Ini pertama kalinya Kania di ajak bertemu dengan orang tua Kaiv.
Ia ingin diperkenankan kepada ayah dan ibunya.
Letaknya lumayan jauh, sebab berada di pedesaaan.
"Nanti kalau rumah ramai maklumi ya," kata Kaiv padanya. dan Kania hanya mengangguk saja.
Sepanjang perjalanan pemandangan yang terhampar bisa dijadikan wallpaper saking bagusnya.
Bahkan Kania pun membuka jendela mobilnya, merasakan udara sejuk menerpanya.
Bentangan sawah kehijauan sejauh mata memandang.
hal yang sulit untuk ditemukan di kota besar.
Seingat nya beras terbaik berasal dari daerah itu.
Kaiv bercerita bahwa ibu dan ayahnya adalah seorang petani, mereka menggarap lahan warisan neneknya, tidak besar, tapi cukup kalau untuk kebutuhan sehari-hari, dan sisanya di jual sedikit.
Ada aliran sungai juga terlihat ketika mereka lewat. Kata Kaiv itu adalah markasnya dulu, berenang di sungai salah satu area paling menyenangkan.
"Kampung halamanmu indah sekali ya," kata Kania tak hentinya kagum.