Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Yoojung.

Jasper diam, tak ada tanda-tanda bahwa pria itu akan menjawab pertanyaannya. Yoojung kembali buka suara, kali ini memutar penuh tubuhnya untuk menghadap pada Jasper yang masih sibuk dengan stir mobil.

"Kau bukannya baru pulang? Lalu kenapa sudah pergi lagi?" Yoojung tak akan menyerah, setidaknya Jasper bisa memberinya sedikit penjelasan bukan? Yoojung juga tidak meminta penjelasan rinci.

"Ap-"

"Sayang, please. Aku benar-benar lelah, oke?" Menatap Yoojung tepat pada matanya, Jasper tidak berbohong saat mengatakan bahwa dia benar-benar lelah. Membuat Yoojung hanya bisa mengangguk pelan dan kembali duduk seperti semula.

Jasper tersenyum tipis, mengangkat sebelah tangannya dan mengusap sayang helai rambut Yoojung yang terasa lembut di telapak tangannya. "Maaf, hmm."

**

Yoojung turun dari mobil, mengeryit heran saat Jasper sudah ikut turun dan mengunci pintu mobilnya.

"Jas-"

"Aku tidak ingin menyetir dengan mata mengantuk." Elak Jasper. Merangkul pundak Yoojung dan membawa gadis itu untuk masuk kedalam flat kecil miliknya.

Yoojung hanya bisa terdiam untuk sekian kalinya. Memgantuk? Bahkan mata pria itu masih terlihat segar tanpa ada unsur kata mengantuk yang ia katakan tadi. "Jasper, aku hanya punya dua kamar. Satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Aku tidak mungkin menyuruhmu tidur di kamar mandi bukan?"

"Tak masalah jika memang kau mau."

Dan entah sejak kapan, pintu rumahnya ini sudah terbuka begitu saja. Membuat Jasper melepas rengkuhannya dan menghadapkan tubuhnya pada Yoojung sepenuhnya.

Sret.

Pluk.

Yoojung terdiam kaku saat dahi lebar Jasper mendarat tepat di atas pundaknya. Merasakan lengan kokoh itu melingkar di pinggang rampingnya, Yoojung tidak bisa melakukan apapun sekarang.

Jantungnya tidak tenang dan itu tidak baik untuk kesehatannya.

"Jas-"

Yoojung kembali terdiam saat ia rasa pelukan Jasper semakin mengerat padanya. Mengerti, Yoojung mengusap punggung tegap itu dan tersenyum kecil entah karena apa.

Jasper menghela nafas kecil dan membawa tubuh dalam pelukannya itu untuk menuju kursi panjang di tengah ruangan.

Sret.

Menjatuhnya tubuhnya begitu saja, membuat Yoojung terperangkap tepat di bawah tubuh tegapnya. Jasper tidak bermaksud cabul, sumpah demi apapun. Menjatuhkan tatapannya pada wajah Yoojung yang sudah memerah dengan mata yang terpejam erat. Jasper tersenyum tipis.

Kembali menjatuhkan dahinya di pundak sempit milik Yoojung, Jasper menutup pelan matanya. Merasakan usapan lembut Yoojung pada rambut dan juga punggungnya, Jasper rasa ia bisa tidur kapan saja jika seperti ini.

"Daddy akan menikah dua minggu lagi." Jasper buka suara. Menjatuhkan sepenuhnya tubuh bongsornya pada tubuh kecil milik Yoojung. Jasper yakin Yoojung tidak akan mati semudah itu hanya

karena Jasper tiban dengan tubuhnya.

"Aku merasa jika itu karena kebebasanku." Ucapan Jasper melirih seiring dengan makin nyamannya usapan Yoojung di kepalanya.

Memindahkan tubuh Jasper kesamping dengan menjadikan lengan kecilnya sebagai bantalan, Yoojung membuat Jasper harus kembali membuka mata tajamnya. Menatap Jasper dengan senyum lembutnya, Yoojung mengusap pelan pipi Jasper yang ia rasa makin tirus saja akhir-akhir ini.

"Kau tidak berhak menyalahkan diri seperti itu." Ujar Yoojung. Mengecup pelan dahi Jasper dan membawa pria itu kedalam dekapannya. Mengusap pelan punggung Jasper yang membuat pria itu makin nyaman.

"Aku lebih baik berdiam diri saja di dalam penjara sana jika seperti ini caranya."

"Aku tidak bisa menjanjikan jika semuanya akan baik-baik saja, tapi aku yakin. Semua akan kembali baik pada waktunya nanti. Jangan menyalahkan diri lagi, oke."

**

Jasper memacu laju mobilnya, tak mengindahkan ucapan Yoojung yang mengatakan padanya untuk jangan mengebut dan menginap saja di flatnya.

Setelah memastikan Yoojung sudah masuk kedalam alam mimpinya, Jasper memindahkan tubuh gadisnya itu kedalam kamarnya dan menyelimuti hingga batas dada. Memberi ciuman selamat malam pada dahinya, Jasper segera berlalu dari sana.

Memegang kuat stir kemudi, Jasper terkekeh sinis saat mendengar ucapan si duda tua bangka tadi. Menikah katanya? Lihat saja! Jasper akan membatalkannya dengan segala cara.

Jika bukan dengan si wanita sialan itu, Jasper akan baik-baik saja dengan pernikahan dua minggu lagi itu.

Ckit.

Ceklek.

Blam.

"Lama tidak berjumpa." Sapa mereka yang memang sudah menunggu kedatangan Jasper sedari tadi.

"Aku tak mau tau! Bagaimanapun caranya, kalian harus mencari tau tentang rencana si sialan itu!" Ujar Jasper dengan urat-urat leher yang sudah mencuat kepermukaan.

"Itu hal mudah, kami sudah dapat beberapa bahkan semenjak kau masih berada di dalam penjara."

Pria tinggi dengan rambut sedikit gondrong itu menyahut ucapan Jasper, Wang Ziyi.

"Termasuk tentang gadis yang saat ini berada dalam pengawasanmu." Pria tinggi menjulang juga menambahkan, Bu Fan.

"Si sialan itu harus mati kali ini."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C179
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login