Mata Jeanna terasa berat ketika ia bangun dari tidurnya. Jeanna bisa merasakan matanya bengkak karena terlalu banyak menangis. Pipinya terasa sakit, begitu pun tenggorokannya.
"Kau sudah bangun?" Suara dingin Rain itu membuat Jeanna beranjak duduk dan menoleh pada pria itu.
Jeanna mengernyit melihat Rain duduk di kursi di samping tempat tidur, dengan kaki bersilang santai dan satu tangan memegang cangkir. Pria itu dengan santai menyeruput minuman di cangkirnya itu.
"Sekarang, kau sudah percaya, kan?" sebut pria itu.
"Saya tak ingin membicarakan itu sekarang, Pak. Tolong biarkan saya sendiri …"
"Apa kau tahu, kapan aku mendapat informasi tentang adikmu itu?" sela Rain.
Jeanna menatap Rain, dalam hati memohon agar pria itu tak lagi menghancurkan hati Jeanna.