Download App
53.33% My Crazy Sex Husband!!(BL) / Chapter 8: 8. Gak Jadi Cemburu

Chapter 8: 8. Gak Jadi Cemburu

Karena terus dipaksa oleh papi dan maminya, Dengan wajah cemberut Randi berada di mobil sport Lamborghini milik Farhan. Sedang dalam perjalanan menuju Kampus.

Randi, "Mami, papi sama kak Rasya jahat! Masa mereka lebih mentingin pekerjaan daripada ngurus pendaftaran kuliah Randi". Omelnya sembari menyandarkan kepalanya di dekat jendela mobil suaminya. Menatap jalanan yang sedang ramai.

Farhan yang sedang mengemudi hanya bisa tersenyum gemas melihat bibir manyun Randi melalui pantulan jendela mobilnya.

Farhan, "Jangan marah-marah gitu dong Sayang, Nanti cepat tua terus mati dan suamimu yang tampan ini ntar jadi duda muda" Godanya sembari melirik Randi yang duduk disampingnya.

Mendengar ucapan kePD-anya membuat isi perut Randi seketika mengalami guncangan hebat. Farhan pun mendapat cubitan di perut.

Farhan, "Dududuh..! Sakit yang" Keluhnya memegang bagian yang di cubit.

Randi, "Lagian jadi manusia ke-PD-an".

Tuut ... tuut ... tuut

Randi tidak menghiraukan panggilan telepon yang berasal dari hp nya. Farhan yang tidak tahan dengan suara berisik itu segera menegur Randi.

Farhan , "Sayang hp kamu bunyi tuh". Farhan menunjuk benda yang sedikit menyembul keluar dari saku celana Randi.

Randi, "Iya iya bawel banget! Lagian ini siapa juga yang nelpon?"

Randi merogoh saku celananya, di HP-nya tertera nama seorang pria yang membuat Farhan harus memicingkan matanya karena tulisannya terlalu kecil.

Randi, "Heh! Lo bisa nggak sih gak nelpon-nelpon orang yang lagi bad mood!?". Bentaknya, bahkan Farhan yang sedang mengemudi dengan tenang pun kaget.

"Yee... Gue mana tau kalo Lo lagi bad mood! Lo kata gue cenayang yang bisa tahu segala hal?". Jawab pria dari hp tak kalah hebohnya.

Randi, "Apaan sih!!? Buruan kalo ngomong! Gue matiin nih!".

"Yaelah santai manis, gue cuma mau nanya doang"

Randi, "Manis... manis Lo kata gue permen!?"

"Hehe... Gini, Akhir-akhir ini Lo kemana aja sih? Gue tanya temen-temen, bokap sama nyokap, Bang Rasya sama istrinya mereka juga gak tau Lo dimana, bahkan nomor Lo baru bisa dihubungi sekarang. Lo sebenarnya kemana sih?"

Randi terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Ya gak mungkin kan Randi bilang kalo penyebab dia hilang tanpa kabar karena di paksa nikah sama Farhan.

"Halo? Lo masih di alam sana kan?"

Randi, "Ish! Diem! Gue lagi mikir jawabannya!". Ucapnya dengan jujur.

"Kok mikir? Lo gak lagi nyembunyiin sesuatu kan dari gue?"

Randi, "Gue lagi liburan ke Belanda, jaringan di sana kadang-kadang macet makanya gue silent dah tu hp".

"Lo kata gue bego? Mana ada jaringan macet di Belanda! Lo kalo mau nyari alasan yang waras dong!"

Randi, "Ooh... Jadi Lo kata gue gak waras gitu?"

"Bukan gitu dodol!"

Farhan sesekali tersenyum kecil mendengar percakapan Randi dengan temannya. Ya benar Farhan cemburu tadinya namun saat mendengar cara berbicara Randi yang asal-asalan membuat Farhan yakin bahwa istrinya sedang menelepon temannya.

Randi, "Pokoknya gue liburan ke Belanda dan jaringanya macet! Titik! Gak ada bantahan dan Lo harus terima alasan gue!"

"Hahaha!!!"

Randi menoleh ke asal suara yang ternyata Farhan adalah pelakunya.

Randi, "Ngapain Lo ketawa-ketiwi!!?"

Farhan, "Alasan apaan kayak gitu?"

Randi, "Diem! Atau Lo mau nih sepatu gue nangkring di mulut lo?!".

Farhan, "Eh jangan Yang, mending bibir kamu aja yang nempel di mulut aku". Farhan menaik turunkan alisnya.

Randi, "Bangsat!"

Lagian si Farhan, udah tau Randi lagi bingung bukannya di bantuin malah diketawain.

"itu suara cowok kan? Lo sama siapa, dan lagi gue denger suara mobil"

Randi, "Gue lagi sama sepupu gue, kita emang lagi di mobil mau ke Universitas xxx buat daftar di sana"

Farhan, "Kok sepupu sih? Aku kan sua-mmmph!"

Randi memblokir mulut Farhan dengan sepatunya. Enak saja si Farhan ngaku sebagai suaminya, Ntar apa kata sahabatnya nanti?

Randi, "Tuh mulut udah blong kayaknya, Gue bilang diem!". Bisiknya

Farhan, "Nampol ya nampol tapi jangan pake sepatu juga! Ntar bibir aku merosot ke dalam gimana?".

Farhan melepas sepatu Randi dari mulutnya. untung sepatunya Randi baru di beli kamaren, jadi si Farhan gak terlalu jijuk.

Randi, "Bodo amat! Amat aja gak bego!"

"Gue gak ngerti kalian ngomong apa, Tapi beneran Lo mau ke Universitas xxx? Soalnya gue sama yang lain juga kebetulan mau daftar di sana"

Randi, "Gila! Beneran? Itu kan kampus elit dan terkenal, masa iya mereka mau nerima modelan macam Lo?"

"Tuh mulut di jaga ye! Gini-gini gue tampan dan pinter!"

Randi, "Tampan dari Hongkong!"

"Maaf tapi kami produksi campuran dari Jawa dan Sunda gak ada campuran semen lain"

Randi, "Ya udah, kita ketemuan di sana aja"

"Oke, bye-bye manis Muach"

Randi, "Ih!! Najis!"

Randi menjauhkan hp dari telinganya. Lalu menyimpan benda persegi panjang itu di dalam tasnya.

Farhan, "Siapa yang?"

Randi, "Sahabat gue, namanya Bagas"

Farhan, "Oh"

Randi, "Cuma 'Oh' doang?

Farhan menaikkan sebelah alisnya kemudian menengok ke Randi.

Farhan, "Iya, memangnya aku harus ngasih reaksi apa? Oh atau jangan-jangan kamu pengen aku cemburu?"

Randi, "Ih!! Siapa juga yang pengen!". Randi bergidik ngeri.

Farhan, "Aku udah tau kalau itu temanmu, cuma pengen tau namanya doang"

Randi, "hmmm.... Ngomong-ngomong ini kita kok gak nyampe-nyampe sih?"

Farhan, "Kamunya aja yang gak nyadar, ini kita udah di parkiran kampus"

Randi, "What!!! Kok gak ngomong dari tadi sih!?".

Randi celingak-celinguk dan benar saja mereka sudah berada di parkiran kampus.

Farhan, "Ayang kan gak nanya sama aku, makanya aku gak bilang". Jawab pria itu dengan santai.

Randi😑

Sepertinya Farhan minta di tabok kepalanya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login