Chapter 56: 56. Dalang Dari Semua

"Apa ini benar darah? Kenapa seperti ini?" tanya Zoa yang kebingungan karena darah yang ada di kapas kini berubah warna menjadi agak keunguan. Ia terus memperhatikan kapas di tangannya tanpa ia sadari David yang menahan tawa melihat tingkahnya dan Lucas yang sempat melirik sebentar.

"Hei ... kalian membohongi semua orang. Ini bukan darah sungguhan," ujarnya seraya memperlihatkan kapas pada kedua pria di depannya.

Lucas mengedikkan bahu tak acuh sebelum kembali fokus dengan berkasnya. Sementara David lagi-lagi bingung harus menjawab apa karena nona-nya kini menatap penuh ke arahnya. Seolah meminta jawaban dengan kebohongan yang mereka lakukan tetapi David juga tidak tahu harus menjawab apa saat tuannya bahkan hanya diam dan fokus dengan berkas ditangan. Argh … tuan!

"Bukan maksudku berbohong, Nona. Kami memang tadi dalam keadaan bahaya hingga harus merias wajah seperti ini," ungkapnya dengan tangan yang menggaruk pelan tengkuknya yang tak gatal.

"Tuan."

Mereka bertiga menoleh kepada Harry yang baru datang dengan napas terengah-engah. Ia menatap tuannya dan David yang hanya melirik ke arahnya tak acuh lalu mengalihkan pandangannya pada Zoa yang menatap aneh padanya. Ada apa dengan nona-nya? Ia terlihat agak kecewa atau memang wajahnya seperti itu? Baiklah, biarkan saja.

"Tuan aku ada sesuatu yang penting," ucap harry mengingat tujuannya hingga lari-lari seperti orang gila. Bagaimana tidak? Ini menyangkut masalah saat di morristown dan siapa dalang dari semua kejadian yang mereka alami di sana.

"Katakan," sahut Lucas tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas dan tangannya yang sibuk menulis sesuatu di atas kertas itu.

Harry sedikit ragu karena harus memberitahukan hal penting ini di depan Zoa yang tak mengerti apapun tentang dunia mereka, tapi tuannya sudah memerintahkan seperti itu. Bagaimana mau menolak?

"Aku menemukan dalangnya," lapornya kemudian. Ia memang sengaja mengatakan hal yang tak begitu memahamkan di depan mereka. Kau tau sendiri di sana ada siapa saja bukan? Jadi tak mungkin Harry mengatakan semuanya.

Lucas langsung berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan mereka, juga Harry yang langsung mengikuti di belakangnya. Itu artinya ada hal penting yang harus dibahas. Hanya tinggal David dan Zoa yang masih duduk santai di sofa dengan tatapan maklum melihat kedua pria penting itu pergi dengan segera.

"Nona kau tak mau membersihkan luka buatanku?" tanya David mencoba mengalihkan pandangan Zoa dari mereka.

"Tidak."

David hampir saja melotot tak percaya dengan jawaban jelas dari nona-nya. Ah … nona cantiknya baru saja menolaknya? Yang benar saja. Padahal baru beberapa menit yang lalu ia menawarkan diri untuk membersihkan lukanya dengan luka tuannya. Tapi setelah ia tahu itu bukan darah sungguhan ia sudah tak mau lagi. Tapi itu juga bukan salahnya jika sudah tak mau, ia mungkin merasa dibohongi. Aha … maaf kan kebohongan tak sengaja ini, Nona.

Sementara di ruangan lain, Lucas tengah sibuk memperhatikan sebuah rekaman cctv yang di perlihatkan Harry. Ia tersenyum simpul melihat orang di dalam rekaman yang sedang menopang dagu santai dengan beberapa orang yang menjaga di sekitarnya. Ya ... bagaimana tidak tersenyum melihat mangsa sudah di depan mata. Bahkan jika burung elang melihat mangsanya dengan jarak jauh ia bisa langsung mempercepat kecepatan terbangnya agar segera menangkap mangsa empuknya itu. Lalu bagaimana jika itu Lucas?

"Kita ke markas sekarang. Aku harus membersihkan kandangku dari kotoran," desis Lucas dingin lalu segera bangkit dari duduknya diikuti Harry di belakangnya.