"Haha..." tawa Ginnan. Meski wajahnya seperti baru tertimpa hutang jutaan dolar. Sebab situasi parah saat ini kalah dengan seberapa berantakan rupanya di cermin itu. Make-up yang beberapa menit lalu menghiasi wajahnya, kini rusak. Dia seperti orang-orangan yang menyamar jadi setan di rumah-rumah hantu. Astaga... "Dasar licik. Kau memerasku lagi, ya Ren?" tanyanya. "Padahal baru kemarin aku bilang memberimu kesempatan."
Renji tersenyum tipis. Di cermin itu dia benar-benar terlihat sangat tampan. Ginnan bahkan tak bergerak saat bibir itu mendekat. Mengecupnya. Lalu meniti garis air mata yang masih basah disana. Dari sudut bibir naik perlahan ke pelipis. Lalu dari pelipis ke pelupuk matanya sayang...
Hai lovely Reader ( ˘ ³˘)
Jangan lupa dukung novel saya dengan menekan power stone, komen, review, bintang lima, dan collection yah!!
Terima kasih :)
Saya sayang kalian... (⊃。•́‿•̀。)⊃