"Alamat?" gumam Caroline dengan alis terangkat sebelah.
Caroline mengambil ponsel Zoa dan mengecek sebentar di sana. Tak ada apapun yang berkaitan dengan alamat ini, ponselnya masih utuh tanpa ada sesuatu yang membuatnya curiga. Caroline mengernyitkan keningnya, satu-satunya jalan ia bisa bertemu dengan anaknya adalah alamat ini. Tapi.. jika ini bukan alamat rumah pria berjas itu ia hanya bisa menghela napas dan pasrah menunggu sampai waktu mempertemukannya lagi dengan keluarga kecilnya.
Caroline menggenggam alamat dikertas itu dan mengembalikan ponsel Zoa kembali ke dalam laci, ya.. ia akan menelusuri dimana letak alamat ini besok. Tak mungkin kan jika ia melakukan pencarian di tengah malah seperti ini? lebih tidak memungkinkan lagi karena ia belum pernah menyusuri seberapa luasnya kota di negrinya. Ah.. ia menyesali kebodohannya karena tidak berpengalaman dalam urusan jalanan karena jika ia keluar hanya akan ke supermarket atau rumah temannya.