Download App
4.5% Menantu Pungut / Chapter 22: Bab 22 Orang Kaya Yang Menyamar?

Chapter 22: Bab 22 Orang Kaya Yang Menyamar?

"Hentikan omong kosong itu, Lily! Apakah kamu hanya ingin berdebat dan tak ingin berangkat ke kantor?" ketus Nenek Jiang pada sosok perempuan cantik yang tak lain adalah cucunya sendiri.

Jiang Lily kembali pucat dan juga sangat takut. Ia merasa telah mengatakan sesuatu yang salah dan membuat neneknya kembali murka. Perempuan itu tak ingin kembali menyulut api amarah dari seseorang yang sangat menyayangi dirinya.

Tak ingin terjebak dalam kecanggungan di antara mereka, Jiang Lily memutuskan untuk langsung masuk ke dalam mobil. Melanjutkan perdebatan itu hanya akan membuat bencana di antara mereka.

"Aku berangkat sekarang, Nek," pamit Jiang Lily dengan wajah muram. Ia langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi depan sebelah kemudi.

"Berhati-hatilah, Aaron! Kuharap kalian bisa bekerjasama dengan baik," ujar Nenek Jiang pada seorang pria tampan yang sudah banyak membantunya.

"Baiklah, Nek. Kami berangkat sekarang." Aaron Liu bergegas masuk ke dalam mobil lalu berangkat menuju ke perusahaan milik Keluarga Jiang.

Sepanjang perjalanan, Jiang Lily hanya terdiam dengan wajah tak terlalu senang. Sudah sangat jelas jika perempuan itu sebenarnya tak mau berada di dalam mobil yang sama dengan Aaron Liu.

Sayangnya, Jiang Lily tak memiliki pilihan. Ia harus mengikuti segala ucapan dari seorang wanita tua yang tak lain adalah neneknya sendiri. Tak mungkin jika perempuan itu akan nekat untuk melawan Nenek Jiang.

Perempuan itu harus patuh atas perintah neneknya atau hubungan mereka bisa menjadi hancur berantakan. Terlebih, tak terlalu memalukan jika Jiang Lily berada satu mobil dengan Aaron Liu. Bahkan mereka berdua tampak begitu serasi dan sangat cocok satu sama lain.

"Bagaimana kamu bisa membuat nenek begitu mempercayaimu?" Sebuah pertanyaan terlontar dengan nada ketus dan sama sekali tak ramah. Jiang Lily merasa tak rela jika harus menghabiskan lebih banyak waktu bersama pria tampan di sebelahnya.

"Tidak ada, Nona. Kebetulan sekali saya bertemu dengan Nenek Jiang di pinggir jalan. Saat itu beliau yang menolong saya setelah ada perampok yang mengambil semua barang-barang bawaan saya," jelas Aaron Liu tanpa menjelaskan sebuah perampokan yang dialami oleh Nenek Jiang.

Bukan tanpa alasan Aaron Liu tak mengatakan semuanya. Ia sangat khawatir jika Jiang Lily justru akan berpikir kalau dirinyalah yang sengaja merencanakan segalanya.

Jawaban itu sudah cukup menjelaskan darimana mereka bertemu untuk pertama kali. Aaron Liu berharap jika Jiang Lily akan percaya dengan penjelasannya kali ini.

"Oh .... Jadi kamu sengaja dipungut nenek dari jalanan," sindir Jiang Lily dengan nada sinis. Perempuan itu merasa sangat senang mengetahui status Aaron Liu yang jauh di bawahnya. "Apakah kamu tak memiliki rumah? Mengapa menumpang di rumahku?" tanyanya dengan nada meledek.

"Saya di sini tak memiliki rumah, Nona. Kedua orang tua saya hanya seorang petani di pulau kecil. Hal itu juga yang membuat saya harus bekerja keras selama tinggal di sini," jelas Aaron Liu atas kondisi dirinya yang memang cukup menyedihkan.

Tak ada satu hal pun yang bisa dibanggakan oleh Aaron Liu. Setelah keluarganya bangkrut, ia harus kehilangan tunangan dan juga sahabatnya sekaligus. Mereka semua sama sekali tak mau berhubungan dengannya karena miskin.

Hal itu menjadi pukulan terbesar bagi Aaron Liu. Jika ia tak bertemu Nenek Jiang kala itu, pria itu pasti sudah tinggal di jalanan. Tak ada tempat manapun yang bisa disinggahi.

"Jika kamu memang membutuhkan pekerjaan, bekerjalah dengan baik. Jangan mencari masalah denganku!" peringat Jiang Lily pada seorang pria yang terlihat begitu tenang namun menyimpan dendam yang sangat besar.

"Mana saya berani, Nona. Saya akan berusaha untuk menjadi seorang asisten yang baik untuk Anda." Aaron Liu mengatakan hal itu dengan sangat sopan dan juga berhati-hati. Ia tak ingin membuat perempuan itu menjadi kesal dan juga uring-uringan dengannya.

Tiba-tiba saja, Jiang Lily memperhatikan pria di sebelahnya itu. Ia merasa ada sesuatu yang terasa janggal pada Aaron Liu. Ada sesuatu yang membuatnya harus berpikir keras mengenai sosok pria tampan yang menjadi asistennya itu.

Ada sebuah keyakinan di dalam hatinya, jika Aaron Liu bukanlah pria miskin seperti bayangan sebelumnya. Dari jari-jarinya yang cukup terawat, Jiang Lily meyakini jika pria itu tak pernah melakukan pekerjaan kasar. Lantas, mengapa ia sampai tak memiliki rumah? Pertanyaan itu terus mengusik hatinya hingga ke relung.

"Apa kamu adalah seorang pria kaya yang sedang menyamar menjadi orang miskin?" Sebenarnya itu bukanlah pertanyaan, melainkan sebuah tuduhan yang dilayangkan oleh Jiang Lily pada asisten barunya.

"Anda berlebihan, Nona. Jika saya orang kaya, mana mungkin tak punya tempat tinggal dan hanya menumpang di rumah Anda." Aaron Liu memberikan jawaban dengan nada formal. Ia tak mau membuat perempuan itu berpikir jika dirinya tak memiliki rasa hormat.

"Rasanya aku sangat curiga denganmu, Aaron!" balas Jiang Lily sembari melemparkan tatapan tajam yang sulit diartikan.

Perempuan itu semakin yakin jika Aaron Liu bukanlah pria miskin biasa. Ada rasa penasaran yang semakin menyesakkan dan semakin mengusik hati.

Sedangkan Aaron Liu tetap berusaha untuk bersikap tak berlebihan. Ia sangat sadar posisinya saat itu. Bagaimanapun juga, Jiang Lily adalah atasan dan juga cucu dari seorang wanita yang telah menolongnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C22
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login