"Makanlah, sejak kemarin kau belum makan apapun." Darren menepuk pundak Ashana, berharap gadis itu mau membalas ucapannya.
Selama dua hari ini, Ashana jarang makan. Bahkan, kemarin dia hanya makan dua sendok sayur dan nasi.
Gadis itu sering melamun sendiri di depan balkon apartemennya. Bahkan, Noah sampai di telantarkan dan harus dirawat oleh babysister yang Darren sewa khusus.
Noah juga selama dua hari selalu rutin mengunjungi psikiater. Darren tak mau anak itu memiliki penyakit mental akibat trauma nya tentang hal ini.
"Ashana?" Darren mencoba memanggil gadis itu sekali lagi.
Ashana kini menoleh dengan wajahnya yang sangat pucat. Gadis itu benar-benar tidak baik-baik saja. Hatinya pasti sangat sakit dengan apa yang menimpanya saat ini.
"Saya akan makan setelah ini, Sir." Jawab Ashana pelan.
Darren menghela napasnya. "Sekarang, Ashana." Darren tak berani menaikkan nada bicaranya. Dia takut Ashana akan tersinggung dan semakin merasa sedih.
Mimisan gak tuh, Alaric.