Download App
33.33% Mimpi di Istana Dingin / Chapter 6: #6 : Calon Permaisuri

Chapter 6: #6 : Calon Permaisuri

Semenjak kejadian itu, Feng Xin mulai menyadari ada yang berubah dari Meng Yue. Tidak, sebenarnya perubahan itu terlalu besar hingga tidak mungkin untuk tidak disadari oleh siapapun.

Setelah kembali dari perburuan musim gugur, Meng Yue segera memerintahkan pelayan membawakannya alat untuk menenun. Setelah itu, nyaris dua puluh empat jam para pelayan dan juga tangan kanan pribadi Feng Xin yang di tempatkan di kediaman Meng Yue hanya melaporkan bahwa Meng Yue selalu menenun di kamarnya. Dan pada akhir bulan, Feng Xin mendapati sejumlah pakaian indah di kediamannya. Tentu saja itu dibuat oleh Meng Yue.

Bukan itu saja, gadis itu juga sering sekali mengirimkannya teh di pagi hari, sup teratai di malam hari, makanan bergizi di siang hari, dan bahkan berbagai lukisan bunga persik buatannya.

"Yang Mulia, Selir Meng mengirimkan syal untuk anda."

Feng Xin menghela napas, tangannya berhenti menulis di atas sebuah dokumen. Seperti biasa, ia akan memerintahkan pelayan itu untuk meletakkan syal tersebut di tumpukkan hadiah Meng Yue lainnya di gudang, tempat yang sama sekali tak pernah ia perhatikan.

"Menurutmu apa yang sedang direncanakan gadis itu, Qingwu?" Tanya Feng Xin pada pengawal setianya.

Bai Qingwu berusaha setengah mati menahan tawanya, yang pada akhirnya hanya bisa ia samarkan menjadi senyum tertahan. Ia berdeham dan dengan tanpa melirik ke arah Feng Xin, ia menjawab dengan nada pasti, "Selir Meng sepertinya sudah jatuh cinta pada anda, Yang Mulia." Jawab Bai Qingwu

Feng Xin tersenyum mengejek, "Wanita seperti dia tidak akan mengerti apapun tentang cinta. Apapun yang dia lakukan pasti hanyalah bagian dari rencananya."

"Yang Mulia ... Seandainya ini adalah rencana Selir Meng, maka dia pasti akan melakukan hal ini sejak awal. Jika ini hanyalah bagian dari rencananya, kenapa baru menunjukkan hal ini mendadak di pertengahan? Bukankah itu hanya akan membuatnya dicurigai oleh anda seperti sekarang?" Sanggah Bai Qingwu

"Itulah yang ingin aku cari tahu, apa tujuan dari perubahan rencana mendadaknya ini."

Bai Qingwu merasa nyaris tak bisa menahan dirinya. Tuannya ini begitu pintar dalam berbagai hal, mulai dari mengurus negara hingga mengatur kemiliteran. Bagaimana mungkin ia bisa sebodoh ini dalam menghadapi wanita? Ada barisan panjang wanita yang menunggu satu sapaannya diluar gerbang istana ini, dan Meng Yue ... Dia bagaimanapun hanyalah gadis biasa, bagaimana mungkin gadis itu bisa menahan pesona dari sang Kaisar yang ketampanannya bisa membuat iri surga itu? Tentu saja tak perlu waktu lama bagi Meng Yue untuk bertekuk lutut di bawah kaki sang Kaisar. Apa yang mengherankan dari hal itu?

Pada akhirnya Bai Qingwu hanya bisa menghela napas kalah, "Yang Mulia ... Selir Meng mengabaikan anda di awal pernikahannya, ia tak pernah sekalipun mencari perhatian anda, karena anda juga tidak pernah mengunjunginya. Lalu setelah tinggal bersama anda selama satu minggu penuh di perburuan itu, tentu saja hati seorang gadis muda seperti Selir Meng mudah meleleh karena anda. Itulah sebabnya Selir Meng sekarang berusaha menarik perhatian anda setiap hari. Bagaimanapun selama beberapa bulan ini, saya sudah mengamati tingkah laku Selir Meng. Tak ada satupun hal yang mencurigakan darinya, dia cuma seorang gadis bangsawan biasa yang hanya mengenal menjahit, melukis, berpuisi dan membuat teh."

Menerima penjelasan itu, Feng Xin tampak berpikir selama beberapa saat. Lalu mendadak saja ia tersenyum puas. "Itu dia Qingwu! Aku tahu kenapa dia mendekatiku!" Katanya optimis.

Bai Qingwu tersenyum, akhirnya Kaisar satu ini sadar juga dari kebodohannya, "Apa anda sudah mengerti apa yang saya katakan?" Tanyanya

"Qingwu, gadis itu ... dia ingin aku terpesona pada kecantikannya. Dia ingin aku bertekuk lutut di kakinya agar aku bisa seperti para Kaisar bodoh yang terperdaya oleh kecantikan seorang wanita." Jawab Feng Xin dengan nada yakin.

Bai Qingwu membuka mulutnya, tapi ia tak tahu harus mengatakan apa, jadi ia menutup mulutnya lagi. Tuannya ini, ia sudah mengenalnya sejak mereka berumur lima belas tahun. Semenjak hari ia melangkah menjadi murid ayahnya, ia sudah tahu bahwa Feng Xin adalah tipe seorang yang ambisius dan dingin, seorang yang tak akan mudah takluk pada hal duniawi. Kesenangan dengan seorang wanita, pasti adalah hal terakhir yang ada di pikirannya. Tapi ia tak pernah menyangka bahwa tingkat kepekaannya bisa separah ini.

"Qingwu, beritahu Istana Dingin aku akan mengunjungi Selir Meng. Gadis itu harus tahu bahwa trik kotornya ini tak akan berguna melawanku." Seru Feng Xin

"Apa yang akan anda lakukan, Yang Mulia?" Tanya Bai Qingwu ragu.

"Aku akan mengatakan padanya, bahwa aku akan mengambil seorang Permaisuri." Jawab Feng Xin dingin

*

Di dalam kediaman besar yang disebut dengan Istana Dingin, Meng Yue sedang sibuk menenun ketika ia mendengar seorang pelayan berkata bahwa Kaisar akan datang ke kediamannya. Meng Yue merasa jantungnya akan berhenti begitu mendengar hal itu. Ia mendadak teringat pada sebuah pepatah yang mengatakan 'Perjalanan seribu mil diawali dengan langkah pertama'. Jadi, mungkinkah ini menjadi pertanda bahwa langkah pertamanya sudah berhasil?

Meng Yue bergegas pergi ke kamar dan meminta pelayan untuk mendandaninya, lalu memakai baju terbaik yang bisa ia kenakan. Hatinya dipenuhi bunga - bunga merekah ketika ia berpikir, jika satu langkah ini berhasil maka bahkan jika ia harus menempuh 999 langkah lagi, ia akan menjalaninya dengan sukarela.

Feng Xin tiba pada pukul tujuh malam, ia mengenakan jubah biru malam dengan sulaman naga emas. Figurnya yang tinggi dan selalu memancarkan kesan dingin yang tak tersentuh oleh siapapun, semakin terlihat misterius dengan pakaian gelap seperti itu. Meng Yue bukanlah seorang penakut, tapi bahkan dengan hati yang berdetak gembira, ia masih saja merasa tunduk dibawah aura penguasa yang dipancarkan Feng Xin.

"Yang Mulia...." Sapa Meng Yue di depan pintu.

Feng Xin berhenti di depan pintu Istana Dingin, ia mengurungkan niatnya masuk ke dalam sana dan memilih berbalik, "Mari bicara di halaman." Kata Feng Xin tanpa meminta persetujuan Meng Yue.

Tentu saja, Meng Yue segera mengekor langkah Feng Xin ke halamannya. Seperti terakhir kali mereka duduk di sini, hari ini pun angin berhembus lembut menguarkan aroma persik ke setiap penjuru halaman.

"Yang Mulia ... Apakah anda keberatan jika saya membuatkan teh untuk anda hari ini?" Tanya Meng Yue

"Tidak"

Meng Yue tersenyum senang, ia menepuk tangannya untuk memberi tanda pada para pelayan di belakangnya, dan semua pelayan itu bergegas menyajikan barang - barang untuk menyeduh teh ke atas meja. Meng Yue dengan ahli meracik bahan - bahan, kemudian menyeduhnya menjadi satu teko teh yang menguarkan aroma enak. Setelah beberapa saat berlalu, ia akhirnya berhasil menyeduh satu teko teh.

"Silahkan Yang Mulia." Meng Yue akhirnya meletakkan satu teko teh di atas meja, lalu menuangkan teh tersebut ke dalam cangkir Feng Xin.

Tanpa ragu, Feng Xin mengulurkan tangannya untuk mengangkat cangkir teh itu lalu meminumnya. Untuk sesaat, Feng Xin tertegun. Teh ini benar - benar berbeda dari teh racikan para koki istana, rasanya lebih pekat dan aroma tehnya benar - benar keluar. Untuk pecinta teh pahit seperti hongcha ini, Feng Xin merasa ini adalah teh terbaik yang pernah diminumnya. Sekarang, ia jadi agak menyesal selalu menolak teh buatan gadis itu setiap kali diantarkan ke kediamannya.

"Sepertinya kau cukup ahli dalam membuat teh." Komentar Feng Xin begitu ia selesai meminum secangkir teh tersebut dalam sekali tegukan.

"Saya banyak belajar di waktu luang saya, Yang Mulia." Jawab Meng Yue senang

Feng Xin sekali lagi menuangkan tehnya ke dalam gelas, kemudian menatap Meng Yue. "Aku datang kemari untuk memerintahkan mu mengatur aula istana besok, kita akan kedatangan tamu dari Kerajaan Xi Liang."

Meng Yue menatap Feng Xin dengan mata melebar, "S.. Saya, Yang Mulia?" Tanyanya tak yakin

"Ya, kau satu - satunya selir ku, jadi tugas seperti ini hanya kau yang berhak mengaturnya."

"Baik Yang Mulia, saya tidak akan mengecewakan anda!" Seru Meng Yue antusias.

Feng Xin tersenyum sinis, ia mengetukkan kukunya di atas meja tampak sangat menikmati kebahagiaan di depannya ini, ia kemudian meletakkan cangkir tehnya dan berkata dengan nada santai, "Yang akan datang nanti adalah Putri dari Kerajaan Xi Liang. Calon permaisuri ku." Kata Feng Xin sambil tersenyum lembut, seakan ia memang sudah menunggu pernikahan ini.

Mendengar itu, seluruh keceriaan tampak luntur dari wajah Meng Yue. Senyum yang tadinya tak pernah hilang dari wajahnya, sekarang tak lagi tersisa jejaknya. Matanya terlihat berkabut oleh kesedihan. Mendadak saja ia terlihat bukan seperti Meng Yue yang biasanya.

"Saya tidak suka jika Yang Mulia mengambil Permaisuri." Kata Meng Yue pelan

"Kau tidak punya hak untuk melarang ku, Selir Meng." Kata Feng Xin sambil menatap tajam gadis itu

Meng Yue menghela napas, "Saya tahu, dan karena itulah rasanya sangat menyebalkan. Saya tidak punya kekuasaan apapun atas anda."

"Kau tidak perlu khawatir, dia tak akan memperlakukanmu dengan buruk ... Malah, mungkin kau tidak akan pernah bertemu dengannya."

Meng Yue menghela napas berat, "Saya tidak mempermasalahkan siapa dia dan apa yang akan dia lakukan pada saya."

"Lalu?"

"Saya mencintai anda, Yang Mulia." Kata Meng Yue dengan tenang, senyumnya sekali lagi terkembang, tapi itu bukanlah senyum cerianya yang biasa. Itu adalah senyum kesedihan. "Karena itulah saya tidak suka anda mengambil wanita lain sebagai istri anda. Siapapun dia, apapun statusnya, bahkan jika anda memberinya status lebih rendah daripada saya sekalipun, saya tetap tidak akan rela. Karena saya mencintai anda, dan saya cemburu jika ada wanita lain yang bisa bersama anda selain saya." Lanjutnya, perlahan air mata menetes di sudut matanya.

Meng Yue segera menghapus air mata itu, dan kemudian tersenyum lagi menatap Feng Xin, "Tapi tentu saja tidak ada yang bisa saya lakukan. Mengambil seorang istri, apalagi seorang Permaisuri, bukanlah keputusan saya. Itu sepenuhnya hak anda. "

Feng Xin menatap Meng Yue dingin, tatapannya tajam dan sangat menusuk, itu persis seperti tatapannya pada malam ia menangkap Meng Yue setelah pelariannya. "Kau hanyalah tawanan yang kuberi belas kasihan hingga bisa menjadi selir ku. Jangan pernah lupakan hal ini, Selir Meng. Kau tidak pantas mengharapkan apapun dariku." Katanya dingin dengan senyum mencemooh.

Meng Yue mengangkat wajahnya kaget, dan untuk sesaat ia tampaknya tak bisa berkata - kata lagi. Kelebatan rasa sakit dan keterkejutan bermain di matanya. Ia kemudian membuka mulutnya untuk berbicara dengan suara gemetar, "Kalau begitu, anda bisa pergi." Kata Meng Yue dingin. Ia segera bangkit dan meninggalkan Feng Xin tanpa berpamitan.

Feng Xin menyenderkan tubuhnya pada kursi dan terus menatap punggung Meng Yue yang semakin menjauh dari tempatnya duduk. Sebenarnya, tangisan Meng Yue membuat hati Feng Xin merasa tidak nyaman. Ia sangat terganggu dengan ekspresi kesedihan gadis itu dan ia sendiri bahkan tidak tahu kenapa. Ia mengucapkan kata kasar tadi hanya agar bisa mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia benar - benar tak perduli pada Meng Yue. Tapi bahkan setelah ia mengucapkan kata kasar itu, hatinya tetap saja merasa tidak nyaman. Entah bagaimana ia merasa, ia membenci tangisan Meng Yue.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C6
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login