Pertemuan.
"Tu..tuan Ma..malaikat maut..??" Kata Ardina kemudian terdiam. Gagu. Gak tau harus ngomong apa lagi. Antara takut, takjub dan..
Mmh.. entahlah, ada sesuatu yang berbeda dengan malaikat maut dihadapannya. Wajahnya bukan seperti malaikat maut yang digambarkan oleh banyak manusia.
Lagi asik-asiknya dia terpesona, tiba-tiba saja malaikat maut menarik tangannya dengan paksa. Mau gak mau, suka gak suka, Ardina pun ikut berdiri.
"Berdiri, ikut saya cepat..!!" Suara tegas ikut menakutinya.
"Au.. sakit, bisa gak sih, lembut sedikit sama perempuan?" Pekik Ardina, ia merasa sakit oleh cengkraman tangan malaikat itu. Dan Malaikat maut itu tidak peduli seperti apa sakitnya cengkeraman tangannya di pergelangan tangan Ardina.
Sayangnya, malaikat maut itu bener-bener gak ada rasa kasihan. Semua roh di mata dia adalah sama, hanya sekedar roh yang harus segera menghadap sang penguasa.
****