Download App
3.7% My dokter saranghae / Chapter 2: Chapter 2

Chapter 2: Chapter 2

Indonesia *

Saat ini di aula Atmajaya School , tengah di adakan kompetisi Batle Dance antara Nayla dan Lisa secara mendadak.

Banyak para siswa dan siswi yg menonton pertandingan ini berteriak heboh menyoraki nama jagoan masing masing , bahkan guru - guru pun tak bisa mengambil tindakan tegas jika pertandingan ini menyangkut nama baik sekolah masing masing. Terlebih lagi , yg akan bertarung dalam kompetisi ini adalah dua penguasa antar sekolah terbesar paling berpengaruh di jakarta ini . Dengan kata lain , siapa yg menang. Akan di junjung , dan siapa yg kalah. Akan di tindas oleh sang pemenang.

Meski pertarungan ini tidak baik untuk mental dan masa depan anak anak seusia mereka , tapi ya.. Mau di kata apapun juga. Yg namanya jiwa muda susah di ajak kompromi , apalagi jika ini menyangkut ego dan harga diri. Yg salah akan menjadi benar , dan yg benar akan menjadi salah. Hanya itu yg ada di dalam logika mereka

"Lisa.. "

"Nayla.."

"Lisa.. "

"Nayla .."

Bagitulah suara sorak sorak para siswa dan siswi yg menonton pertandingan ini , ketika melihat Lisa dan Nayla berada di atas panggung kecil yg tersedia di aula sekolah Atmajaya School ini. Karna sering di gunakan acara kompetisi pencarian bakat untuk para produser yg ingin merekkut anak anak muda untuk di jadikan artis dan selebriti muda di tanah air , yg sudah mulai banyak artis lanjut usia dan butuh wajah baru untuk mengisi pertelevisian Indonesia

"Hey , Lisa Atmajaya. Anak bungsu dari Jarwo Atmajaya yg memiliki perusaha'an tambang berlian , emas , dan minyak di arab. Dan memiliki restoran dan Hotel Hotel bintang Lima di 30 negara , bersiap lah kau. Hari ini akan menjadi hari bersejarah di mana aku akan menjadi orang pertama yg akan mempermalukan mu di depan banyak orang , sama seperti kakak mu itu yg tidak berguna sama sekali menjadi anak orang besar seperti keluarga kita ini "ucap Nayla angkuh dengan percaya diri sekali bisa mengalahkan Lisa hari ini

"Hah.. , kau tau Nay . Sebenarnya aku sedang malas meladeni mu , dan untuk pertandingan ini juga sebenarnya aku malas melakukan nya. Tapi karna kau memaksa dan sudah datang kemari , jadi aku terpaksa meladeni mu agar kau kapok dan tidak berbuat gegabah lagi dalam mengambil keputusan "jawab Lisa malas malah membuat Nayla tersulut emosi

"Apa maksud mu " bentak Nayla menekan setiap kata nya langsung mendapatkan senyum remeh dari Lisa

"Kau itu bodoh atau bagaimana sih Nay , kau tau sendiri aku adalah anak paling berpengaruh di Indonesia. Ayah ku miliki banyak kolega bisnis di dalam dan luar negeri , yg bahkan.. Aku yakin 100 % bahwa perusahaan Papa mu tidak akan menjadi

sekarang jika bukan karna bantuan Papa ku "ucap Lisa memancing kemarahan Nayla

"Hahahaha , bilang saja kau takut Lis. sebaik nya kau mundur sekarang juga , sebelum kau ku permalukan di depan banyak orang "ucap Nayla lantang membuat Lisa menyungging senyum misterius nya yg selama ini menjadi pertanda bahaya bagi setiap lawan , karna setiap senyum itu muncul. siapapun yg menjadi lawan Lisa , dia pasti akan kalah telak

"Kita lihat saja nanti , siapa yg akan menjadi pecundang di sini " ucap Lisa membuat sorak sorakan para murid semakin heboh menyoraki nama mereka berdua

dan kompetisi Battle Dance pun di mulai

********

_

_

_

_

_

_

_

New Zealand*

saat ini Jennie masih berada di Taman belakang Rumah Sakit sambil menyuapi malaikat kecil nya Kevin untuk makan siang

"aaaa , ayo Kevin ini tinggal sedikit lagi. setelah itu kamu harus minum obat dan kita kembali ke kamar mu agar kau bisa segera beristirahat "ucap Jennie tengah bersabar menghadapi sikap keras kepala Kevin jika susah untuk makan

"aku tidak mau makan , sebelum makan es klim "ucap Kevin sambil menutupi mulut nya dengan kedua telapak tangan kecil nya agar Jennie berhenti membujuk nya makan lagi

"baiklah , bagaimana jika kita buat kesepakatan? "

"kesepakatan apa? "

"dokter cantik akan memberikan mu es krim , tapi dengan satu syarat yaitu kamu harus menghabiskan makan siang mu dulu. bagaimana? " tanya jennie memberikan tawaran paling memggiurkan untuk bocah yg satu ini , membuat Kevin termenung memikirkan nya lebih matang

"tapi benel kan doktel cantik akan membelikan ku es klim"jawab Kevin polos .membuat Jennie games sendiri

"iya Kevin.. "ucap Jennie sambil mencubit hidung mancung Kevin hingga bocah itu meringis kesakitan

"iihhh.. Sakit tau "ucap Kevin sambil mempout kan bibir nya terlihat sangat Lucu di mata Jennie membuat ia ingin memakan bocah ini hidup hidup

"Hahahahaha , maaf maaf ya. sekarang Kevin harus menghabiskan makanan Kevin Ter lebih dahulu , baru setelah itu minum obat dan istirahat "

"setelah itu aku akan makan es krim yg banyak , yeaayyy.. "ucap Kevin sangan antusias karna ia akan mendapatkan makanan kesukaan nya , melihat kebahagaan Kevin saat ini membuat hati menghangat sediki

tak lama kemudian Direktur datang tanpa di sadari oleh Jennie

"Jennie " panggil Direktur membuat nya menoleh ke belakang dan mendapati kaka nya ada sana

"Eoh Direktur , selamat siang "ucap Jennie membungkuk Kam tubuh nya memberi hormat karna bagaimama pun kakak nya ini adalah atasan nya di Rumah Sakit

"haisshh... , apa apaan kau ini. sudah sering kali ku bilang untuk tidak se formal itu kan " ucap Direktur kesal menghadapi adik angkat nya ini

"tapi kan kau adalah Direktur Rumah Sakit ini , jadi aku harus menghormati mu . begitu Kam prosedur nya "ucap Jennie datar tanpa ekspresi

"huff.. , aku memang Direktur di Rumah Sakit ini Jen. tapi bagaimama pun juga kau yg berhak memimpin Rumah Sakit ini sebenarnya , karna kau adalah anak kandung dari Mommy dan Daddy . bukan nya diriku yg hanya seorang anak pungut di keluarga mu , tak sepantas nya mendapatkan ke percayaan se besar ini "ucap Direktur sedih membuat Jennie memutar bola mata nya malas karna ia berfikir Direktur terlalu berlebihan

"sudah berapa kali ku bilang padamu untuk tidak menganggap ku bagian dari keluarga busuk itu lagi , karna bagiku. mereka semua sudah mati , bersama dengan hilang nya kakak ku "

"tapi Jen "

"sudah lah kak , lebih baik kak Suho pergi saja dari sini sebelum kesabaran ku habis "ucap Jennie tegas namun terdengar seperti sedang membentak membuat Kevin ketakutan dan bersembunyi di belakang punggung Suster Merry

"Sustel , Doktel cantik sangat mengelikan ya. aku jadi takut melihat nya " cicit Kevin pelan membuat Suster Merry menyungging kan senyum nya

"Kau benar Kevin , Dokter cantik mu memang mengerikan. untuk itu Kevin harus menurut ya sama Dokter cantik agar tidak di perlakukan seperti itu "ucap Suster Merry sepelan mungkin agar tidak terdengar oleh Jennie dan Suho membuat Kevin mengangguk cepat mengiyakan apa yg di katakan oleh Suster Merry tadi

"baiklah Jen , aku akan pergi dari sini. tapi kau harus tau satu hal , jika Mommy sedang sakit sekarang ini. dan ia berpesan ingin bertemu dengan Jennie , jadi.. bisa kah kau pulang ke Rumah? " tanya Suho hati hati agar tidak semakin membuat Jennie bertambah marah padanya

"akan ku fikir kan soal itu , sekarang pergi lah "jawab Jennie tanpa menoleh sedikit pun ke arah Suho dan membuat pemuda tampan ini merasa hati nya tercubit dan mulai mengundurkan diri untuk pergi dari hadapan mereka bertiga

"Doktel cantik " panggil Kevin membuat Jennie kembali merubah raut wajah nya menjadi ceria lagi tak seprti tadi yg sangat mengerikan

"kenapa hm? "tanya Jennie sambil menekuk lutut nya agar bisa sejajar dengan Malaikat kecil nya

"Doktel cantik tadi sangat mengelikan"ucap Kevin polos membuat Suster Merry tercengang karna Kevin mengatakan hal itu , dan membuat Jennie kembali marah nanti. namun ketakutan nya itu sirna ketika Jennie malah merespon dengan suara tawa nya

"hahahah , memang se mengerikan itu apa Dokter cantik tadi ? " tanya Jennie lagi membuat Suster merry tersenyum lega dan kembali mengalihkan perhatian nya terhadap Kevin yg kini sedang berfikir

"seplti nya Doktel cantik tadi sepelti iblis yg balu saja tulun dari nelaka" jawab Kevin membuat Jennie terbahak bahak bahkan Suster merry pun juga ikut tertawa

tanpa di sadari oleh mereka bertiga , ternyata Suho masih berada di sana. ia bersembunyi di balik dinding agar tidak ketahuan oleh Jennie , hati nya terasa berdenyut karna ia tidak bisa membuat Jennie tertawa seperti itu

"aku senang melihat mu tertawa lepas seperti itu Jen , namun satu hal yg membuat ku tak suka adalah. tawa itu muncul bukan karna ku , tapi dari orang lain . hais.. kenapa aku menjadi iri seperti ini "Gumam Suho seorang diri dan ia lebih memilih kembali ke Ruangan nya dari pada tetap di sana akan membuat hati nya semakin sakit


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login