"Tetapi, kau sendiri tersakiti... bagaimana bisa kau mementingkan kebahagiaan orang lain sedangkan kebahagiaanmu sendiri dirampas Rosea?" Mata Ashana menatap dalam-dalam mata Rosea, seolah menyusup masuk.
Helaan napas panjang keluar dari bibir Rosea saat ini. "Bukankah itu sifat naluri semua wanita?"
"Mereka hanya ingin pria yang dicintainya bahagia..." lanjut Rosea setelah sempat menunduk sembari tersenyum.
Apa yang dikatakannya benar. Dan itu berhasil menyadarkan Ashana. Sayangnya, yang Ashana lakukan untuk membuat pria nya bahagia adalah hal yang tidak seharusnya.
"Aku juga melakukannya, Rosea... aku melakukan sesuatu untuk membuat pria yang kucintai bahagia. Sayangnya, tanpa Sepengetahuanku, ternyata aku menyakiti seseorang." Lirih Ashana, tertunduk lesu.
Rosea paham apa yang Ashana katakan saat ini. Dan dia tidak menyetujuinya. "Sudahlah, lagipula itu semua hanya masa lalu. Sekarang kita sudah sama-sama bahagia karena menemukan orang yang tepat." Ucap Rosea.