Download App
25% Meraih Yang Tak Bisa Diraih / Chapter 2: (Lamaran Kerja) Chapter 2...

Chapter 2: (Lamaran Kerja) Chapter 2...

Pagi itu cerah, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa tengah terburu-buru untuk berlari menuju halte bis yang lumayan cukup jauh dari rumahnya.

"Ketrin, kamu melupakan surat lamaranmu" Seorang pria yang usianya kelihatan lebih muda dari gadis itu.

Dia adalah Zein, pria muda berusia 16 tahun yang tidak lain adalah adik kandung Ketrin, namun mereka hidup hanya berdua selama ini dan Zein terbiasa memanggil kakak perempuannya dengan sebutan namanya langsung.

"Aaah bagaimana aku melupakan itu, cepatlah berlari!!!!!" Hari itu Ketrin akan melamar pekerjaan baru, telah lama ia melakukan pekerjaan paruh waktu untuk biaya sekolah adiknya dan biaya hidup mereka, sekolah Ketrin sendiri gratis karena beasiswa yang ia terima setiap tahunnya sebagai siswi berprestasi di sekolah, dari kelas 7 sampai sekarang telah lulus dari jenjang SMA, Ketrin hanya mengandalkan uang beasiswanya untuk sekolah.

Orang tua Ketrin dan Zein meninggal tepat saat hari kelulusan Ketrin dari kelas 6 tingkat junior, dia terus menjadi gadis menyendiri dan di jauhi orang, semua itu karena sifatnya yang berubah.

Kecelakaan nahas menimpa bis yang di tumpangi oleh ibu dan ayah Ketrin, dan kemudian mengakibatkan mereka meninggal dunia.

Ketrin terus berjuang demi bisa terus hidup bersama adiknya yang saat itu masih sangat kecil, mereka sempat akan di masukkan ke dalam panti asuhan oleh beberapa saudaranya yang tidak menganggap mereka ada.

Namun Ketrin terus meyakinkan pihak Komisi Anak setempat agar bisa memberikan tanggung jawab soal Zein padanya dan membiarkan Ketrin bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhannya.

Karena kecerdasannya, maka pihak Komisi Anak awalnya hanya memberikan uji coba pada Ketrin, namun seperti sebuah keajaiban, Ketrin dengan mudah mendapatkan pekerjaan paruh waktu yang bisa sesuai dengan jam sekolahnya dan juga bisa tetap mengurus adiknya.

Pihak Komisi Anak akhirnya membiarkan mereka hidup berdua dengan terus memantau perkembangan adik dan kakak itu, yang bersikeras untuk hidup berdua di rumah peninggalan orang tua mereka.

"Jangan biasakan sifat cerobohmu itu, aku mulai bosan dengan semua itu" Zein sambil marah pada Ketrin, menyerahkan map yang berisi surat lamaran.

"Baiklah, sekarang kamu pulang dan bereskan sarapanmu, aku akan cepat pulang sore nanti, jadi pastikan kamu telah ada di rumah sebelum aku datang". Ketrin kemudian melanjutkan larinya menuju halte.

Siang telah tiba dan Ketrin sedang menunggu giliran untuk interview.

Sebuah Hotel besar yang sedang membuka lowongan untuk bagian Room Service dan Office Girl.

"Ketrin Devin" Suara lantang dari bagian HRD memanggil nama Ketrin dan tanpa basa basi lagi ketrin langsung berdiri dan berjalan menuju ruang interview, gilirannya telah tiba.

"Ketrin Devin, 18 Tahun, seorang Kakak perempuan dari adik laki-laki bernama zein yang berusia 16 Tahun, kalian hanya hidup berdua dan kamu menjadi tulang punggung dari keluarga kecilmu itu, Apa benar itu isi resume mu?????" Seorang pria tua mengenakan stelan jas rapih dan memakai kacamata, membaca isi resume tentang Ketrin dengan nada yang sedikit merendahkan.

"Betul pak, di formulir lamaran saya di minta untuk memberikan sedikit ulasan tentang latar belakang saya, dan itu adalah penjelasan tentang seperti apa latar belakang keluarga saya" Ketrin menjawab dengan tetap penuh rasa percaya diri, karena dirinya merasa bahwa semua kisah itu adalah nyata, tentang dirinya yang tidak mungkin bisa dia tutup-tutupi.

"Nilaimu sangat baik sekali selama sekolah, kenapa kamu tidak mengikuti beasiswa untuk melanjutkan sekolahmu ke jenjang Universitas, setelah melihat semua nilaimu dan resume tentang pendidikanmu saya pikir kamu pasti bisa mendapatkan beasiswa di universitas ternama di negara ini, kenapa akhirnya kamu memutuskan untuk bekerja saja?".

Pria berkaca mata itu masih belum puas dengan pertanyaannya yang sedari tadi terus bermunculan di kepalanya.

"Saya bukan hanya seorang gadis yang memiliki potensi untuk memperoleh beasiswa di universitas terkenal, tapi juga seorang kepala keluarga, saya bukan hanya memiliki hak dalam kehidupan ini, tapi juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap kehidupan adik saya.

"Saya bisa kapan saja masuk ke Universitas, yang saya tahu, untuk masuk ke dunia perkuliahan seseorang tidak di batasi oleh usia, sedangkan adik saya, dia berada di usia yang harus bersekolah saat ini.

"Tingkat yang sedang ia duduki saat ini membatasi usia untuk bisa berada di sana, dan itu artinya saya harus mundur agar dia bisa maju, setelah itu kita berjalan beriringan".

Kembali Ketrin membuat dirinya terlihat sangat yakin dengan jawabannya, dia seperti sudah tahu apa yang akan di tanyakan oleh para staff yang sedang mewawancarainya.

Semua para staff HRD yang mewawancarai Ketrin saling berbisik, Ketrin hanya bisa diam, menunggu apa jawaban yang akan ia terima dari lamarannya.

"Baiklah, pekan depan kamu bisa bekerja sebagai Staff Room Service" Ketrin langsung bangun dari kursinya dan membungkuk 45° tanda terimakasihnya kepada para staff yang mewawancarainya hari itu.

"Kamu sangat pintar berbicara, tapi ingat, dalam pekerjaanmu nanti, kamu tidak di perlukan untuk berbicara banyak, bicara hanya jika visitor di hotel ini bertanya sesuatu padamu" Seorang wanita yang sudah terlihat matang berbicara saat Ketrin akan meninggalkan ruangan interview.

"Terimakasih, saya berjanji akan bekerja dengan giat dan tidak akan mengecewakan kepercayaan kalian semua".


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login