"Shh... Shit, Alaric!" Gadis itu melenguh. Kedua kakinya mulai bergerak gelisah. Tangannya mencekram rambut Alaric cukup kuat.
Di bawah sana, Alaric sedang sibuk memandangi milik Rosea dalam jarak yang cukup dekat. Celah sempit bagaikan mawar mekar dengan warnanya yang kemerahan membuat Alaric tak puas hanya dengan melihatnya.
"Ini sangat indah, My Rose." Sejak tadi, tangannya mengusap celah sempit tersebut, menggodanya hingga membuat Rosea bergerak gelisah, menggelinjang hebat.
"Alaric, please... ahh!" Gadis itu semakin mendesah dibuatnya saat tiba-tiba sebuah benda kenyal menghisap miliknya. Itu bibir Alaric.
Segala macam umpatan telah Rosea keluarkan. Tangannya meremas rambut Alaric semakin kuat, berharap pria itu memberinya kepuasan yang lebih.
"Alaric, please..." deru napas Rosea sudah tidak menentu. Dadanya yang naik turun tak luput dari pandangan Alaric. Salah satu tangan pria itu segera meraihnya, meremasnya dan menggoda puting kemerahan gadis itu.