Download App
25% Marry a Manipulative Man / Chapter 1: Kehidupan Baru
Marry a Manipulative Man Marry a Manipulative Man original

Marry a Manipulative Man

Author: Liliumzeas_25

© WebNovel

Chapter 1: Kehidupan Baru

"Dasar menyusahkan! Sudah berapa banyak uang yang kuhabiskan hanya untuk menyembuhkanmu!!" sentak seorang pria dengan wajah memerah.

"Aku tak pernah memintamu untuk mengeluarkan sepeser pun untuk kesembuhanku," ketus wanita dengan syal merah di lehernya.

Wajahnya pucat, sudah dua tahun lamanya ia mengidap penyakit gagal ginjal. Namun, selama itu pula tak ada titik terang untuknya.

"Berani kau menjawab ucapanku! Dasar wanita tak tahu malu!!" geram Sam seraya mendaratkan tamparan keras ke pipi Alice.

Alice terhuyung, bibir dan hidungnya mengeluarkan cairan berwarna merah. Dia menangis dengan menatap sendu ke arah pria yang sudah tiga tahun ini bersamanya. Pria yang selalu di percayanya, bahkan Alice sendiri rela melakukan apapun untuk Sam.

"Apakah kau juga memiliki malu Sam? Kau bahkan tidur bersama wanita kotor sepertinya! Kalian berdua tak ada bedanya, bahkan lebih memalukan dari aku!!" pekik Alice dengan sisa tenaga yang dimilikinya.

Alice merasakan kekecewaan yang sangat dalam, ketika tanpa sengaja mendapati suaminya sedang bersenang-senang dengan wanita lain diranjangnya.

"Sayang, aku takut dengan wanita ini," keluh Kylie pada Sam. Dia memegang lengan dan berlindung di balik tubuh tegap pria itu.

"Ha...ha...ha... wanita tak tahu malu. Bisa-bisanya kau mengadu pada suami orang." Alice berdecak kesal, melihat tingkah Kylie yang kian menjijikan.

Mendengar lontaran kalimat yang di ucapkan Alice, membuatnya semakin marah, dia menatap tajam ke arah Alice. Tangannya terkepal, dan dalam hitungan detik Sam berhasil menghantamkan kepalan tangannya ke wajah Alice, hingga bibir dan hidungnya mengeluarkan banyak cairan berwarna merah.

"K-kau kejam Sam, kau akan mendapatkan balasan dari ini semua! Aku berjanji!" hardik Alice menahan sakit yang mendera disekujur tubuhnya.

"Banyak omong kau!!!" teriak Sam membenturkan kepala Alice ke sudut meja. Seketika pandangan Alice menggelap, dia menatap samar wajah Sam yang terlihat sedikit menyunggingkan senyum, begitu pula dengan Killie yang ikut puas dengan tindakan yang dilakukan Sam.

Kepala Alice mulai memanas, dia merasa sekujur tubuhnya lemas tak berdaya. Hingga, sulit sekali baginya untuk bergerak. Alice menatap nanar pria yang sudah lama menghabiskan waktu bersamanya.

Mimpi-mimpi yang dulu terencana kini hanyalah sebuah angan kosong yang tak memiliki arti apapun. Alice merasa kasihan pada dirinya sendiri, jika Alice bisa memilih dia tak ingin hidup dengan pria kejam seperti Sam.

"Jika aku ditakdirkan hanya untuk mendapat penghianatan seperti ini, untuk apa aku hidup?" batin Alice menahan perih di tubuhnya.

"Aku tak masalah bila harus mati secepat ini, tapi aku juga tak ingin mati dalam keadaan dipermalukan. Pria yang ku percaya tega membunuhku, istrinya sendiri. Begitu banyak orang di dunia ini, tapi kenapa hanya aku yang paling menyedihkan? Aku ingin hidup kembali, untuk membalaskan dendamku pada dua manusia itu. Tuhan… aku mohon, aku hanya ingin hidup bahagia bersama orang-orang yang menyayangiku." batin Alice sebelum matanya tertutup rapat.

***

"AAKHHH."

"Syukurlah Nak, kau sudah sadar," ucap seorang pria paruh baya yang menatapnya cemas.

Gadis itu mulai mengerjapkan matanya, dan menatap tempat yang beberapa tahun lalu sempat dihuninya.

"A-ayah?" ucap Alice ketika mendapati seorang pria paruh baya yang duduk disebelah ranjangnya.

"Tenang Alice, aku Wilson ayahmu," jelas pria itu khawatir.

"A...apa aku sudah mati?" tanya Alice.

"Ha...ha...ha, kau sangat lucu Alice. Apakah kau tidak melihat Ayahmu ini berada dihadapanmu. Tentu saja kau belum mati," balas Wilson terkikih.

Alice terdiam, dia menatap pria itu dengan perasaan was-was. Alice menyadari bahwa Wilson sudah tiada beberapa tahun lalu.

"Minumlah Alice," kata Wilson itu lembut. Alice mengangguk dan meneguk air yang diberikan oleh Wilson. Alice masih tak percaya dengan pria yang kini dihadapannya. Pria yang meninggalkannya lima tahun lalu, kini kembali dalam keadaan yang segar bugar.

"M...maaf Ayah, apa sebelumnya aku melakukan kesalahan?" tanya Alice hati-hati.

"Kau tergelincir, saat ingin mencari bunga ini," kata pria itu seraya mengambil bunga yang terletak di sebelah ranjang Alice.

"Bunga edelweiss?" tanya Alice. Dia mengambil bunga yang berada di genggaman Wilson. Alice menatap bunga itu, dia tahu makna yang terkandung dalam bunga tersebut. Bunga edelweiss melambangkan cinta abadi. Namun, makna bunga itu berbeda jauh dengan kisah cinta Alice dikehidupan sebelumnya, sangat menyedihkan.

"Kau sangat menyukainya, Alice. Hingga, kau pun rela jika harus terluka hanya demi mendapatkan bunga ini." kata Wilson mengingatkan.

Alice mengernyitkan dahinya, dia teringat akan kenangannya bersama Sam, dimana saat itu Alice rela melakukan apapun yang di perintahkan oleh Sam, "Rasa suka terhadap sesuatu yang berlebihan, terkadang memang menyakiti kita, Ayah."

"Kau benar, Alice. Sukailah sesuatu sewajarnya tanpa harus berlebihan."

Alice mengangguk, dia pun bertekad agar di kehidupannya yang baru ini. Dia tidak ingin terpedaya dengan rayuan-rayuan yang akan membinasakan dirinya sendiri.

"Jika aku hidup kembali pada lima tahun lalu, maka aku harus hati-hati dengan kemungkinan buruk yang akan terjadi," lirih Alice menatap bunga edelweiss itu.

"Ada apa Alice?" tanya Wilson khawatir.

"Em... maaf Ayah aku melupakanmu."

"Aku rasa, aku kehilangan sedikit ingatanku Ayah, jadi aku ingin Ayah membantuku untuk mengingat semuanya," pinta Alice menggenggam tangan pria itu.

Wilson mengangguk, "Besok Ayah akan membawamu berkeliling desa ini Alice, Ayah akan berusaha untuk membuatmu ingat semuanya," jelas Wilson mengelus puncak kepala Alice.

***

Ketika Wilson sedang berada di ladang gandum, Alice melirik sebuah kalender yang bertengger di dinding kayu rumahnya. Disana tertera deretan angka tahun 2016, itu artinya Alice kembali ke kehidupannya lima tahun lalu, dan Alice memiliki kesempatan untuk merubah takdir yang sebelumnya tak berpihak padanya.

"Lihatlah, Sam. Aku akan mengubah setiap kejadian yang tak akan pernah kau bayangkan sebelumnya," batin Alice tersenyum puas.

Liburan semester yang Alice jalani, di manfaatkannya untuk mempelajari hal-hal baru. Dia memanfaatkan koneksi di desanya. Dengan berkebun dan membantu Wilson dalam mengelola ladang gandum. Di desa juga sudah tersedia layanan internet. Sehingga, akan lebih mudah baginya untuk mencari beberapa sumber untuk membuat tanaman gandum Wilson menjadi subur dan berlimpah ruah.

Kemudian, Alice berjalan-jalan berkeliling rumah yang sudah lima tahun dia tinggalkan. Dia mengunjungi kebun yang saat itu ditumbuhi oleh berbagai macam bunga berwarna-warni.

Alice melirik tanaman yang tumbuh subur. Bahkan, seekor kupu-kupu pun tak akan pernah menyesal untuk bertahan di taman itu. Bunga-bunga disana juga memberikan aroma khas yang sangat memanjakan indera penciuman. Seperti yang pernah dikatakan oleh orang kebanyakan bahwa, kita hanya perlu merawat taman itu lebih indah. Dengan begitu kupu-kupu akan datang dengan sendirinya, meskipun tak ada paksaan sama sekali.

"Sepertinya aku harus memetik beberapa bunga untuk ku letakkan di kamar," ujar Alice memilih beberapa bunga yang cocok untuk di pajang. Di desa Alice juga dikenal sebagai wanita yang sangat menyukai berbagai macam bunga. Hingga, tak heran jika di rumahnya sendiri terdapat taman kecil yang berisi bunga-bunga indah yang Alice rawat.


CREATORS' THOUGHTS
Liliumzeas_25 Liliumzeas_25

"Cinta sesungguhnya, tidak akan membuatmu kembali berpikir bahwa kamu tidak diinginkan."

Happy Reading!! Tinggalkan pesan dan kesanmu saat membaca novel ini ya...

next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login