Download App
91.83% Mr. Bodyguard Don't Love Me (Bhs Indonesia) / Chapter 45: Nafsu Bejat

Chapter 45: Nafsu Bejat

Malam gelap.

Gerbang besar rumah peristirahatan keluarga Karmen yang sudah hampir tidak ditinggali itu terlihat agak ramai, ada dua tiga orang pria berjalan-jalan di depan dengan memegang senjata lengkap, agak jauh di depan rumah besar terlihat juga beberapa orang yang berjaga.

Gale yang berjalan dari bawah jalan mengendap di antara semak mengamati rumah besar di mana keluarga Karmen dulu sering berlibur, rumah peristirahatan di mana Verss berhasil melarikan diri bersama dengan Ella delapan tahun lalu, sinyal terakhir alat pelacak di gelang tangan Verss menunjukkan mereka membawanya ke sana, Gale mengepalkan tangannya, matanya berkilat penuh dengan amarah, ia siap membunuh siapa saja hari ini, siapa saja yang menyakiti Verss.

........................

Di salah satu kamar di lantai dua.

Verss berbaring di atas ranjang merintih kesakitan, sekujur tubuhnya panas, kepalanya berat seakan tubuhnya melayang tanpa batas, pria itu mencekokinya dengan obat dan membuat ia teler, berusaha berpikir jernih tapi ia tidak bisa.

"Ekh" rasanya ingin mengoyak semua pakaiannya karena rasa panas yang terus keluar membuat ia semakin tersiksa, seseorang membuka pintu dan masuk, George yang dengan wajah mesum bergerak ke arah ranjang menaikinya dan berada di atas Verss.

"Hallo anak manis, aduh kau ini manis sekali, lihat wajahmu, aduhh merah semakin manis" tangan besar George memegang dagu Verss dan mengecupnya.

"Ekh j jangan"

Verss mendorongnya tapi ia tidak kuat, rasa panas di tubuhnya semakin menyiksanya, ia terengah berusaha mengumpulkan udara yang semakin sulit untuk dihirupnya, ia harus tetap berpikiran jernih, pria itu menahan dua tangan Versa dan mengecupnya, setiap jengkal tangan Versa,

"Emmh kau wangi sekali, kulitmu halus sekali, ini hebat, kau benar-benar membuatku panas, jangan salahkan aku anak manis" pria itu membuka dasinya dan melemparnya ke atas ranjang di samping kepala Verss. Verss melirik dasi itu, sesuatu yang berkilauan mengenai matanya, dengan sisa tenaganya ia meraih penjepit dasi dengan ukuran cukup besar itu dan mengenggamnya kuat.

George membuka kancing kemejanya satu persatu sambil merunduk mencium bau harum tubuh Verss yang terus berkeringat.

"Tunggu anak manis, aduh baumu harum sekali, coba kita lihat tubuhmu" George mengoyak kemeja putih Verss yang menunjukkan dadanya yang putih bersih, merabanya dengan tangannya yang kasar dan menciumnya.

"Oh halus sekali, kulitmu seperti anak gadis, sangat lembut dan halus" tangannya yang liar menjulur hingga pinggang belakang Verss yang ramping.

"Wow kau benar-benar menggoda, anak manis kau yang menggodaku duluan yah, lihat matamu yang cantik ini, juga bibirmu, ummuahh"

Verss menahan diri, ia harus menunggu kesempatan untuk melepaskan diri, sedangkan tubuhnya lemah hampir tidak ada tenaga, bagaimana ia bisa melepaskan dirinya? tapi bagaimanapun ia tidak bisa membiarkan dirinya terus dilecehkan begitu mudahnya.

"Anak manis biarkan aku melayanimu dengan penuh yah" pria mesum itu membuka kancing celananya, menarik resletingnya dan menurunkan celananya, dengan sangat cepat ia sudah bersiap menurunkan celana boxernya disusul celana dalamnya, saat itu Verss berusaha bangun dengan tenaga yang tersisa dan menghunuskan bagian tajam penjepit dasi ke arah kemaluannya yang menegang karena nafsunya.

"akh!!' dan ia berhasil, darah segar dengan cepat muncrat dan membuat seluruh ranjang menjadi merah dalam waktu singkat. Pria itu marah, ia mengarahkan pukulan ke wajah Verss beberapa kali dan mencekik lehernya.

"Kurang ajar!"

Verss tak bisa melawan lagi, ia pasrah dengan apa yang terjadi setidaknya ia melawan dengan sisa tenaganya, sampai terdengar suara dentuman begitu keras yang menggetarkan lantai.

"Booomm!!"

George membelalakkan matanya, tampak di luar jendela langit menjadi merah dalam sekejab.

"Kebakaran kebakaran!!" teriakan orang-orang di luar.

George meraih celananya dan mengenakannya cepat tak peduli darah membasahi celananya, ia membuka pintu membiarkan dua orang pria yang berjaga di depan pintu masuk.

"Bawa ia ke mobilku!"

Dua pria itu masuk dan mengangkat tubuh lunglai Verss keluar kamar, tapi, tiba di depan pintu.

Bukk!!

Seseorang sudah menghantam George dengan keras hingga ia terjungkal jatuh kembali membentur pintu keras.

"Bukk!!"

Gale tiba tepat waktu, Ia melihat tajam pada dua pria yang memegang Verss dan maju dengan cepat menghantam keduanya.

"Kurang ajar! Lepaskan tangan kotor kalian!"

Verss yang terjatuh di lantai dengan setengah sadar bagai bermimpi melihat wajah Gale di sana, Gale yang begitu kuat menghantam orang-orang itu dengan begitu mudah, ia masih sempat menginjak tubuh George dengan geram melampiaskan amarahnya sebelum Verss kehilangan kesadarannya.

"ekh Gale"

.............................

Api membara hingga tinggi, menari sangat indah dengan warna merah menyala yang membumbung tinggi melambai bersama angin.

Rumah besar dua lantai beserta bungalow di belakang komplek bangunan besar vila peristirahatan keluarga Karmen habis dilahap api. Hampir tidak menyisakan bangunan yang aman dari api.

Edna berteriak sampai terjatuh panik di depan halaman dekat mobilnya meratapi rumah satu-satunya milik keluarga yang habis tak tersisa.

"Tidak!!"

Para bawahannya berusaha menariknya pergi karena api semakin merambat besar, suara sirene terdengar dari kejauhan.

Nguuuiiiingggg!!

Gale memapah tubuh lemah Verss di punggungnya, mata Verss yang setengah sadar melihat rumah lama yang banyak memiliki kenangan itu habis dilahap api.

"Tuan muda, kita pulang yah"

Verss mempererat pegangannya pada Gale, membenamkan kepalanya dalam pundak Gale menangis tersunguk.

"Ems Gale, kita pergi, bawa aku pergi"

Gale menahan napas sejenak, melihat dengan mata yang sudah merah karena terlalu emosi rumah besar milik keluarga Karmen itu tamat riwayatnya, setelah sekian lama berdiri dengan kokoh menyimpan banyak kenangan buruk, juga kenangan indah pada Versa.

Verss melihat rumah itu lama.

Beberapa bayangan ingatan muncul di kepalanya.

"Tuan muda, hati-hati yah"

Pria agak tua yang tersenyum merunduk padanya di dalam mobil, ia Ted Mann yang sejak ia kecil merupakan sekretaris pribadi opanya.

"Tuan muda jangan lari-lari nanti jatuh!"

Juga beberapa wanita sebaya dan muda yang menjaganya saat ia masih kecil, senyum lebar di wajah mereka yang semakin jelas diingatan Versa.

Wajah ramah seorang pria dengan rambut yang sudah memutih yang membelai rambutnya dengan lembut.

"Hehehe anak manis, ayo sini sama opa yah"

Banyak kenangan indah juga di rumah itu, jauh sebelum semua sudut di rumah menjadi neraka baginya, bagaimana ia diseret dari lantai bawah hingga ke atas kamarnya dan mereka menguncinya tanpa memberi ia makan berhari-hari, bagaimana awalnya ia dilarang untuk pergi ke sekolah hingga sama sekali tidak memiliki siapapun untuk bersandar, bagaimana wajah paman dan bibi yang tak lain adalah saudara tiri papanya menunjukkan wajah manis di depan opanya saat beliau ada dan menyiksanya saat opanya tidak di rumah.

Versa menangis, ia tak mampu menahan sakit di dadanya hingga airmata itu mendesak untuk terus keluar.

"Ems huks"

Gale memapah Verss menuju ke jalan kecil di mana ia memarkirkan kendaraannya, jalan di mana mereka akan lalui, dan mungkin, tidak akan kembali lagi.

#########


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C45
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login